Cara Merawat Pasien Demam Berdarah

Unduh PDFUnduh PDF

DBD (Demam Berdarah Dengue), disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan oleh nyamuk Aedes Aegypti. DBD sering terjadi di wilayah Asia Tenggara, Pasifik Barat, Amerika Tengah dan Selatan, serta Afrika.[1] Tinggal atau bepergian ke salah satu wilayah ini, terutama pada area-area pinggiran kotanya, akan meningkatkan risiko terkena penyakit DBD.[2] Pasien-pasien yang menderita DBD biasanya mengalami rasa sakit yang parah, ruam pada kulit, sakit sendi, serta demam tinggi. Berikut beberapa cara untuk merawat pasien yang terinfeksi DBD.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Melakukan Diagnosis

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Ketahui periode inkubasinya.
    Gejala-gejala DBD akan muncul sekitar satu minggu setelah seseorang terinfeksi. Gejala-gejala ini akan menentukan tingkat keparahan serta rencana perawatan yang diperlukan penderita.[3]
    • Setelah Anda digigit nyamuk, gejala-gejalanya akan muncul dalam waktu empat hingga tujuh hari. Gejala-gejala ini biasanya bertahan sekitar tiga hingga sepuluh hari.[4]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Pertimbangkan apakah penderita menunjukkan tanda-tanda yang serius.
    Ada dua klasifikasi utama DBD: dengan dan tanpa tanda-tanda peringatan.
    • DBD tanpa peringatan biasanya ditandai dengan keadaan demam (40 derajat Celcius) dan dua atau lebih gejala berikut ini: rasa mual/muntah; ruam yang menyebabkan wajah memerah; bintik-bintik merah pada lengan, kaki, dada, dan punggung; rasa sakit di tubuh dan pegal-pegal; hitungan sel darah putih yang rendah; serta pembengkakan kelenjar pada leher dan di belakang telinga.[5]
    • DBD dengan peringatan digolongkan secara serupa dengan DBD tanpa peringatan, tetapi pasien dalam kategori ini menunjukkan satu atau lebih dari gejala-gejala berikut: sakit perut; muntah terus-menerus; penumpukan cairan di perut dan paru-paru; perdarahan dari gusi, mata, hidung; rasa lelah atau capai; lever yang membesar.[6]
    • Tanda-tanda peringatan seperti ini menunjukkan adanya infeksi DBD serius yang bisa berkembang hingga menimbulkan perdarahan dan kegagalan organ tubuh. Inilah yang disebut DHF (Dengue Hemorrhagic Fever). Jika salah satu (atau lebih) gejala di atas muncul, penderita harus segera dibawa ke rumah sakit dalam waktu 24-48 jam pertama, atau akibatnya bisa fatal.[7]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Tentukan apakah penderita mengalami DBD yang parah.
    DBD parah mencakup gejala-gejala dari kedua klasifikasi di atas, juga salah satu tanda berikut ini:
    • Perdarahan besar atau darah pada air seni
    • Akumulasi cairan di perut dan paru-paru
    • Hilang kesadaran
    • Efek pada organ tubuh lainnya, misalnya jantung, yang menyebabkan akumulasi cairan ekstra, tekanan darah rendah, serta tingkat denyut nadi yang tinggi
    • Jika salah satu gejala ini terdeteksi, segera bawa penderita ke rumah sakit terdekat.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Kunjungi rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan.
    Semua pasien DBD yang disertai dengan tanda-tanda peringatan harus segera pergi ke rumah sakit. Mereka yang mengalami DBD tanpa peringatan juga tetap harus mengunjungi rumah sakit untuk mendapatkan pemeriksaan menyeluruh dan konfirmasi diagnosis.
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Tentukan di mana perawatan akan dilaksanakan.
    Perawatan ini bisa dijalankan di rumah atau rumah sakit. Untuk kasus-kasus parah/yang menunjukkan tanda-tanda peringatan, penderita harus dirawat di rumah sakit.[8]
    • Perawatan rumahan hanya bisa ditempuh jika pasien menemui ketiga persyaratan berikut: 1) tidak ada tanda-tanda peringatan yang muncul; 2) pasien bisa menoleransi cairan dalam kadar yang cukup secara oral; 3) pasien bisa pipis setidaknya enam jam sekali.[9]
    • Ketahuilah bahwa tidak ada pengobatan spesifik yang bisa menyembuhkan DBD. Perawatan yang diberikan biasanya hanya berfokus mengatasi gejala-gejala DBD.[10]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Merawat Pasien DBD di Rumah

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Jaga kebersihan lingkungan agar bebas nyamuk.
    Saat merawat pasien DBD di rumah, pastikan Anda mencegah kontak lebih lanjut dengan nyamuk - karena penyakit ini bisa ditularkan melalui perantaraan nyamuk. Dengan kata lain, kunci mencegah penyebaran penyakit adalah dengan mengontrol populasi nyamuk.[11]
    • Gunakan jendela dan layar pintu di rumah untuk mencegah nyamuk masuk.
    • Gunakan kelambu nyamuk saat tidur.
    • Kenakan pakaian yang meminimalisir pemaparan kulit terhadap nyamuk.
    • Oleskan penolak nyamuk pada kulit yang terbuka. Beberapa jenis penolak nyamuk yang efektif adalah Sari Puspa, Autan, picaridin, dan minyak kayu putih lemon. Anak-anak tidak boleh menggunakannya sendiri. Orang dewasa harus mengoleskan penolak nyamuk pada tangan mereka, kemudian ke kulit anak-anak. Jangan gunakan penolak nyamuk pada anak dengan usia di bawah dua bulan.
    • Cegah perkembangbiakan nyamuk dengan mengeringkan sumber air stagnan di rumah dan membersihkan wadah penyimpanan air secara rutin.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Bawa pasien DBD ke rumah sakit setiap hari.
    Pasien DBD harus pergi ke rumah sakit setiap hari untuk memeriksakan darah serta keadaan demamnya. Kunjungan harian ini harus dilakukan selama demam si pasien melebihi 37,5 derajat Celcius. Anda bisa menghentikan kunjungan setelah demam menghilang selama lebih dari 48 jam.[12]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Pastikan pasien beristirahat dengan cukup.
    Izinkan pasien untuk kembali beraktivitas secara bertahap, terutama jika periode penyakitnya lama.
    • Karena DBD sering menyebabkan kelelahan serta rasa capai yang signifikan, pasien harus sering beristirahat dan kembali melakukan rutinitasnya dengan berhati-hati.[13]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Berikan acetaminophen/paracetamol (misalnya Tylenol®) kepada pasien.
    Pengobatan ini akan membantu mengatasi demam. Berikan satu tablet dengan dosis 325 hingga 500 mg. Anda bisa memberikan hingga empat tablet dalam sehari.[14]
    • Jangan berikan aspirin, ibuprofen, atau obat-obatan antiperadangan nonsteroid lainnya (NSAID). Obat-obatan ini bisa meningkatkan risiko perdarahan pada mereka yang mengalami DBD.[15]
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Pastikan pasien meminum banyak cairan.
    Pasien harus didukung meminum air, jus buah, serta cairan-cairan rehidrasi oral untuk mencegah dehidrasi yang diakibatkan oleh demam/muntah-muntah.[16]
    • Asupan cairan dalam jumlah yang cukup mengurangi peluang perlunya pasien DBD untuk dirawat inap.
    • Pria dan wanita (yang berusia 19 hingga 30 tahun) harus meminum 3 dan 2,7 liter air setiap hari. Anak-anak lelaki dan perempuan: 2,7 dan 2,2 liter air setiap hari. Bayi harus meminum 0,7-0,8 liter/hari.
    • Anda juga bisa mempersiapkan jus dengan menggunakan daun pepaya. Ekstrak daun pepaya dilaporkan bisa meningkatkan jumlah platelet pada pasien DBD[17], meski belum ada riset klinis yang membuktikannya.[18]
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Buat catatan harian gejala.
    Mempertahankan catatan harian akan membantu Anda mengamati semua gejala yang memburuk. Anda harus memonitor anak-anak dan bayi dengan teliti karena mereka lebih mungkin terkena serangan DBD yang lebih parah. Catat hal-hal berikut:
    • Temperatur pada suhu tubuh pasien. Karena temperaturnya akan bervariasi di sepanjang hari, catatlah suhu tubuh pada waktu yang sama setiap hari. Dengan begini, catatan harian Anda akan tepercaya dan valid.
    • Asupan cairan. Minta pasien meminum cairan dari cangkir yang sama setiap kali; sehingga Anda lebih mudah mengingat dan mencatat total volume yang ia konsumsi.
    • Pengeluaran air seni. Minta pasien pipis dalam sebuah wadah. Ukur dan catat jumlah air seninya setiap kali. Wadah-wadah ini biasanya digunakan di rumah sakit untuk mengukur pengeluaran air seni dalam waktu 24 jam. Anda bisa membeli atau bertanya tentang wadah air seni tersebut di rumah sakit.
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Bawa pasien ke rumah sakit jika gejalanya bertambah parah.
    Segera kunjungi rumah sakit jika ia menunjukkan salah satu gejala berikut:[19]
    • Demam tinggi
    • Sakit perut yang parah
    • Muntah terus menerus
    • Tubuh menggigil dan keadaan ekstrem (bisa diakibatkan oleh dehidrasi atau hilangnya darah)
    • Kelelahan
    • Kebingungan (karena kurangnya asupan air atau perdarahan)
    • Ketidakmampuan pipis secara rutin (setidaknya setiap 6 jam)
    • Perdarahan (misalnya dari vagina, hidung, mata/gusi, serta adanya titik-titik merah pada kulit)
    • Kesulitan bernapas (karena berkumpulnya cairan pada paru-paru)
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Merawat Pasien DBD di Rumah Sakit

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Berikan cairan-cairan intravena.
    Untuk mengatasi kasus-kasus DBD parah di rumah sakit, dokter akan memasukkan cairan-cairan intravena (IV) dan elektrolit (larutan garam) ke tubuh pasien. Perawatan ini hanya berfungsi untuk menggantikan cairan yang hilang melalui muntah atau diare. Langkah ini hanya dilakukan bila pasien tidak mampu mengonsumsi cairan secara oral (misalnya karena terus muntah) atau berada dalam keadaan terkejut.[20]
    • Intravena berarti "di dalam vena". Dengan kata lain, cairan akan disuntikkan langsung ke dalam vena pasien dengan menggunakan jarum suntik atau kateter intravena.[21]
    • Cairan IV yang disarankan adalah crystalloid (0,9% garam).[22]
    • Dokter akan memonitor asupan cairan pasien melalui metode IV berdasarkan panduan penyuntikan cairan IV yang lebih berhati-hati daripada masa lalu. Ini karena keadaan overhidrasi (cairan berlebih) bisa mengakibatkan efek-efek yang serius, termasuk beban cairan IV berlebih, atau pembanjiran pembuluh kapiler. Karena itulah, pada kebanyakan kasus, dokter akan memberikan cairan secara bertahap alih-alih konstan.[23]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Minta transfusi darah.
    Dalam kasus DBD yang lebih serius serta parah, dokter mungkin harus memberikan transfusi untuk menggantikan darah yang hilang. Transfusi biasanya diperlukan bagi pasien DBD yang kasusnya sudah menginjak tahap DHF.[24]
    • Transfusi bisa memasukkan darah segar ke sistem tubuh pasien atau hanya plateletnya. Platelet adalah bagian darah yang membantu penggumpalan serta lebih kecil dari sel-sel darah putih dan merah.[25]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Minta injeksi kortikosteroid.
    Kortikosteroid adalah obat-obatan buatan manusia yang mirip dengan kortisol - sebuah hormon yang dihasilkan secara alami oleh kelenjar adrenal. Obat-obatan ini mengurangi peradangan dan aktivitas sistem imunitas tubuh.[26]
    Iklan

Tips

  • Tidak ada vaksinasi yang membuat Anda kebal terhadap DBD, jadi pertahanan terbaik Anda adalah mengontrol populasi nyamuk.
Iklan

Referensi

  1. http://healthmap.org/dengue/en/
  2. Centers for Disease Control and Prevention (CDC). Travel-associated Dengue surveillance - United States, 2006-2008. MMWR Morb Mortal Wkly Rep. 2010;59(23):715-719.
  3. http://cdc.gov/dengue/epidemiology/
  4. http://www.cdc.gov/dengue/epidemiology/
  5. http://www.cdc.gov/dengue/symptoms/
  6. http://www.cdc.gov/dengue/symptoms
  7. http://www.cdc.gov/dengue/symptoms/
  8. World Health Organization (WHO) and the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases (TDR). Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control 2009
  9. World Health Organization (WHO) and the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases (TDR). Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control 2009.
  1. http://www.sahealth.sa.gov.au/wps/wcm/connect/public+content/sa+health+internet/health+topics/health+conditions+prevention+and+treatment/infectious+diseases/dengue+fever
  2. World Health Organization (WHO) and the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases (TDR). Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control 2009.
  3. http://emedicine.medscape.com/article/215840-treatment
  4. http://emedicine.medscape.com/article/215840-treatment#aw2aab6b6b4
  5. http://reference.medscape.com/drug/tylenol-acetaminophen-343346
  6. http://kidshealth.org/parent/infections/bacterial_viral/dengue.html#
  7. http://emedicine.medscape.com/article/215840-treatment# aw2aab6b6b4
  8. Subenthiran S, Choon TC, Cheong KC, Thayan R, Teck MB, Muniandy PK, et al. Carica papaya leaves juice significantly accelerates the rate of increase in platelet count among patients with dengue fever and dengue haemorrhagic Fever. Evid Based Complement Alternat Med. 2013;2013:616-737.
  9. Sharma N, Mishra D. Papaya leaves in dengue fever: is there scientific evidence? Indian Pediatr. 2014 Apr;51(4):324-325.
  10. World Health Organization (WHO) and the Special Programme for Research and Training in Tropical Diseases (TDR). Dengue guidelines for diagnosis, treatment, prevention and control 2009.
  11. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC3411372/
  12. http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=4021
  13. http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf
  14. http://whqlibdoc.who.int/publications/2009/9789241547871_eng.pdf.
  15. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm
  16. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/001373.htm
  17. http://my.clevelandclinic.org/health/drugs_devices_supplements/hic_Corticosteroids
  18. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/18789467

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Chris M. Matsko, MD
Disusun bersama :
Dokter Keluarga
Artikel ini disusun bersama Chris M. Matsko, MD. Dr. Chris M. Matsko adalah pensiunan dokter yang tinggal di Pittsburgh, Pennsylvania. Dengan pengalaman riset medis selama lebih dari 25 tahun, Dr. Matsko pernah dianugerahi penghargaan Pittsburgh Cornell University Leadership Award for Excellence. Dia meraih gelar BS di bidang ilmu nutrisi dari Cornell University dan gelar MD dari Temple University School of Medicine pada 2007. Dr. Matsko memperoleh sertifikasi Research Writing Certification dari American Medical Writers Association (AMWA) pada 2016 dan Medical Writing & Editing Certification dari University of Chicago pada 2017. Artikel ini telah dilihat 14.383 kali.
Daftar kategori: Penyakit dan Perawatan
Halaman ini telah diakses sebanyak 14.383 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan