Cara untuk Tidak Memedulikan Pikiran Orang Lain

Unduh PDFUnduh PDF

Terkadang kita sulit untuk tidak memedulikan apa yang orang lain pikirkan. Akan tetapi, ada banyak langkah yang bisa diambil untuk meningkatkan kepercayaan diri, mengembangkan gaya, dan membentuk pendapat sendiri. Cobalah untuk tidak terlalu berfokus pada apa yang orang lain pikirkan tentang Anda atau terlalu terpaku pada pendapat mereka. Ingatlah bahwa selera bersifat subjektif, dan tidak ada seorang pun yang memiliki pendapat mutlak mengenai gaya. Bentuklah pendapatmu dengan melihat beberapa sudut pandang yang berbeda, dan bukan menerima dan menyesuaikan prinsip atau pola pikir Anda berdasarkan pendapat atau pikiran orang lain.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Menjadi Lebih Percaya Diri

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Berhenti berpikir secara berlebihan.
    Cobalah untuk tidak beranggapan bahwa setiap orang menilai setiap hal kecil yang Anda lakukan. Sebelum terperangkap dalam keraguan diri, ingatkan diri Anda bahwa siapa pun yang layak Anda pedulikan memiliki hal lain yang lebih penting untuk dikhawatirkan daripada sekadar mengkritik Anda.[1]
    • Lakukan yang terbaik untuk memperhatikan kapan Anda mulai berpikir secara berlebihan atau meragukan diri sendiri. Katakan pada diri sendiri, “Berhenti menganalisis secara berlebihan. Tenanglah dan jangan khawatir.”
    • Berpikir dan refleksi diri merupakan hal atau kegiatan yang baik, selama Anda berfokus pada perkembangan positif daripada memikirkan setiap langkah yang Anda ambil secara berlebihan. Jangan terobsesi dengan setiap tindakan yang Anda lakukan, tetapi cobalah tanyakan pada diri sendiri, “Bagaimana langkah terbaik agar aku bisa maju?”
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Jangan membesar-besarkan sesuatu.
    Cobalah lihat segala sesuatu dari sudut pandang yang tepat dan sadarilah bahwa hanya karena Anda dinilai secara negatif atau dikritik, tidak berarti bahwa dunia akan berakhir. Pikirkan skenario atau situasi yang paling buruk, dan bersikaplah secara realistis mengenai situasi seperti itu. Apa hal terburuk yang bisa terjadi jika seseorang memandang Anda rendah? [2]
    • Ingatlah bahwa pendapat seseorang tentang Anda justru menggambarkan banyak hal tentang orang tersebut. Tanyakan pada diri sendiri, “Apakah pendapat orang ini berharga? Apakah apa yang ia katakan adalah sesuatu yang harus aku usahakan agar aku menjadi sosok yang lebih baik, atau itu hanyalah penilaian remeh yang sengaja ditujukan sebagai hinaan untukku?”
    • Cobalah untuk tidak menanggapi sesuatu secara berlebihan. Ingatlah bahwa apa yang orang lain pikirkan atau katakan hanyalah pendapat, bukan kebenaran mutlak.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Terimalah diri sendiri apa adanya.
    Jadilah diri sendiri, kembangkan aspek-aspek diri yang bsia dikembangkan, dan terimalah hal-hal pada diri Anda yang memang tidak bisa diubah. Jangan mencoba untuk mengubah diri Anda hanya untuk memuaskan atau membuat orang lain bahagia. Ingatkan diri Anda bahwa setiap orang memiliki keraguan, bakat, dan hal-hal yang bisa dikembangkan.[3]
    • Pikirkan hal-hal yang Anda sukai dari diri sendiri dan tuliskan hal-hal tersebut. Buatlah daftar lain yang mencakup hal-hal yang ingin Anda kembangkan. Pikirkan pula langkah-langkah spesifik yang bisa diambil untuk mengembangkan diri, misalnya, “Terkadang aku menanggapi sesuatu secara berlebihan dan membentak orang lain. Setiap kali seseorang membuat pernyataan, aku harus menahan diri sebelum menanggapinya dan memikirkan ucapanku sebelum mengatakannya.”
    • Pikirkan hal-hal pada diri yang tidak bisa diubah. Sebagai contoh, Anda mungkin menginginkan tubuh yang lebih tinggi, tetapi hal tersebut sebenarnya tidak bisa Anda ubah. Daripada terpaku untuk mengetahui mengapa Anda tidak bisa tumbuh lebih tinggi, pikirkan hal-hal kecil atau “keuntungan” memiliki postur tubuh yang pendek (mis. kepala Anda tidak akan sering terantuk kerangka pintu atau langit-langit).
  4. 4
    Bersikaplah secara pragmatis untuk mengubah pencarian pengakuan oleh orang lain menjadi penerimaan diri sendiri. Kebanyakan dari kita ingin sekali diterima oleh orang lain karena pengondisian mental sebelumnya yang mengatur perilaku kita secara besar-besaran. Sebagai contoh, seseorang yang tidak mendapatkan banyak cinta dan perhatian dari orang tuanya mungkin mencoba sebisa mungkin untuk diterima oleh orang lain. Idealnya, kita tidak ingin melakukan hal tersebut, tetapi sudah menjadi naluri manusia untuk memenuhi kebutuhan sosial seperti itu.
    • Pikiran manusia memiliki pembawaan yang selalu membutuhkan hal-hal lain. Anda mungkin menyadari pada akhirnya bahwa tidak ada faktor-faktor eksternal lain yang bisa memuaskan Anda, kecuali untuk sesaat saja. Meskipun Anda mendapatkan tanggapan yang diinginkan dari orang lain, kepuasan yang ada biasanya tidak akan bertahan selamanya.
    • Menerima diri sendiri merupakan hal yang baik, tetapi penting bagi Anda untuk tetap menjadi sosok yang praktis. Anda tidak bisa begitu saja mengubah pikiran untuk menerima diri sendiri dalam satu malam. Oleh karena itu, keseimbangan pragmatis berperan penting dalam hal ini.
    • Daripada melawan munculnya pola pikir yang mendorong Anda untuk mendapatkan validasi atau pengakuan dari orang lain, biarkan pola pikir tersebut muncul. Biarkan keinginan untuk mendapatkan pengakuan tetap ada, tetapi pastikan Anda memenuhinya dengan cara yang praktis dan kreatif. Sebagai contoh, tetaplah bersama orang-orang yang menerima Anda apa adanya. Ini artinya, berusahalah untuk menjalin persahabatan atau hubungan yang sejati. Adanya dukungan seperti ini dalam hidup merupakan cara praktis agar Anda merasa tidak terlalu membutuhkan atau tidak memedulikan pendapat-pendapat orang-orang yang berada di luar lingkaran sosial. Keinginan Anda sudah terpenuhi oleh dukungan orang-orang terdekat, dan Anda tidak perlu banyak memedulikan apa yang orang lain pikirkan. Di waktu yang bersamaan, sadarilah bahwa motivasi untuk tidak bergantung pada pikiran orang lain datang dari faktor eksternal (teman-teman). Ini artinya, jika Anda menghilangkan faktor tersebut, Anda akan kembali bergantung pada pendapat orang-orang asing. Kesadaran seperti ini membantu Anda secara bertahap berhenti mencari penerimaan dari orang lain, dan mulai mencari penerimaan dari diri sendiri.
    • Ada beberapa hal-hal pragmatis agar Anda tidak terlalu bergantung pada pikiran orang lain: cobalah untuk lebih sering mengobrol dengan keluarga dan teman-teman, biasakan untuk memberi kepada orang lain, lakukan hal-hal menarik dari waktu ke waktu, jalani hobi atau kegiatan yang Anda minati, dan lain-lain. Hal-hal tersebut dapat memunculkan rasa penerimaan yang bisa Anda rasakan.
  5. 5
    Bayangkan kesuksesan daripada merasa takut terhadap rasa malu. Cobalah untuk tidak berfokus kepada kegagalan, rasa malu, atau apa yang orang lain akan pikirkan ketika Anda melakukan kesalahan. Pecahkan cita-cita Anda menjadi tujuan-tujuan kecil, dan bayangkan Anda berhasil mencapai setiap langkah atau tujuan kecil tersebut.[4]
    • Sebagai contoh, jika Anda ingin lebih percaya diri ketika mengobrol, pecah tujuan Anda menjadi beberapa bagian kecil: menjaga kontak mata, mendengarkan orang lain, mengangguk ketika orang lain membuat pernyataan, mengajukan pertanyaan, dan memberikan tanggapan jujur berdasarkan pengalaman sendiri.
    • Jika hasil yang didapatkan tidak sesuai dengan rencana, cobalah belajar dari pengalaman tersebut dan bukan justru merasa malu. Ingatlah bahwa segalanya merupakan proses pembelajaran dan tidak ada seorang pun yang mahir dalam segala bidang, terutama pada percobaan pertama.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Membentuk Pendapat Sendiri

Unduh PDF
  1. 1
    Cobalah lihat segala sesuatu dari beberapa sudut pandang. Ketika membentuk pendapat mengenai sesuatu (mis. topik berita), cobalah cari sumber-sumber yang berbeda. Bacalah artikel-artikel yang diterbitkan oleh portal/agen berita yang berbeda, termasuk berita-berita dengan perspektif yang bertentangan dengan nilai-nilai yang Anda percayai. Cobalah kumpulkan informasi sendiri daripada sekadar menyetujui atau tidak menyetujui apa yang orang lain pikirkan.[5]
    • Sebagai contoh, orang tua Anda mungkin memiliki pendapat sendiri mengenai berita yang ada. Daripada sekadar menyetujui pendapatnya karena mereka adalah orang tua Anda, cobalah cari artikel-artikel di internet mengenai topik yang sama dari beberapa agen/portal berita. Setelah mengetahui beberapa sudut pandang terhadap topik tersebut, Anda bisa membentuk sendiri pendapat berdasarkan apa yang sudah dipelajari/diketahui.
  2. 2
    Jangan membuat persetujuan palsu hanya untuk memuaskan atau membahagiakan orang lain. Jangan ragu untuk memiliki pendapat yang berlawanan dengan norma, terutama jika Anda sudah meluangkan banyak waktu dan usaha untuk membentuk pendapat tersebut. Seimbangkan bukti yang ada dengan naluri, dan jangan memaksakan diri untuk menyesuaikan pendapat dengan orang lain agar orang lain merasa puas/bahagia. Hargai pendapat orang lain, dan terimalah bahwa tidak semua orang memiliki pendapat yang sama dengan Anda.[6]
    • Sebagai contoh, jika Anda lebih menyukai anjing daripada kucing, jangan berpura-pura menyukai kucing hanya untuk memuaskan atau membahagiakan teman-teman Anda yang berpikir bahwa kucing adalah hewan yang lebih baik. Anda harus membentuk pendapat sendiri, bahkan ketika semua teman-teman Anda lebih menyukai kucing.
  3. 3
    Tetap berpegang pada nilai-nilai atau keyakinan yang utama. Anda bisa saja “menantang” nilai-nilai dan keyakinan utama yang dipegang, dan siapa tahu dengan mempertanyakannya, Anda justru semakin memperteguh keyakinan Anda. Akan tetapi, jangan sampai Anda mengompromikan tradisi sendiri demi meraih popularitas.[7]
    • Sebagai contoh, jika Anda dibesarkan dalam tradisi keagamaan, Anda mungkin menyadari bahwa pertanyaan atau “keraguan” akan tradisi tersebut (selama dalam taraf yang “sehat”) dapat memperdalam keyakinan Anda terhadap tradisi tersebut untuk waktu yang lama. Akan tetapi, Anda tidak harus mengubah keyakinan hanya karena seseorang (dengan bebalnya) mengkritik keyakinan Anda.
  4. 4
    Cari tahu apakah lawan bicara Anda memahami atau memiliki pengetahuan yang layak tentang topik yang dibicarakan. Sebelum terlalu terpaku pada pendapat orang lain, pikirkan keahlian atau pengetahuannya dan caranya menyampaikan pendapatnya. Jika (misalnya) guru Anda menulis tesis pascasarjananya mengenai salah satu kejadian bersejarah, tentunya Anda perlu lebih menghargai pendapatnya daripada pendapat seseorang yang kurang berpendidikan. [8]
    • Selain mempertimbangkan sumber, pikirkan tentang penyampaiannya. Apakah seseorang, terlepas dari pengetahuannya, berbicara pada Anda dengan jelas dan bijaksana? Atau, ia justru sengaja melemparkan hinaan dan mengkritik pendapat Anda karena tidak setuju dengan Anda?
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Menemukan Jati Diri dan Gaya

Unduh PDF
  1. 1
    Berusahalah untuk lebih terhubung dengan diri sendiri. Bayangkan diri Anda sebagai serangkaian lingkaran-lingkaran konsentrik. Pikirkan bagaimana Anda ingin merepresentasikan diri sendiri kepada orang asing, orang-orang yang sudah cukup akrab, dan diri sendiri. Apa persamaan dan perbedaan antara tindakan atau perilaku Anda ketika berinteraksi dengan orang lain secara pribadi, dan ketika berada di depan banyak orang? [9]
    • Cobalah pikirkan hal-hal yang menjadi karakter khas Anda. Tuliskan daftar sifat yang penting bagi Anda, seperti kejujuran, kesetiaan, atau selera humor.
    • Luangkan waktu untuk merenung dan bercermin kepada diri sendiri, sifat atau nilai-nilai yang Anda junjung, bakat, dan hal-hal yang Anda sukai. Cobalah kembangkan penghargaan atas keunikan Anda sendiri.
  2. 2
    Buatlah keputusan berdasarkan nilai-nilai sendiri. Ketika Anda memiliki hal-hal yang disukai, tidak disukai, bakat, dan nilai-nilai yang dijunjung, cobalah jadikan hal-hal tersebut sebagai penentu gaya hidup dan tindakan. Dengan melakukan apa yang Anda percaya, dan bukan melakukan apa yang menurut orang lain keren, Anda akan semakin mencerminkan diri Anda yang sebenarnya.[10]
    • Sebagai contoh, katakanlah teman-teman Anda ingin pergi ke sebuah pesta dan bermabuk-mabukan, sementara Anda harus mengikuti pertandingan sepak bola besok (bagi Anda, sepak bola adalah hal yang panting). Pada situasi seperti itu, jangan ikut berpesta bersama mereka hanya karena Anda ingin mereka berpikir bahwa Anda keren. Pilihlah untuk mempersiapkan diri dan beristirahat dengan baik untuk pertandingan besok karena hal tersebut merupakan hal yang penting bagi Anda.
  3. 3
    Tunjukkan diri Anda dalam cara yang memberikan kebahagiaan bagi diri sendiri. Pikirkan cara untuk menggabungkan atau menerapkan minat, hal-hal yang disukai, dan tidak disukai pada gaya berpakaian, lingkungan tempat tinggal atau gaya hidup. Fokuskan diri untuk menciptakan gaya yang membuat Anda bahagia, daripada sekadar mengikuti gaya yang sedang populer atau menjadi tren.[11]
    • Sebagai contoh, jika Anda ternyata senang memadu padankan pola pakaian, jangan ragu untuk mengenakan apa yang Anda sukai hanya karena pendapat orang lain tentang Anda.
    • Hias tempat tinggal atau kamar Anda dengan pernak-pernik yang memiliki nilai sentimental, meskipun ada orang lain yang menyarankan Anda untuk menggunakan pernak-pernik yang lebih trendi atau bergaya minimalis. Di sisi lain, jangan gunakan atau simpan hiasan jika Anda tidak menyukai pernak-pernik (mis. karena Anda merasa rumah akan jadi tampak berantakan). Lakukan apa pun agar tempat tinggal Anda terasa lebih nyaman.
  4. 4
    Buatlah folder inspirasi untuk lebih terhubung dengan gaya Anda sendiri. Ketika mengembangkan gaya berpakaian, bacalah majalah-majalah dan blog-blog tren untuk mencari inspirasi. Simpan atau gunting foto-foto yang memberikan motivasi, dan gunakan potongan-potongan tersebut untuk ditempelkan pada lookbook digital atau cetak, atau folder inspirasi Anda. Dengan pustaka baru tersebut, padu padankan tampilan yang bisa membuat Anda merasa unik dan percaya diri.[12]
    • Barang-barang “spesial” seperti perhiasan khusus, syal, topi unik, atau pakaian dengan pola khusus dapat membantu membentuk keunikan gaya Anda. Pikirkan barang atau elemen estetika tertentu yang membuat Anda bahagian dan bisa menunjukkan hal yang Anda sukai dari diri sendiri. Sebagai contoh, jika Anda senang berlayar, mungkin kalung dengan liontin berbentuk jangkar dan pakaian dengan pola strip tajam khas pelaut dapat menjadi sentuhan unik untuk penampilan Anda.[13]
  5. 5
    Ingatlah bahwa selera bersifat subjektif. Jika seseorang mengatakan sesuatu tentang selera Anda, ingatlah bahwa pendapat mereka mengenai selera atau gaya bukanlah kebenaran mutlak. Selera bersifat subjektif, dan Anda mungkin tidak tren berpakaian atau dekorasi orang lain. Keragaman merupakan hal yang menakjubkan. Bayangkan betapa membosankan hidup ketika pakaian dan rumah setiap orang tampak benar-benar serupa! [14]
    • Meskipun menyenangkan untuk berpakaian dalam cara yang menunjukkan invidivualitas Anda, ingatlah untuk mempertimbangkan kesopanan pada setiap situasi. Berpakaianlah secara profesional atau sesuai dengan aturan berpakaian di tempat kerja agar Anda mendapatkan rasa hormat yang lebih besar daripada sekadar mengenakan kaus dan celana jin yang berlubang.[15]
  6. 6
    Jauhi penilaian buruk yang tidak diinginkan. Penggunaan media sosial merupakan cara yang menyenangkan untuk tetap terhubung dengan orang lain. Akan tetapi, media sosial juga bisa memberikan banyak kesempatan kepada orang-orang untuk menilai pilihan gaya hidup Anda. Sebagai contoh, jika Anda tidak ingin “mengundang” orang untuk mengkritik pakaian atau penampilan Anda, ada baiknya Anda tidak terlalu banyak mengunggah kiriman (mis. swafoto) ke berbagai platform media sosial. [16]
    Iklan

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Staf How.com.vn
Disusun bersama :
Staf Penulis How.com.vn
Artikel ini disusun oleh tim penyunting terlatih dan peneliti yang memastikan keakuratan dan kelengkapannya.

Tim Manajemen Konten How.com.vn memantau hasil penyuntingan staf kami secara saksama untuk menjamin artikel yang berkualitas tinggi. Artikel ini telah dilihat 36.266 kali.
Daftar kategori: Pengembangan Diri
Halaman ini telah diakses sebanyak 36.266 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan