Unduh PDFUnduh PDF

Permintaan maaf merupakan ungkapan penyesalan untuk kesalahan yang Anda perbuat, dan berfungsi sebagai sarana untuk memperbaiki hubungan setelah kesalahan terjadi. Pemberian maaf terjadi ketika orang yang merasa disakiti tergerak hatinya untuk memperbaiki hubungan dengan orang yang telah menyakitinya.[1] Permintaan maaf yang baik akan menyampaikan tiga hal: penyesalan, tanggung jawab, dan penyembuhan.[2] Meminta maaf atas suatu kesalahan mungkin terlihat sulit, tetapi dengan meminta maaf Anda memperbaiki dan meningkatkan hubungan Anda dengan orang lain.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mempersiapkan Permintaan Maaf

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Lupakan pemikiran bahwa Anda selalu “benar”.
    Memperdebatkan hal-hal kecil tentang pengalaman yang melibatkan lebih dari satu orang biasanya membuat orang frustrasi, karena pengalaman bersifat sangat subjektif. Setiap orang mengalami dan menafsirkan situasi dengan caranya masing-masing, dan dua orang bisa saja mengalami situasi yang sama tetapi mendapat pengalaman yang sangat berbeda. Permintaan maaf harus mengakui perasaan orang lain secara jujur, tanpa memandang apakah Anda menganggapnya “benar” atau tidak.[3]
    • Misalnya, kita umpamakan Anda pergi menonton bioskop tanpa mengajak pasangan. Pasangan merasa tidak dipedulikan dan terluka. Alih-alih memperdebatkan apakah dia “benar” untuk merasa terluka atau apakah Anda “benar” untuk pergi menonton, akuilah bahwa dia merasa terluka dalam permintaan maaf Anda.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Gunakan pernyataan dengan “aku”.
    Salah satu kesalahan paling umum dalam meminta maaf adalah menggunakan pernyataan dengan “kamu” alih-alih “aku”. Sewaktu meminta maaf, Anda harus menerima tanggung jawab untuk tindakan Anda. Jangan melimpahkan tanggung jawab untuk kesalahan tersebut kepada orang lain. Berfokuslah pada apa yang Anda lakukan, dan hindari pernyataan yang membuat Anda terdengar seolah menyalahkan orang lain.[4]
    • Misalnya, cara paling umum, tetapi sayangnya tidak efektif, yang digunakan orang untuk meminta maaf adalah mengatakan sesuatu seperti, “aku minta maaf karena kamu merasa terluka” atau “aku minta maaf karena kamu menjadi marah”. Permintaan maaf tidak boleh dilakukan berdasarkan pada perasaan orang lain. Permintaan maaf harus mengakui tanggung jawab Anda. Jenis pernyataan seperti di atas tidak mencerminkan hal itu - pernyataan itu melemparkan tanggung jawab kembali kepada orang yang terluka.[5][6]
    • Sebaliknya, tetaplah berfokus pada diri Anda. Pernyataan seperti “Aku minta maaf karena aku telah melukai perasaanmu” atau “Aku minta maaf karena tindakanku membuatmu marah” mengekspresikan tanggung jawab atas rasa sakit yang Anda sebabkan, dan tidak akan terdengar seolah Anda menyalahkan orang tersebut.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Hindari keinginan untuk membenarkan tindakan Anda.
    Bisa dimaklumi jika Anda ingin membenarkan tindakan Anda saat menjelaskannya kepada orang lain. Namun, membeberkan pembenaran sering kali membatalkan arti permintaan maaf, karena orang lain dapat menganggap permintaan maaf itu tidak tulus.[7]
    • Di dalam pembenaran terdapat klaim bahwa orang yang terluka salah paham terhadap Anda, seperti “Kamu salah memahaminya”. Pembenaran juga bisa mengandung sangkalan terhadap adanya rasa sakit, seperti “Aku rasa tidak seburuk itu”, atau kisah sedih, seperti “Aku sudah sangat bobrok jadi aku tidak bisa mencegahnya”.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Gunakan alasan dengan hati-hati.
    Permintaan maaf dapat mengekspresikan bahwa kesalahan Anda tidak disengaja atau tidak ditujukan untuk menyakiti orang tersebut. Hal ini dapat membantu untuk meyakinkan orang tersebut bahwa Anda peduli terhadapnya dan tidak berniat untuk melukainya. Namun, Anda harus berhati-hati agar alasan yang Anda berikan untuk menjelaskan perilaku Anda tidak terpeleset menjadi pembenaran atas rasa sakit yang Anda sebabkan.[8]
    • Contoh alasan yang mengandung penyangkalan atas niat Anda, misalnya “Aku tidak bermaksud menyakitimu” atau “Itu hanya kecelakaan.” Alasan juga dapat mengandung pengingkaran kehendak”, seperti “Aku sedang mabuk dan aku tidak tahu apa yang aku katakan”. Gunakan jenis pernyataan ini dengan hati-hati, dan pastikan bahwa Anda selalu mengakui adanya rasa sakit yang Anda sebabkan sebelum menambahkan alasan apa pun untuk perilaku Anda.[9]
    • Orang yang merasa terluka kemungkinan besar akan memaafkan jika Anda memberikan alasan, alih-alih pembenaran. Dia bahkan lebih mungkin lagi untuk memaafkan jika Anda memberikan alasan yang disertai sikap menerima tanggung jawab, mengakui rasa sakit yang Anda sebabkan, menyadari perilaku yang benar, dan memastikan Anda akan menerapkan perilaku yang benar di masa mendatang.[10]
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Hindari “tetapi”.
    Permintaan maaf yang disertai kata “tetapi” hampir tidak pernah dianggap sebagai permintaan maaf[11] karena “tetapi” dikenal sebagai “penghapus ucapan”. Kata “tetapi” mengalihkan fokus dari apa yang seharusnya menjadi inti permintaan maaf -- menerima tanggung jawab dan mengungkapkan penyesalan -- menjadi pembenaran diri. Ketika orang mendengar kata “tetapi”, mereka cenderung berhenti mendengarkan. Setelah kata “tetapi” orang hanya mendengar “tetapi sebenarnya semua ini adalah kesalahanmu”.[12]
    • Misalnya, jangan mengatakan sesuatu seperti, “Aku minta maaf, tetapi aku hanya lelah”. Ini menekankan alasan Anda melakukan kesalahan, dan bukannya berfokus pada penyesalan karena telah menyakitinya.
    • Alih-alih, katakan sesuatu seperti, “Aku minta maaf telah membentakmu. Aku tahu itu menyakiti perasaanmu. Aku lelah, dan aku mengatakan sesuatu yang aku sesali”.
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Pertimbangkan kebutuhan dan kepribadian orang tersebut.
    Penelitian menunjukkan bahwa “makna diri” memengaruhi cara orang tersebut menerima permintaan maaf Anda. Dengan kata lain, cara orang tersebut melihat dirinya dalam hubungannya dengan Anda dan orang lain memengaruhi jenis permintaan maaf seperti apa yang paling efektif.[13]
    • Contohnya, sebagian orang sangat independen dan menjunjung tinggi hal-hal seperti derajat dan hak. Orang-orang seperti ini mungkin cenderung menerima permintaan maaf yang menawarkan penawar untuk rasa sakit yang dirasakan.
    • Orang-orang yang menjunjung tinggi hubungan pribadi yang akrab dengan orang lain, mungkin lebih cenderung menerima permintaan maaf yang mengekspresikan empati dan penyesalan.
    • Sebagian orang yang sangat menghargai aturan dan norma sosial dan membayangkan diri mereka sebagai bagian dari kelompok sosial yang lebih besar mungkin lebih cenderung menerima permintaan maaf yang mengakui bahwa nilai-nilai atau aturan telah dilanggar.
    • Jika Anda tidak mengenal orang ini dengan sangat baik, usahakan untuk menggabungkan sedikit dari semuanya. Permintaan maaf seperti ini lebih cenderung mengakui apa yang paling penting untuk orang yang ingin Anda mintai maaf.
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Tuliskan permintaan maaf Anda, jika mau.
    Jika Anda mengalami kesulitan menghimpun kata-kata untuk meminta maaf, pertimbangkan untuk menuliskan perasaan Anda. Hal ini memastikan Anda mengekspresikan kata-kata dan perasaan dengan tepat. Luangkan waktu dan telaah dengan saksama mengapa Anda merasa terdorong untuk meminta maaf, dan apa yang akan Anda lakukan untuk memastikan kesalahan itu tidak terjadi lagi.
    • Jika Anda khawatir akan menjadi sangat emosional, bawalah serta catatan Anda. Orang tersebut mungkin akan lebih menghargai Anda karena bersusah payah mempersiapkan permintaan maaf.
    • Jika Anda khawatir akan mengacaukan permintaan maaf Anda, pertimbangkan untuk mempratikkannya bersama teman dekat. Tetapi jangan sampai Anda berlatih terlalu banyak karena itu akan membuat permintaan maaf terlihat dipaksakan atau dilatih berlebihan. Namun, mungkin Anda akan merasa terbantu dengan mempraktikkannya kepada seseorang dan mendapatkan umpan balik darinya.[14]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Meminta Maaf pada Saat dan Tempat yang Tepat

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Carilah waktu yang tepat.
    Walaupun Anda langsung menyesali sesuatu, permintaan maaf mungkin tidak efektif jika dilontarkan di tengah-tengah situasi yang sangat emosional. Contohnya, jika Anda berdua masih berdebat sengit, permintaan maaf Anda mungkin tidak efektif. Ini disebabkan karena sangat sulit untuk menyimak apa yang dikatakan orang lain ketika kita sedang dilanda emosi negatif. [15] Tunggulah sampai Anda berdua tenang sebelum mengucapkan permintaan maaf.
    • Selain itu, jika Anda meminta maaf, padahal emosi Anda masih menggebu-gebu mungkin akan sulit untuk mengekspresikan ketulusan. Menunggu sampai Anda telah menenangkan diri akan membantu mengatakan apa yang sesungguhnya ingin Anda katakan dan memastikan permintaan maaf memiliki makna dan sempurna. Tetapi jangan menunggu terlalu lama. Menunggu berhari-hari atau berminggu-minggu untuk meminta maaf bisa berdampak buruk juga.[16]
    • Dalam situasi profesional, lebih baik Anda menyampaikan permintaan maaf sesegera mungkin setelah melakukan kesalahan. Hal ini akan membantu menghindari terganggunya alur kerja di tempat kerja Anda.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Lakukan secara langsung.
    Akan lebih mudah untuk mengekspresikan ketulusan jika Anda mengucapkan permintaan maaf secara langsung. Sebagian besar komunikasi kita bersifat nonverbal, disampaikan melalui hal-hal seperti bahasa tubuh, ekspresi wajah, dan gerak tubuh.[17] Jika memungkinkan, mintalah maaf secara langsung.
    • Jika meminta maaf secara langsung tidak memungkinkan, gunakan telepon. Nada suara Anda akan membantu menyampaikan ketulusan Anda.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Pilihlah tempat yang tenang atau pribadi untuk meminta maaf.
    Meminta maaf sering kali merupakan tindakan pribadi. Mencari tempat yang tenang dan pribadi untuk meminta maaf akan membantu Anda berfokus kepada orang yang bersangkutan dan menghindari gangguan.
    • Pilihlah tempat yang mendatangkan perasaan rileks, dan pastikan Anda memiliki cukup waktu sehingga tidak merasa terburu-buru.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Pastikan Anda memiliki cukup waktu untuk menuntaskan seluruh pembicaraan.
    Permintaan maaf yang disampaikan dengan terburu-buru sering kali tidak efektif[18] karena permintaan maaf harus mencakup beberapa hal. Anda harus mengakui sepenuhnya bahwa Anda membuat orang lain terluka, mengungkapkan penyesalan, dan memperlihatkan bahwa Anda tidak akan melakukannya lagi di masa depan.[19]
    • Anda juga harus memilih waktu yang tidak akan membuat Anda merasa terburu-buru atau tertekan. Jika Anda memikirkan pekerjaan lain yang harus diselesaikan, fokus Anda tidak akan tertuju kepada permintaan maaf itu, dan orang yang bersangkutan akan merasakan adanya jarak di antara Anda berdua.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menyampaikan Permintaan Maaf

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Tunjukkan sikap terbuka, tanpa terkesan mengancam.
    Komunikasi seperti ini disebut “komunikasi terpadu” dan melibatkan pembahasan masalah secara terbuka dan dengan cara yang tidak membuat orang merasa terancam untuk dapat mencapai kesepakatan bersama, atau “integrasi”.[20] Teknik terpadu telah terbukti memiliki efek positif jangka panjang pada hubungan.[21]
    • Misalnya, jika orang yang Anda sakiti mencoba mengungkit pola perilaku di masa silam yang menurutnya berhubungan dengan kesalahan Anda, biarkan dia bicara hingga selesai. Ambillah jeda sejenak sebelum merespons. Pertimbangkan pernyataan orang tersebut, dan cobalah untuk melihat situasi ini dari sudut pandang orang tersebut, walaupun Anda tidak setuju. Jangan melampiaskan kemarahan, berteriak, atau menghina orang tersebut.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Tunjukkan bahasa tubuh yang terbuka dan rendah hati.
    Komunikasi nonverbal yang Anda tunjukkan sewaktu menyampaikan permintaan maaf sama pentingnya dengan apa yang Anda katakan, bahkan mungkin lebih penting. Hindari posisi duduk membungkuk atau bersandar malas, karena orang yang bersangkutan bisa menganggap bahwa Anda menutup diri dari pembicaraan.[22]
    • Lakukan kontak mata saat berbicara dan dengarkan. Lakukan setidaknya 50% kontak mata selama durasi Anda berbicara, dan setidaknya 70% selama durasi mendengarkan.
    • Hindari menyilangkan lengan di atas dada. Ini pertanda bahwa Anda merasa difensif dan menutup diri dari orang yang bersangkutan.
    • Usahakan untuk menampilkan wajah yang rileks. Anda tidak perlu memaksakan diri untuk tersenyum, tetapi jika merasa ekspresi wajah Anda cemberut atau meringis, luangkan waktu sejenak untuk mengendurkan otot-otot tersebut.
    • Sebaiknya telapak tangan dalam keadaan terbuka, dan tidak dikepalkan jika Anda ingin menggunakan gerak tubuh.
    • Jika orang yang bersangkutan duduk di dekat Anda dan memang pantas dilakukan, gunakan sentuhan untuk mengungkapkan emosi Anda. Pelukan, atau sentuhan lembut di lengan atau tangan, dapat mengomunikasikan seberapa besar arti orang tersebut untuk Anda.[23]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Utarakan penyesalan Anda.
    Ungkapkan empati kepada orang yang bersangkutan. Akuilah rasa sakit atau kerusakan yang telah Anda lakukan. Akuilah bahwa perasaan orang tersebut nyata dan dihargai.[24]
    • Studi menunjukkan bahwa jika permintaan maaf didorong oleh perasaan bersalah atau malu, kemungkinan besar permintaan maaf akan diterima oleh orang yang tersakiti. Sebaliknya, permintaan maaf yang didorong oleh rasa kasihan cenderung tidak akan diterima, karena permintaan maaf seperti itu menimbulkan kesan kurang tulus.[25]
    • Misalnya, Anda dapat memulai permintaan maaf dengan mengatakan, “Aku sangat menyesal telah menyakiti perasaanmu kemarin. Aku sedih sekali karena menyebabkan kamu menderita”.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Terimalah tanggung jawab.
    Saat menerima tanggung jawab, usahakan untuk menjelaskannya sespesifik mungkin. Permintaan maaf yang spesifik cenderung lebih bermakna bagi orang yang bersangkutan, karena hal itu menunjukkan Anda mencurahkan perhatian kepada situasi yang telah menyakitinya.[26][27]
    • Usahakan untuk menghindari pernyataan yang terlalu umum. Mengatakan sesuatu seperti “Aku orang yang jahat” tidaklah benar, dan hal itu tidak berfokus pada perilaku atau situasi tertentu yang menyebabkan rasa sakit. Pernyataan yang terlalu umum menjadikannya mustahil untuk menyasar masalah yang ingin diangkat; Anda tidak bisa memperbaiki keadaan sebagai “orang jahat” semudah Anda bisa memperbaiki “tidak memperhatikan kebutuhan orang lain”.
    • Sebagai contoh, lanjutkan meminta maaf dengan menyatakan apa, secara spesifik, yang menyebabkan rasa sakit itu. “Aku sangat menyesal telah menyakiti perasaanmu kemarin. Aku sedih sekali telah menyebabkan kamu menderita. Aku seharusnya tidak membentakmu karena terlambat menjemputku”.
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Katakan bagaimana Anda akan memperbaiki situasi tersebut.
    Permintaan maaf kemungkinan besar akan berhasil jika Anda memberi usulan tentang bagaimana Anda akan memperbaiki sikap di masa mendatang, atau berusaha menebus kesalahan tersebut.[28]
    • Carilah masalah yang mendasari terjadinya insiden tersebut, jelaskan kepada orang yang bersangkutan tanpa menuduh siapa pun, dan katakan kepadanya apa yang ingin Anda lakukan untuk memecahkan masalah tersebut sehingga kesalahan yang sama dapat dihindari di masa depan.[29]
    • Misalnya, “Aku sangat menyesal telah menyakiti perasaanmu kemarin. Aku sedih sekali telah menyebabkan kamu menderita. Aku seharusnya tidak membentakmu karena terlambat menjemputku. Di masa mendatang, aku akan berhenti sejenak untuk berpikir dengan hati-hati sebelum mengatakan sesuatu”.
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Dengarkan orang tersebut.
    Orang itu mungkin ingin mengungkapkan perasaannya kepada Anda. Dia mungkin masih marah. Dia mungkin ingin mengajukan lebih banyak pertanyaan kepada Anda. Usahakan sebaik mungkin untuk tetap bersikap tenang dan terbuka.[30]
    • Jika orang yang bersangkutan masih marah kepada Anda, dia mungkin bereaksi negatif. Jika orang tersebut berteriak atau menghina Anda, perasaan negatif ini mungkin menghalangi kemungkinan permintaan maaf diterima.[31] Anda bisa mengambil jeda sejenak atau berusaha untuk kembali mengarahkan pembicaraan menuju topik yang lebih menjanjikan hasil.
    • Untuk mengambil jeda sejenak, ungkapkan rasa empati kepada orang yang bersangkutan dan berilah dia pilihan. Usahakan untuk tidak memberi kesan seolah Anda menyalahkan orang tersebut. Misalnya, “Aku memang telah menyakitimu, dan sepertinya kamu masih marah sekarang. Apakah sebaiknya kita beristirahat sejenak? Aku ingin memahami apa yang kamu rasakan, tetapi aku juga ingin kamu merasa nyaman”.
    • Untuk membelokkan kembali percakapan dari sisi negatif, usahakan untuk mengetahui perilaku spesifik yang diharapkan orang yang bersangkutan dari Anda alih-alih menjelaskan apa yang telah Anda lakukan. Misalnya, jika orang tersebut mengatakan sesuatu seperti “Kamu tidak pernah menghormati aku!” Anda dapat merespons dengan bertanya “Apa yang dapat membuatmu merasa dihormati di masa depan?” atau “Menurutmu apa yang harus aku lakukan lain kali?”
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Tuntaskan dengan rasa terima kasih.
    Ungkapkan penghargaan Anda terhadap peran orang tersebut dalam kehidupan Anda, sembari menekankan bahwa Anda tidak ingin membahayakan atau merusak hubungan yang telah terjalin. Ini saat yang tepat untuk mengingat kembali apa yang mendasari terciptanya ikatan itu dan membuatnya berkelanjutan selama ini dan katakan kepada orang yang Anda cintai bahwa dia benar-benar dicintai. Jelaskan apa yang akan hilang dari hidup Anda tanpa kepercayaan dan kebersamaan bersamanya.[32]
  8. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 8  Bersabarlah...
    Bersabarlah. Jika permintaan maaf ditolak, ucapkan terima kasih kepada orang yang bersangkutan untuk kesediaannya mendengarkan Anda dan biarkan kesempatan tetap terbuka kalau-kalau dia ingin membicarakan hal itu nanti. Misalnya, “Aku mengerti bahwa kamu masih marah tentang hal itu, tetapi terima kasih karena telah memberiku kesempatan untuk meminta maaf. Jika kamu berubah pikiran, tolong beri tahu aku”. Terkadang orang ingin memaafkan Anda, tetapi mereka masih membutuhkan sedikit waktu untuk meredakan kemarahan.[33]
    • Perlu diingat bahwa jika seseorang menerima permintaan maaf Anda, itu tidak berarti mereka telah memaafkan Anda sepenuhnya. Butuh waktu, terkadang waktu yang lama, sebelum orang tersebut benar-benar merasa ikhlas dan memercayai Anda lagi sepenuhnya. Hanya sedikit yang bisa Anda lakukan untuk mempercepat proses ini, tetapi ada cara yang tidak terhingga untuk menghambatnya. Jika orang tersebut benar-benar penting bagi Anda, tidak ada ruginya untuk memberinya waktu dan ruang yang dia butuhkan untuk menyembuhkan diri. Jangan berharap dia akan langsung bersikap normal dalam waktu singkat.
  9. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 9 Tepati kata-kata Anda.
    Permintaan maaf yang tulus mengandung solusi, atau ungkapan bahwa Anda bersedia untuk memperbaiki masalah. Anda berjanji mencari cara untuk memecahkan masalah, dan Anda harus menepatinya agar permintaan maaf terkesan tulus dan sempurna. Jika tidak, permintaan maaf akan kehilangan makna, dan kepercayaan mungkin akan hilang dan tidak bisa dikembalikan lagi.
    • Bicaralah dengan orang yang bersangkutan sesekali. Misalnya, setelah beberapa minggu berlalu, Anda dapat bertanya “Aku mendengar bagaimana perilakuku beberapa minggu yang lalu menyakitimu, dan aku benar-benar berusaha untuk memperbaikinya. Bagaimana usahaku sejauh ini?”[34]
    Iklan

Tips

  • Terkadang permintaan maaf yang direncanakan berubah menjadi pengulangan dari perdebatan yang sama yang sebenarnya ingin Anda perbaiki. Berhati-hatilah untuk tidak memperdebatkan kembali topik apa pun atau membuka kembali luka lama. Ingatlah bahwa meminta maaf tidak berarti bahwa apa yang Anda katakan sepenuhnya salah atau keliru - itu berarti bahwa Anda menyesal mengetahui kata-kata Anda berdampak tidak baik pada seseorang dan Anda ingin memperbaiki hubungan dengan orang tersebut.
  • Walaupun Anda merasa bahwa konflik tersebut sebagian disebabkan oleh kesalahan komunikasi di pihak orang tersebut, jangan mencoba menyalahkan atau menuduhnya di tengah-tengah permintaan maaf. Jika Anda yakin bahwa komunikasi yang lebih baik akan membantu memperbaiki keadaan di antara Anda berdua, Anda bisa mengatakan hal itu sebagai bagian tentang bagaimana Anda akan memastikan konflik semacam itu tidak akan terjadi lagi.
  • Jika memungkinkan, bawalah orang tersebut untuk memisahkan diri sehingga Anda dapat meminta maaf saat berduaan saja. Hal ini tidak hanya akan memperkecil kemungkinan orang lain akan memengaruhi keputusan orang yang bersangkutan, tetapi juga akan membuat Anda tidak terlalu gugup. Namun, jika Anda menghina orang tersebut di muka umum dan membuatnya merasa dipermalukan, permintaan maaf Anda mungkin akan lebih efektif jika dilakukan secara terbuka di depan publik.
  • Setelah meminta maaf, luangkan waktu sendirian dan cobalah untuk memikirkan cara yang lebih baik yang bisa Anda lakukan untuk mengatasi situasi tersebut. Ingatlah, salah satu bagian dari permintaan maaf adalah komitmen Anda untuk menjadi orang yang lebih baik. Dengan begitu, jika situasi yang sama terjadi lagi di masa mendatang Anda akan siap mengatasinya dengan cara yang tidak akan menyakiti perasaan siapa pun.
  • Jika orang yang bersangkutan bersedia berbicara dengan Anda tentang memperbaiki kesalahan, lihatlah hal ini sebagai kesempatan. Jika Anda melupakan ulang tahun pasangan atau ulang tahun perkawinan, misalnya, Anda dapat memutuskan untuk merayakannya di malam yang lain dan menjadikannya luar biasa hebat dan romantis. Tetapi jangan beranggapan Anda boleh melupakannya lagi, ini hanya cara untuk memperlihatkan bahwa Anda bersedia bekerja keras untuk berubah menjadi pribadi yang lebih baik.
  • Permintaan maaf sering kali memancing munculnya permintaan maaf yang lain, entah itu datang dari Anda untuk sesuatu yang baru Anda sadari membuat Anda menyesal, atau dari orang yang bersangkutan karena dia menyadari konflik itu menjadi tanggung jawab bersama. Bersiaplah untuk memaafkan.
  • Biarkan orang tersebut meredakan kemarahannya terlebih dahulu, ibarat cangkir teh (setelah diaduk) membutuhkan beberapa saat untuk tenang kembali. Selain itu, orang tersebut mungkin masih cukup marah sehingga dia belum siap untuk memberi maaf.
Iklan

Referensi

  1. Bachman, G. F., & Guerrero, L. K. (2006). Forgiveness, apology, and communicative responses to hurtful events. Communication Reports, 19(1), 45-56.
  2. http://www.umass.edu/fambiz/articles/resolving_conflict/meaningful_apology.html
  3. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  4. http://www.umass.edu/fambiz/articles/resolving_conflict/meaningful_apology.html
  5. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  6. http://psychcentral.com/blog/archives/2011/12/12/how-to-make-an-adept-sincere-apology/
  7. Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
  8. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/what_an_apology_must_do
  9. Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
  1. Greene, J. O., & Burleson, B. R. (Eds.). (2003). Handbook of communication and social interaction skills. Psychology Press.
  2. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  3. http://strategicdiscipline.positioningsystems.com/blog-0/bid/82716/Verbal-Eraser-Destroys-Positive-Reinforcement
  4. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_to_make_an_apology_work
  5. http://www.mindtools.com/pages/article/how-to-apologize.htm
  6. Bachman, G. F., & Guerrero, L. K. (2006). Forgiveness, apology, and communicative responses to hurtful events. Communication Reports, 19(1), 45-56.
  7. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  8. http://www.helpguide.org/articles/relationships/nonverbal-communication.htm
  9. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  10. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/what_an_apology_must_do
  11. Bachman, G. F., & Guerrero, L. K. (2006). Forgiveness, apology, and communicative responses to hurtful events. Communication Reports, 19(1), 45-56.
  12. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/21942502
  13. http://accuratebodylanguage.com/tag/apology/
  14. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  15. http://www.umass.edu/fambiz/articles/resolving_conflict/meaningful_apology.html
  16. Hareli, S., & Eisikovits, Z. (2006). The role of communicating social emotions accompanying apologies in forgiveness. Motivation and Emotion, 30(3), 189-197.
  17. http://psychcentral.com/blog/archives/2011/12/12/how-to-make-an-adept-sincere-apology/
  18. http://www.umass.edu/fambiz/articles/resolving_conflict/meaningful_apology.html
  19. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  20. http://www.forbes.com/sites/sungardas/2014/03/13/how-to-apologize-the-right-way-an-apology-actually-has-three-parts/
  21. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667
  22. Bachman, G. F., & Guerrero, L. K. (2006). Forgiveness, apology, and communicative responses to hurtful events. Communication Reports, 19(1), 45-56.
  23. http://www.umass.edu/fambiz/articles/resolving_conflict/meaningful_apology.html
  24. http://psychcentral.com/blog/archives/2011/12/12/how-to-make-an-adept-sincere-apology/
  25. http://www.wsj.com/articles/the-best-way-to-make-up-after-any-argument-1405379667

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Trudi Griffin, LPC, MS
Disusun bersama :
Konselor Profesional
Artikel ini disusun bersama Trudi Griffin, LPC, MS. Trudi Griffin adalah konselor profesional berlisensi di Wisconsin dengan spesialisasi kecanduan dan kesehatan mental. Dia memberikan terapi bagi mereka yang mengalami masalah kecanduan, kesehatan mental, dan trauma di sarana kesehatan masyarakat dan klinik swasta. Dia memperoleh gelar MS di bidang konseling kesehatan mental klinis dari Marquette University pada 2011. Artikel ini telah dilihat 38.976 kali.
Daftar kategori: Masalah dalam Hubungan
Halaman ini telah diakses sebanyak 38.976 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan