Unduh PDFUnduh PDF

Depresi dapat bertahan dalam jangka waktu singkat (mis. beberapa minggu) atau jangka panjang dan menahun. Wajar jika sesekali Anda merasa sedih, kesepian, atau tak berdaya, terutama setelah kehilangan seseorang atau mengalami masa-masa sulit. Namun, terkadang kesedihan yang “normal” dapat menjadi depresi yang bermasalah. Jika tidak ditangani, depresi dapat tetap terjadi selama berbulan-bulan atau bertahun-tahun, dan bahkan mengancam jiwa.

Bagian 1
Bagian 1 dari 4:

Mempertimbangkan Pikiran dan Perasaan

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Perhatikan emosi dan suasana hati Anda.
    Depresi merupakan kondisi medis yang membuat otak tidak dapat mengelola emosi. Setiap orang memang terkadang merasa sedih, tetapi penderita depresi sering mengalami emosi-emosi tertentu atau gabungannya. Jika Anda merasakan emosi-emosi ini, atau emosi-emosi tersebut membuat Anda tidak bisa beraktivitas normal, penting bagi Anda untuk segera mencari bantuan. Beberapa emosi yang dirasakan saat mengalami depresi, di antaranya adalah:[1]
    • Kesedihan. Apakah Anda sering merasa sedih atau tidak bersemangat?
    • Kehampaan atau mati rasa. Apakah Anda sering merasa seperti tidak memiliki emosi sama sekali, atau kesulitan merasakan apa pun?
    • Ketidakberdayaan. Apakah Anda pernah terdorong untuk “menyerah”, atau kesulitan melihat perbaikan dalam hidup? Apakah Anda menjadi sosok yang lebih pesimis sejak diduga mengalami depresi?
    • Rasa bersalah. Apakah Anda sering merasa bersalah untuk alasan yang tidak jelas (atau setidaknya, alasan yang tidak signifikan). Apakah rasa bersalah tersebut tetap ada dan membuat Anda sulit berkonsentrasi atau menikmati hidup?
    • Ketidakberhargaan. Apakah Anda merasa tidak berharga?
    • Kekesalan. Apakah Anda sering membentak orang lain atau bertengkar tanpa alasan yang jelas? Kesabaran yang pendek merupakan contoh perubahan suasana hati yang biasanya disebabkan oleh depresi, terutama di kalangan pria dan remaja.[2]
    • Rasa lesu. Apakah Anda sering merasa lelah, tidak bisa menyelesaikan pekerjaan sehari-hari atau berkonsentrasi, serta cenderung menghindari gerakan aktif?
    • Ketidakmampuan memilih. Apakah Anda sering kesulitan membuat keputusan kecil? Apakah Anda merasa kewalahan dan tidak berdaya saat harus membuat keputusan?
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Perhatikan keinginan untuk menarik atau mengisolasi diri dari teman-teman dan keluarga.
    Para penderita depresi biasanya berhenti meluangkan waktu dengan teman-teman, serta kehilangan minat terhadap hal-hal yang dulu disukai.[3] Ini terjadi karena mereka ingin mengisolasi dirinya sendiri atau menjauh dari aktivitas yang biasanya dijalani. Perhatikan apakah Anda merasakan keinginan untuk menarik atau mengisolasi diri dari orang lain, serta perubahan yang terjadi pada kehidupan sosial dan aktivitas sehari-hari dalam beberapa bulan atau satu tahun terakhir.
    • Buat daftar aktivitas yang biasanya Anda ikuti sebelum kondisi memburuk, serta perkirakan seberapa sering Anda menjalani setiap aktivitas tersebut. Dalam beberapa minggu ke depan, catat setiap kali Anda menjalani aktivitas tersebut dan cari tahu apakah frekuensinya menurun secara signifikan.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Kenali keinginan untuk melakukan bunuh diri.
    Jika Anda merasa ingin melukai diri sendiri atau melakukan bunuh diri, penting bagi Anda untuk segera mendapatkan perhatian medis. Segera hubungi layanan darurat, seperti 118 atau 119. Beberapa indikasi yang menunjukkan kecenderungan untuk melakukan bunuh diri, di antaranya adalah:[4]
    • Berfantasi tentang melukai atau membunuh diri sendiri.
    • Memberikan barang-barang dan/atau mengurus kematian sendiri.
    • Mengucapkan selamat tinggal kepada orang-orang.
    • Merasa terjebak atau beranggapan bahwa tidak ada lagi harapan.
    • Mengatakan atau memikirkan hal-hal seperti “Aku lebih baik mati saja” atau “Orang-orang akan merasa lebih bahagia tanpaku.”
    • Membuat perubahan cepat dari rasa tidak berdaya dan terkena menjadi rasa bahagia dan tenang.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 4:

Mengenali Perubahan pada Perilaku

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Perhatikan perubahan pola makan.
    Kenaikan atau penurunan berat badan secara tiba-tiba dapat menunjukkan beberapa masalah medis, dan meskipun depresi bukanlah penyebabnya, Anda tetap perlu berkonsultasi dengan dokter. Jika Anda merasa nafsu makan meningkat atau berkurang secara signifikan, pastikan Anda juga memberi tahu dokter mengenai hal tersebut. Perubahan pola makan dapat menjadi gejala depresi atau menandakan masalah lain.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Amati munculnya perilaku berisiko.
    Pertimbangkan kemunculan perilaku-perilaku berisiko sebagai gejala depresi. Hal ini biasanya terlihat pada pria yang menderita depresi. Jika Anda mulai mengonsumsi obat-obatan dan/atau minuman beralkohol, menjalani seks tak sehat, berkendara sembarangan, atau mencoba olahraga berbahaya, pola aktivitas tersebut dapat menandakan depresi.[5]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Pikirkan seberapa sering/mudah Anda menangis.
    Sering menangis (diikuti gejala-gejala lain) dapat menandakan depresi, terutama jika Anda tidak mengetahui alasan Anda menangis. Perhatikan seberapa sering Anda menangis dan faktor-faktor penyebabnya.
    • Sebagai contoh, jika Anda menangis tanpa alasan atau karena sesuatu yang sepele (mis. tidak sengaja menumpahkan air atau ketinggalan bis), ada kemungkinan hal tersebut merupakan indikasi depresi. Pastikan Anda memberi tahu dokter mengenai gejala ini.
    • Frekuensi menangis yang terlalu sering merupakan gejala umum depresi pada remaja.[6]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Amati rasa nyeri dan luka yang Anda alami.
    Jika Anda sering mengalami sakit kepala atau nyeri lain tanpa alasan yang jelas, ada baiknya Anda segera berkunjung ke dokter. Rasa sakit yang dialami mungkin berimbas dari kondisi medis yang ada, tetapi nyeri atau luka yang dialami juga dapat disebabkan oleh depresi.
    • Nyeri fisik merupakan salah satu tanda depresi yang lebih umum dan sering kali diabaikan pada pria. Jika Anda adalah seorang pria dan mengalami nyeri punggung, sakit kepala, sakit perut, disfungsi seksual, atau gejala fisik lainnya, pastikan Anda memberi tahu dokter mengenai kondisi-kondisi tersebut.[7]
    • Para manula sering kali mengeluhkan gangguan fisik daripada masalah mental atau emosional sehingga depresi yang dialami “tersembunyi” dalam waktu yang cukup lama. Waspadalah terhadap perubahan fisik, kematian teman, dan kehilangan kemandirian yang dapat memicu depresi.
    • Anda juga mungkin mengalami pola tidur yang terganggu, seperti kesulitan tidur atau justru tidur terlalu sering.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 4:

Mencari Penyebab Depresi

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Pertimbangkan penyebab dan faktor risiko depresi yang Anda miliki.
    Depresi merupakan gangguan yang kompleks dan tidak ada tes sederhana dari dokter yang bisa menentukan secara jelas apakah Anda mengalami depresi atau tidak. Namun, ada beberapa alat atau media yang digunakan terapis untuk mengetahui apakah Anda mengalami depresi, termasuk kuesioner. Beberapa pengalaman atau kejadian juga dapat menyebabkan atau memberikan risiko depresi sehingga ada baiknya Anda menceritakan kejadian penting tersebut kepada dokter atau terapis untuk membantu proses diagnosis. Beberapa penyebab dan faktor risiko yang berpotensi memicu depresi, di antaranya adalah: [8]
    • Trauma dan duka. Kekerasan atau kejadian buruk lainnya dapat menyebabkan depresi, baik saat terjadi akhir-akhir ini atau tidak. Duka akibat kepergian teman atau kejadian traumatis lainnya juga dapat berubah menjadi depresi serius.
    • Momen penuh tekanan. Perubahan tiba-tiba, bahkan yang bersifat positif seperti menikah atau mendapatkan pekerjaan baru dapat memicu depresi. Tekanan jangka panjang yang dialami saat merawat orang sakit atau mengurus perceraian merupakan salah satu pemicu depresi yang cukup umum.
    • Kondisi kesehatan. Nyeri kronis, penyakit tiroid, dan kondisi medis lainnya dapat memicu depresi, terutama jika Anda sudah berjuang melawan penyakit tersebut dalam jangka waktu yang lama.
    • Pengobatan dan penggunaan obat-obatan. Baca efek samping pada kemasan obat yang Anda konsumsi. Hindari konsumsi minuman beralkohol dan obat-obatan lain untuk mengetahui apakah kondisi Anda membaik. Orang-orang yang mengalami depresi sering kali menyalahgunakan obat-obatan terlarang sehingga kondisinya semakin buruk.
    • Masalah dalam hubungan. Jika Anda memiliki masalah dalam hubungan pribadi, masalah tersebut juga membuat Anda berisiko mengalami depresi.
    • Riwayat depresi dalam keluarga. Jika ada kerabat yang juga mengalami depresi, Anda justru memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami depresi.
    • Kesepian, keterasingan, atau kurangnya dukungan sosial. Jika Anda tidak memiliki jaringan dukungan dan sering meluangkan waktu sendiri, hal tersebut membuat Anda berisiko mengalami depresi.
    • Masalah keuangan. Jika Anda terlilit utang atau kesulitan mengelola pengeluaran bulanan, kondisi finansial seperti ini dapat meningkatkan risiko depresi.[9]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Pikirkan apakah Anda mengalami depresi pascamelahirkan.
    Jika Anda baru saja melahirkan, ingat kembali kapan depresi yang dialami mulai terjadi. Para ibu baru sering mengalami perubahan suasana hati, rasa kesal, dan gejala-gejala lainnya, mulai dari gejala ringan hingga serius. Jika depresi mulai terasa setelah melahirkan atau dalam beberapa bulan setelahnya, ada kemungkinan Anda mengalami depresi pascamelahirkan. [10]
    • Sebagian besar ibu baru mengalami gejala baby blues dalam beberapa hari pascamelahirkan, sebelum akhirnya pulih. Kondisi ini terjadi akibat perubahan hormon dan stres akibat melahirkan.
    • Jika Anda memiliki keinginan untuk melakukan bunuh diri, depresi yang dialami menyulitkan Anda untuk merawat bayi, atau gejala depresi bertahan lebih dari 1-2 minggu, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
    • Psikosis pascamelahirkan merupakan kondisi yang sangat jarang terjadi dan muncul dalam 2 minggu setelah melahirkan. Jika gejala depresi yang dialami cukup parah dan disertai perubahan suasana hati yang ekstrem, keinginan untuk melukai bayi Anda, atau halusinasi, segera periksakan diri ke rumah sakit.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Pikirkan apakah depresi yang dialami berkaitan dengan cuaca seperti musim gugur atau dingin.
    Jika gejala depresi muncul saat hari terasa lebih singkat dan gelap, Anda mungkin mengalami gangguan afektif musiman yang disebabkan oleh sedikitnya paparan terhadap cahaya matahari. Cobalah berolahraga di luar ruangan di siang hari untuk mengetahui apakah kondisi Anda membaik, atau tanyakan kepada dokter mengenai perawatan cahaya artifisial. [11]
    • Tidak semua depresi sementara merupakan gangguan afektif musiman. Banyak orang mengalami masa-masa depresif yang terjadi setiap beberapa minggu, bulan, atau tahun.
    • Jika Anda menunjukkan manik dan sifat energik tidak tertekan, beri tahu dokter bahwa Anda mungkin menderita gangguan bipolar.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Jangan abaikan depresi yang ada jika salah satu penyebab tersebut tidak terlihat.
    Beberapa depresi memiliki penyebab utama biologis atau hormon, serta pemicu lain yang sulit diidentifikasi. Namun, bukan berarti depresi tersebut tidak serius atau tidak perlu ditangani. Depresi merupakan kondisi medis nyata, dan bukan sesuatu yang harus dianggap sebagai cela hanya karena Anda merasa tidak memiliki alasan untuk bersedih.
    • Ingatkan diri sendiri bahwa Anda bisa pulih lebih cepat jika segera mengambil langkah untuk mendapatkan bantuan.
    Iklan
Bagian 4
Bagian 4 dari 4:

Mencari Penanganan Depresi

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Mintalah bantuan.
    Hubungi orang-orang sebagai langkah pertama untuk mendapatkan penanganan. Rasa tidak berdaya merupakan salah satu bagian dari gangguan yang Anda alami, dan bukan kenyataan yang ada, dan dorongan untuk mengisolasi diri justru memperkuat ketidakberdayaan tersebut. Teman-teman dan anggota keluarga dapat membantu dengan mendengarkan masalah Anda, mendorong untuk mengambil tindakan, dan memberikan dukungan pada momen-momen terburuk.[12]
    • Jika Anda kesulitan beraktivitas atau pergi dari rumah, beri tahu teman-teman bahwa Anda mengalami depresi. Minta mereka untuk tetap mengajak Anda mencoba aktivitas yang Anda sukai, meskipun Anda tidak selalu bisa melakukannya.
    • Meminta tolong merupakan tanda kekuatan diri, dan bukan sebuah kelemahan.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Dapatkan diagnosis.
    Penting bagi Anda untuk segera berkonsultasi dengan dokter saat merasa mengalami depresi. Perlu diingat bahwa ada beberapa kondisi lain yang menyerupai depresi sehingga dokter perlu mengenalinya terlebih dahulu. [13] Perlu diingat bahwa Anda bisa meminta pendapat lain, terutama jika dokter yang menangani Anda tampaknya tidak mau mendengarkan keluhan atau tidak berfokus pada faktor-faktor yang Anda anggap paling penting.
    • Dokter juga bisa merujuk Anda ke terapis atau psikiater.
    • Dokter tidak selalu memberikan resep obat. Jika ada hal khusus yang menyebabkan depresi, dokter biasanya menyarankan tindakan tertentu atau perubahan gaya hidup yang bisa Anda lakukan.
    • Jika depresi hanya bertahan selama beberapa minggu dan secara bertahap diikuti oleh periode “senang” dengan energi yang tinggi, tanyakan kepada dokter apakah Anda mengalami gangguan bipolar sebelum mengonsumsi obat-obatan yang diresepkan.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Ikuti terapi atau konseling.
    Ada beberapa terapis atau konselor yang bisa membantu Anda melewati masa pemulihan. Anda juga bisa mengikuti terapi kelompok atau grup dukungan. Mintalah rujukan dari dokter yang menangani Anda.
    • Sebagai contoh, grup dukungan depresi dapat menjadi sarana yang bermanfaat. Selain itu, kelompok-kelompok lain seperti grup antialkohol atau antinarkoba dapat menjadi pilihan yang tepat jika Anda menyalahgunakan minuman beralkohol atau obat-obatan terlarang untuk mengatasi depresi.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Konsumsi obat-obatan antidepresan.
    Setelah yakin dengan diagnosis yang diberikan dan mengambil langkah untuk melawan depresi, tanyakan kepada dokter apakah konsumsi obat-obatan dapat membantu. Dokter dapat memberikan resep antidepresan jika merasa bahwa masalah utama yang Anda miliki adalah gangguan kecemasan. Selain meredakan kecemasan, antidepresan juga dapat menangani depresi.[14]
    • Biarkan obat-obatan yang dikonsumsi bekerja. Jika Anda tidak langsung melihat efeknya setelah beberapa detik, atau tidak tahan dengan efek samping pengobatan yang dijalani, mintalah dokter memberikan obat-obatan yang lain.
    • Perlu diingat bahwa pengobatan ini tidak didesain untuk jangka panjang. Obat-obatan yang diresepkan dapat meredakan gejala depresi, tetapi Anda mungkin perlu mencari bentuk penanganan lain seperti terapi agar bisa melihat peningkatan yang lebih signifikan.[15]
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Tangani penyebab depresi.
    Dengan mengatasi penyebabnya, Anda bisa menangani depresi secara efektif. Namun, ada baiknya Anda melakukannya dengan bantuan terapis.
    • Saat bersedih, ceritakan duka yang dialami kepada teman-teman, keluarga, dan mentor. Cari konseling agar Anda bisa melewati momen duka yang ada. Anda juga bisa membeli lembar/buku kerja yang dapat membantu melewati proses duka.
    • Jika Anda baru saja mengalami perubahan besar dalam hidup, tentukan hal apa yang membuat Anda merasa tidak bahagia. Jika Anda pindah ke kota lain dan tidak mengenal siapa pun, cobalah pergi dan jelajahi lingkungan di sekitar tempat tinggal, cari sesuatu yang membuat Anda tertarik, bergabunglah dengan grup minat tertentu, atau jalani kegiatan hobi baru yang bisa dinikmati bersama orang lain. Anda juga bisa mencoba bergabung dalam kegiatan sukarela agar dapat merasa lebih baik dan bangga terhadap diri sendiri. Jika Anda memang menginginkan perubahan, tetapi tidak tahu dengan jelas alasan Anda mengalami depresi, cobalah bicara dengan konselor.
    • Jika Anda menduga depresi yang dialami berkaitan dengan siklus menstruasi atau menopause, temui spesialis kesehatan wanita, seperti ginekolog.
    • Konsultasikan kondisi Anda dengan dokter, konselor, atau grup dukungan khusus jika Anda mengidap penyakit kronis atau memiliki terlibat dalam penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Bangun hubungan yang...
    Bangun hubungan yang baik. Jaga keakraban dengan teman-teman dan hubungi mereka secara berkala. Penting bagi Anda untuk bisa menghubungi teman dan keluarga saat membutuhkan seseorang untuk diajak berbicara. Dengan berbagi perasaan kepada seseorang, Anda bisa merasa lebih baik.[16]
    • Jika Anda ingin mencari teman baru, coba bergabung dengan orang-orang yang memiliki minat yang sama, atau grup yang tidak terpikirkan sebelumnya. Pertemuan berkala seperti malam tari atau klub buku mingguan memudahkan Anda untuk terbiasa menghadiri acara-acara yang diadakan.
    • Jika Anda terlalu malu untuk berbicara dengan orang asing di salah satu acara tersebut, senyuman dan kontak mata dirasa cukup untuk memulai obrolan. Cari grup yang lebih kecil atau grup dengan orang-orang yang sudah cukup akrab (atau membuat Anda lebih nyaman) jika Anda sangat cemas.
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Buat perubahan gaya...
    Buat perubahan gaya hidup yang sehat. Tidur teratur dan cukup, olahraga secara berkala, dan pola makan yang sehat merupakan faktor-faktor penting dalam menurunkan stres dan membangun kondisi emosional yang baik. Cobalah bermeditasi, menikmati pijatan, atau memanfaatkan teknik-teknik relaksasi lainnya.
    • Manfaatkan jaringan dukungan. Mintalah saran olahraga dari para ahli di pusat kebugaran, dan diskusikan metode relaksasi yang bisa dicoba (termasuk meditasi). Anda juga bisa mencari tahu mengenai topik-topik ini di internet. Minta bantuan sahabat dan teman sekamar Anda untuk merencanakan jadwal latihan, serta mengingatkan Anda untuk tetap mengikuti jadwal tersebut.
    • Olahraga merupakan kegiatan yang bermanfaat untuk diikuti secara teratur karena mendorong otak untuk memproduksi endorfin, hormon yang membuat Anda merasa ceria dan positif.
    • Minuman beralkohol memang dapat meredakan depresi untuk sesaat, tetapi pada akhirnya justru memperburuk kondisi depresi Anda dalam jangka panjang. Konsumsi minuman beralkohol secara berlebihan justru bisa memicu gejala-gejala depresi. Selain itu, pola konsumsi seperti itu dapat menurunkan kadar serotonin otak, zat kimia yang dapat memperbaiki suasana hati.[17]
    Iklan

Tips

  • Persiapkan diri untuk mengalami perbaikan dalam langkah-langkah kecil. Jangan langsung berharap bahwa Anda bisa segera pulih setelah mengenali masalah yang ada. Coba terima dan hargai perbaikan dan pencapaian kecil sambil tetap berusaha memulihkan kondisi.
  • Depresi bukanlah hal sepele. Kondisi ini merupakan penyakit nyata yang perlu ditangani. Hanya karena depresi tidak selalu bersifat fisik, tidak berarti kondisi tersebut bisa diatasi dengan tekad saja. Cari bantuan dan penanganan.
  • Jika Anda ingin menyembunyikan identitas, coba hubungi layanan hotline. Namun, perlu diketahui bahwa akan lebih baik untuk menghubungi seseorang secara personal saat ingin mendapatkan penanganan atau bantuan medis.
Iklan

Peringatan

  • Jika Anda menduga ada teman yang ingin mencoba bunuh diri, jangan ragu untuk berbicara dengannya mengenai hal tersebut.
  • Jika Anda ingin melakukan bunuh diri atau melukai diri sendiri, segera hubungi layanan darurat di 119 atau beberapa rumah sakit yang menawarkan konseling pencegahan bunuh diri, seperti RSJ Soeharto Heerdjan Jakarta (021-5682841) dan RSJ Marzoeki Mahdi Bogor (0251-8324024).[18] Ada petugas atau staf yang bisa membantu Anda 24 jam setiap hari selama satu tahun. Perlu diingat bahwa bunuh diri merupakan tindakan yang sangat serius sehingga jangan ragu untuk meminta bantuan bagi diri sendiri atau orang lain.
  • Saat Anda mengalami depresi, beberapa orang mungkin mencoba mengabaikan atau menganggap sepele gejala-gejala yang dialami. Jika mereka tidak mau mendengarkan atau tidak bisa memahami Anda, cari teman-teman yang bisa memahami Anda. Coba bergabung dengan grup dukungan yang menangani depresi untuk dihadiri. Beberapa orang memang tidak bisa menghadapi perasaan orang lain.
Iklan

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Rebecca Ward, LMFT, SEP, PCC, MA
Disusun bersama :
Terapis Berlisensi
Artikel ini disusun bersama Rebecca Ward, LMFT, SEP, PCC, MA. Rebecca A. Ward, LMFT, SEP, PCC adalah Pendiri Iris Institute, sebuah unit usaha di California, San Francisco, yang memanfaatkan kepakaran somatis untuk mengajarkan individu dan kelompok keterampilan pengaturan diri menggunakan beberapa intervensi, termasuk metode ciptaannya, Original Blueprint®. Rebecca memiliki keahlian khusus dalam menangani stres, kecemasan, depresi, dan trauma. Dia adalah Terapis Keluarga dan Perkawinan Berlisensi, Praktisi Experiencing® Somatis, dan Pelatih Besertifikasi Profesional dengan akreditasi Federasi Pelatih Internasional (ICF). Rebecca mendapatkan gelar MA dalam Konseling Kesehatan Mental Klinis dari Marymount University dan gelar MA dalam Kepemimpinan Organisasional dari The George Washington University. Artikel ini telah dilihat 21.263 kali.
Halaman ini telah diakses sebanyak 21.263 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan