Cara Menjadi Pribadi yang Optimis

Unduh PDFUnduh PDF

Mengenai optimisme, ada sebuah pertanyaan yang sering ditanyakan orang. Pertanyaan ini mengenai jumlah air dalam gelas: apakah gelasnya setengah penuh atau setengah kosong? Nah, jawaban Anda terhadap pertanyaan ini dapat menunjukkan berbagai hal mengenai cara pandang Anda terhadap hidup, sikap Anda terhadap diri Anda sendiri, serta apakah Anda seorang pribadi yang optimis atau pesimis. Jawaban Anda bahkan dapat memengaruhi kesehatan Anda.[1][2] Masing-masing dari kita pasti akan mengalami pahit-manis kehidupan; cara pandang yang optimis dapat meningkatkan kualitas hidup serta kesehatan jasmani dan rohani Anda. Sikap optimis juga merupakan komponen penting dalam menghadapi stres.[3] Tentunya, memiliki sikap optimis bukan berarti Anda tidak menghiraukan masalah hidup yang sulit atau menantang. Bersikap optimis berarti mengubah cara pandang Anda terhadap masalah-masalah tersebut. Apabila sejauh ini Anda merupakan pribadi dengan pandangan hidup pesimis, mungkin akan sulit untuk mengganti perspektif Anda, tetapi dengan sedikit kesabaran dan kesadaran, semua yang indah dalam hidup Anda dapat tampak terang benderang.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Belajar Berdamai dengan Perasaan Anda Sendiri

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Sadari hal-hal yang pahit dan yang manis dalam hidup Anda, dan perhatikan bagaimana kedua hal tersebut memengaruhi Anda.
    Bersikap optimis bukan berarti Anda harus "senang" terhadap semua hal. Justru apabila Anda memaksakan merasa bahagia saat menghadapi masa-masa yang mungkin traumatis, kesehatan Anda bisa terganggu.[4] Sebaliknya, sadari seluruh perasaan yang muncul dalam hidup Anda. Terimalah perasaan-perasaan tersebut, baik negatif maupun positif, sebagai bagian alamiah dari menjadi manusia. Jika Anda mencoba mengekang perasaan tertentu, jiwa Anda malah akan berantakan.[5] Dengan tidak berfokus pada satu emosi, Anda dapat menjadi pribadi yang lebih adaptif dan proaktif ketika menghadapi situasi-situasi tidak terduga yang mungkin hadir di masa depan.[6] Dengan demikian, Anda akan meningkatkan optimisme dan daya tahan Anda dalam menghadapi ketidakpastian.[7]
    • Seiring jalannya waktu, merasa negatif dapat menjadi kebiasaan yang tidak disadari. Hindari menyalahkan diri sendiri untuk perasaan dan asosiasi negatif dalam diri Anda. Anda takkan berkembang apabila terus menerus menyalahkan diri sendiri; Anda hanya akan melihat ke masa lalu, ke apa yang sudah terjadi dan tak bisa diubah kembali.[8]
    • Sadarilah apa yang Anda rasakan ketika perasaan-perasaan negatif ini muncul. Anda dapat menuliskan perasaan Anda dalam sebuah jurnal. Tuliskan kapan Anda merasa atau berpikir negatif, kemudian perhatikan latar belakang kemunculan perasaan atau pikiran negatif itu. Lalu, pikirkan berbagai cara lain untuk menyikapi latar belakang itu.[9]
    • Misalnya, bayangkan bahwa ada orang yang menyalip mobil Anda. Anda merasa marah, membunyikan klakson, dan bahkan berteriak pada si sopir itu meskipun dia tak mendengar Anda. Tulislah di jurnal Anda mengenai kejadian ini, mengenai apa yang Anda rasakan, serta bagaimana Anda menanggapinya. Jangan menghakimi diri Anda sendiri, jangan katakan apakah Anda rasa tanggapan Anda "benar" atau "salah". Cukup tuliskan saja apa yang terjadi.[10]
    • Kemudian, berhenti. Pikirkanlah mengenai apa yang sudah Anda tulis. Apakah tanggapan Anda sesuai dengan apa yang Anda harapkan dan jenis pribadi yang Anda idamkan? Jika tidak, apa yang dapat Anda ubah? Coba pikirkan: memangnya, sebenarnya apa yang Anda tanggapi? Jangan-jangan, Anda sebenarnya tidak benar-benar marah pada si sopir menyebalkan itu. Bisa jadi hari ini Anda banyak stres, dan tekanan Anda meledak pada orang itu.
    • Ketika menulis, pikirkanlah masa depan. Jangan gunakan jurnal ini hanya sebagai tempat Anda mencurahkan perasaan-perasaan negatif. Pikirkan juga apa yang dapat Anda pelajari dari pengalaman yang Anda tuliskan. Adakah yang bisa Anda manfaatkan untuk pengembangan diri? Apakah Anda dapat menggunakan pengalaman ini untuk memahami pengalaman lain? Lain kali, dalam situasi yang mirip, adakah sikap lebih baik dan lebih ideal yang bisa Anda ambil? Misalnya, dengan menyadari bahwa Anda marah-marah karena hari yang penuh tekanan, Anda akan menyadari bahwa setiap orang bisa saja melakukan kesalahan. Dengan menyadari hal tersebut, Anda akan merasa lebih simpatik ketika orang lain memarahi Anda. Jika Anda mengetahui bagaimana Anda ingin menanggapi situasi-situasi negatif, Anda tidak akan mengalami kesulitan.[11]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Praktikkan kesadaran diri.
    Kesadaran diri adalah bagian optimisme yang penting. Dengan kesadaran diri, Anda akan lebih fokus pada memerhatikan perasaan Anda daripada menilainya.[12] Reaksi negatif sering muncul ketika kita mencoba menolak perasaan kita sendiri. Reaksi negatif juga dapat muncul ketika kita membiarkan diri kita dibutakan perasaan hingga kita lupa bahwa kita sesungguhnya mampu mengendalikan perasaan tersebut.[13] Berdamailah dengan diri Anda sendiri. Caranya, fokuslah pada pernapasan Anda, terimalah jiwa dan raga Anda, dan pelajarilah emosi Anda, jangan ditolak. Kedamaian diri akan penting saat harus berhadapan dengan perasaan negatif.[14]
    • Dalam berbagai penelitian, meditasi kesadaran diri terbukti dapat membantu Anda lepas dari perasaan gelisah dan depresif.[15] Meditasi ini bahkan dapat mengubah cara tubuh Anda bereaksi terhadap stres.
    • Carilah kelas meditasi kesadaran diri di daerah Anda. Anda juga bisa mengikuti meditasi terbimbing di internet, misalnya dari Pusat Riset Kesadaran Diri Universitas California[16] atau BuddhaNet[17]. (Dan tentunya, ada juga berbagai panduan di WikiHow.)
    • Anda tak harus menghabiskan banyak waktu untuk meditasi. Cukup dengan beberapa menit sehari, Anda akan lebih sadar dan damai dengan perasaan Anda.[18]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Tentukan apakah suara hati Anda optimis atau pesimis.
    Suara hati kita dapat menunjukkan bagaimana kita secara alami memaknai hidup: negatif atau positif. Dalam satu hari, perhatikan suara hati Anda. Cari tahu apakah bentuk-bentuk suara hati negatif seperti di bawah ini sering muncul:[19]
    • Menekankan pada aspek negatif dari sebuah situasi, dan tidak menghiraukan aspek positif.
    • Secara otomatis menyalahkan diri Anda sendiri untuk setiap situasi atau peristiwa negatif.
    • Menunggu hal negatif di setiap situasi. Contohnya, pagi-pagi di kafe, pesanan kopi Anda salah dan Anda langsung berpikir bahwa hari ini semua hal akan buruk terus.[20]
    • Anda melihat hal hanya dari dua sisi: baik dan buruk. Ini dikenal sebagai polarisasi. Menurut Anda, tak ada jalan tengah.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Fokuslah pada hal-hal positif dalam hidup Anda.
    Anda perlu mengubah arahan suara hati Anda agar berfokus pada aspek-aspek positif pada individu Anda dan pada dunia di sekitar Anda. Meskipun berpikir positif hanya salah satu langkah dalam perjalanan menjadi pribadi yang optimis, berpikir positif dapat memengaruhi jiwa dan raga Anda secara signifikan. Seperti:[21]
    • Harapan hidup yang lebih tinggi
    • Tingkat depresi yang lebih rendah
    • Tingkat stres yang lebih rendah
    • Kekebalan tubuh yang lebih tinggi
    • Kesehatan jasmani dan rohani yang lebih baik
    • Risiko kematian akibat serangan jantung yang lebih rendah
    • Ketahanan yang lebih baik ketika menghadapi masa-masa sulit dan stres
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Ingatlah bahwa optimisme ada dua jenis:
    optimisme nyata dan optimisme buta. Seseorang dengan optimisme buta percaya bahwa tidak akan ada hal buruk yang terjadi. Orang tersebut akan menjadi terlalu percaya diri dan naif, dan dapat berakhir pada kekecewaan atau bahkan bahaya.[22] Sebaliknya, orang dengan optimisme nyata tidak mengabaikan tantangan. Ia juga tidak berpura-pura bahwa perasaan dan pengalaman negatif tidak ada. Orang ini akan menghadapi tantangan-tantangan itu, dan mengatakan, "Saya bisa!"
    • Optimisme buta (dan berbahaya) misalnya adalah terjun payung tanpa pernah latihan sama sekali, hanya percaya bahwa "semuanya akan baik-baik saja". Tentunya, perasaan seperti ini tidak realistik dan tidak mengindahkan fakta bahwa seseorang akan tetap butuh usaha untuk mengatasi masalah. Keputusan seperti ini dapat membahayakan diri Anda.
    • Sebaliknya, seorang pribadi optimis yang nyata akan mengakui kenyataan bahwa terjun payung adalah olahraga rumit yang membutuhkan banyak latihan dan kehati-hatian. Seseorang dengan kepribadian ini takkan kecewa saat menghadapi kerja keras yang diperlukan. Ia justru akan menciptakan sasaran ("mampu terjun payung") dan mulai berusaha. Ia akan percaya diri bahwa sasaran itu mampu ia capai.
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Setiap hari, tuliskan afirmasi positif untuk diri Anda sendiri.
    Dengan demikian, Anda akan lebih mudah percaya pada potensial aksi-aksi Anda. Tuliskan beberapa afirmasi yang dapat mengingatkan Anda mengenai apa yang ingin Anda ubah mengenai cara Anda memandang dunia. Letakkan pada lokasi-lokasi yang akan Anda lihat setiap hari, misalnya di cermin kamar mandi, di dalam lemari Anda, di komputer, atau bahkan di dinding kamar mandi. Contoh afirmasi positif yang dapat Anda tuliskan:[23]
    • "Semua hal itu mungkin."
    • "Keadaan tidak memengaruhi saya, sayalah yang memengaruhi keadaan."
    • "Satu-satunya hal yang dapat saya kendalikan adalah sikap saya."
    • "Saya selalu punya pilihan."
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Hindari membandingkan diri sendiri dengan orang lain.
    Iri hati sungguh mudah timbul, dan hal ini akan berujung pada pikiran-pikiran negatif ("Mereka punya lebih banyak uang daripada saya."; "Dia dapat berlari lebih cepat daripada saya."). Ingatlah bahwa selalu ada orang yang lebih parah daripada kita. Hindari perbandingan negatif dengan orang lain. Fokuslah pada hal-hal positif. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa perilaku menggerutu mungkin berhubungan dengan depresi dan kegelisahan.[24]
    • Ingatlah bersyukur. Dengan bersyukur, Anda akan dapat keluar dari siklus perbandingan negatif. Tulislah surat berterima kasih kepada orang-orang di kehidupan Anda, atau langsung beri tahu mereka. Dengan berfokus pada elemen-elemen positif ini dalam kehidupan Anda, mood dan kesehatan Anda akan meningkat secara dramatis. [25]
    • Tulislah jurnal syukur. Riset menunjukkan bahwa orang-orang yang setiap minggu menuliskan beberapa baris hal-hal yang terjadi belakangan yang membuat mereka bersyukur akan cenderung merasa lebih optimis dan lebih baik secara umum.[26]
  8. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 8 Perbaikilah perspektif Anda dalam satu atau dua aspek kehidupan.
    Pesimisme sering berakar dari perasaan tak berdaya. Tentukan satu atau dua aspek kehidupan yang ingin Anda ubah dalam hidup Anda, dan usahakan perubahan dalam kedua aspek tersebut. Ini akan meningkatkan kepercayaan diri dalam kekuatan dan kemampuan Anda untuk membuat perubahan dalam kehidupan sehari-hari.[27]
    • Anggap diri Anda sebagai "sebab" dan bukan "hasil". Orang yang optimis akan cenderung percaya bahwa peristiwa atau pengalaman negatif dapat diatasi dengan usaha dan kemampuan mereka sendiri.[28]
    • Mulailah dari hal-hal kecil. Jangan beranggapan bahwa Anda dapat mengubah semua hal dalam satu waktu.
    • Berpikir positif dapat mengantarkan Anda pada hasil positif. Sebuah riset menunjukkan bahwa pemain bola basket yang diajari untuk menghubungkan hasil positif (misalnya, berhasil menembak bola dari jarak jauh) dengan keterampilan mereka, dan hasil negatif dengan kemalasan mereka, dapat meningkatkan kemampuan mereka.[29]
  9. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 9 Tersenyumlah sesering mungkin.
    Riset menunjukkan bahwa tersenyum dapat membuat Anda merasa lebih bahagia dan lebih optimis mengenai masa kini dan masa depan.[30]
    • Dalam sebuah penelitian, orang-orang yang diminta untuk menggigit pulpen di mulut mereka (lantas menyebabkan pergerakan otot muka yang mirip dengan senyuman) lebih terhibur dengan kartun yang mereka lihat, meskipun mereka tidak sadar bahwa hanya senyuman itulah yang menyebabkan reaksi mereka menjadi lebih baik. Dengan mengubah otot muka agar merefleksikan emosi positif, Anda mengirimkan pesan emosi yang sama ke otak Anda, dan menyebabkan mood Anda lebih baik.[31]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Meningkatkan Optimisme Anda

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Sadari hubungan Anda dengan dunia di sekitar.
    Optimisme bukan hanya sesuatu yang berasal dari dalam otak Anda dan memancar ke luar; optimisme ada antara Anda dan dunia yang Anda hidupi. Perhatikan hal-hal di sekitar Anda yang tak begitu Anda sukai, lalu coba ubah hal-hal tersebut.
    • Coba ubah dunia menjadi lebih baik dengan langkah-langkah yang konkret, satu demi satu. Misalnya, Anda dapat mengikuti gerakan keadilan atau gerakan politik yang penting bagi Anda.
    • Tentunya Anda harus ingat bahwa di dunia ini ada berbagai budaya, dan budaya Anda hanya salah satunya. Jangan sampai Anda berpikir bahwa budaya atau jalan hidup Anda adalah yang paling baik atau yang satu-satunya. Anda akan melihat keindahan dan aspek positif dalam berbagai hal dengan menerima bahwa di dunia ini ada beragam jenis budaya dan manusia, dan dengan membantu orang lain dengan cara yang mereka sukai.[32]
    • Dalam skala kecil, bahkan mengubah posisi hal-hal yang konkret seperti perabotan dapat membantu Anda menghilangkan pola tingkah laku yang usang dan tak berguna. Riset menunjukkan bahwa suatu kebiasaan akan lebih mudah dihilangkan dengan mengganti rutinitas, karena area-area baru dalam otak akan aktif.[33][34]
    • Hal ini perlu Anda lakukan sambil belajar berdamai dengan diri Anda. Anda tidak mungkin membayangkan hal-hal yang tidak pernah Anda rasakan sebelumnya. Alih-alih mencoba mengurusi setiap perasaan Anda sebagai hasil dari menjalani kebiasaan-kebiasaan yang sama setiap hari, lebih baik Anda bereksperimen dalam setiap interaksi sekaligus memperbaiki lingkungan tempat Anda dan orang lain hidup bersama.
    • Buat sasaran dan ekspektasi mengenai masa depan Anda dari interaksi dengan orang-orang di sekitar Anda. Dengan demikian, Anda tidak akan menciptakan ekspektasi yang tidak realistik bagi Anda sendiri dan orang lain.[35]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Pikirkan hidup Anda akan seperti apa tanpa hal-hal positif.
    Latihan ini dirancang para periset di Universitas Berkeley. Mereka menyarankan Anda berlatih 15 menit setiap minggu. Anda dapat membangun optimisme dengan berpikir mengenai bagaimana hidup Anda akan berbeda tanpa sesuatu yang Anda cintai atau syukuri. Anda akan melawan kecenderungan alamiah untuk menganggap bahwa hal-hal yang baik dalam hidup Anda adalah hal-hal yang "ada begitu saja". Anda dapat menumbuhkan sikap positif yang penuh syukur dengan cara mengingat bahwa kita beruntung untuk setiap hal positif yang dapat hilang dari pegangan kita namun tetap terjadi.[36][37]
    • Mulailah dengan menekankan satu peristiwa positif dalam hidup Anda, misalnya sebuah pencapaian, sebuah perjalanan, atau apa pun yang bermakna bagi Anda.
    • Ingatlah peristiwa ini, dan ingatlah latar belakang terjadinya peristiwa ini.
    • Pertimbangkan bagaimana peristiwa ini dapat terjadi secara berbeda. Misalnya, Anda mungkin tidak belajar bahasa yang mengantarkan Anda ke perjalanan itu. Anda mungkin juga tidak membaca koran di hari pengumuman pekerjaan yang sekarang Anda sukai.
    • Tuliskan semua hal dan keputusan yang mungkin terjadi secara berbeda dan akhirnya tidak menjadikan hal positif ini.
    • Bayangkan seperti apa hidup Anda apabila hal ini tidak terjadi. Bayangkan apa yang akan hilang dari hidup Anda apabila Anda tidak punya semua hal positif lain yang telah dibangun peristiwa tersebut.
    • Kembalilah dan ingat bahwa peristiwa tersebut sungguh terjadi. Ingatlah hal-hal positif yang dibawanya ke kehidupan Anda. Ucapkan syukur untuk hal-hal tersebut. Sadarilah bahwa hal-hal tersebut tak perlu terjadi, namun tetap terjadi, hingga Anda akhirnya dapat menikmati kesenangan yang sekarang ada.[38]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Cari sisi positif dari berbagai hal.
    Kecenderungan alamiah manusia adalah berfokus pada apa yang salah dalam kehidupan kita, dan bukan pada apa yang benar. Lawan kecenderungan ini dengan memeriksa sebuah peristiwa negatif dan mencari "sisi positif"-nya. Riset telah menunjukkan bahwa kemampuan melawan kecenderungan ini adalah komponen optimisme yang penting. Kemampuan ini juga akan membantu Anda menghadapi stres, depresi, dan relasi Anda dengan orang lain. Usahakan Anda melakukan ini sepuluh menit setiap hari selama tiga minggu, dan Anda akan terkejut akan perubahan ke arah optimisme yang akan terjadi dalam hidup Anda.[39]
    • Mulailah dengan mendaftar lima hal yang membuat Anda merasa bahwa hidup Anda baik hari ini.[40]
    • Kemudian, pikirkan suatu waktu di mana sesuatu tidak terjadi sesuai harapan atau menyebabkan Anda merasa sakit atau frustrasi. Tuliskan secara singkat situasi tersebut.
    • Cari tiga hal mengenai situasi tersebut yang akan membantu Anda melihat "sisi positif"-nya.
    • Misalnya, mungkin Anda pernah mengalami masalah mobil yang menyebabkan Anda terlambat bekerja, karena Anda harus mengejar bis. Situasi ini tidak meyenangkan. Akan tetapi, perhatikan beberapa hal berikut ini yang bisa Anda anggap sebagai "sisi positif".
      • Anda bertemu orang baru di bis yang sebelumnya tidak pernah Anda perhatikan
      • Anda naik bis, yang lebih murah daripada naik taksi
      • Mobil Anda masih dapat diperbaiki
    • Hal kecil tidak apa, yang penting ada tiga. Ini akan melatih Anda mengubah interpretasi dan respons Anda terhadap berbagai peristiwa.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Beri waktu untuk aktivitas yang membuat Anda tertawa atau tersenyum.
    Izinkan diri Anda tertawa. Dunia ini penuh dengan humor, maka tenggelamkanlah diri Anda di dalamnya! Tontonlah komedi TV, ikuti acara komedi stand-up, belilah buku lawakan. Setiap orang punya gaya humor yang berbeda-beda, namun fokuskan pada hal-hal yang membuat Anda tertawa. Pastikan setiap hari Anda tertawa setidaknya satu kali. Ingatlah, tertawa adalah penghilang stres alami.[41]
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Jalankan gaya hidup yang sehat.
    Optimisme dan berpikir positif berhubungan erat dengan olahraga dan kesehatan jasmani. Olahraga juga sudah terbukti sebagai penguat mood alamiah sebagai hasil dari endorfin yang tubuh Anda keluarkan ketika berolahraga.[42]
    • Jalankan aktivitas fisik setidaknya tiga kali seminggu. Aktivitas fisik ini tidak harus olahraga di gym. Bawa saja anjing Anda jalan-jalan. Di kantor, gunakan tangga daripada naik lift. Pergerakan fisik apa pun dapat membantu memperbaiki mood Anda.
    • Kurangi zat-zat yang dapat mengubah mood, seperti obat-obatan atau alkohol. Riset menunjukkan bahwa ada koneksi antara pesimisme dan penggunaan obat-obatan dan alkohol.[43]
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Kelilingi diri Anda dengan keluarga dan teman yang membuat Anda nyaman.
    Misalnya, bermainlah kostum dengan anak Anda atau pergilah ke konser dengan adik perempuan Anda. Menghabiskan waktu bersama orang lain dapat mengurangi perasaan kesepian dan kesendirian. Kedua perasaan ini dapat membuat Anda merasa pesimis dan skeptis.[44]
    • Pastikan orang-orang dalam kehidupan Anda adalah orang-orang yang positif dan suportif. Tak semua orang yang Anda temui dalam hidup Anda akan punya orientasi dan ekspektasi kehidupan yang sama dengan Anda, dan hal itu tentunya tidak masalah. Namun, apabila sikap dan kelakuan orang lain memengaruhi sikap dan kelakuan Anda sendiri secara negatif, Anda harus mempertimbangkan menjauhi diri dari orang itu. Perasaan manusia dapat menular.[45] Orang-orang yang negatif dapat meningkatkan tingkat stres Anda dan membuat Anda meragukan kemampuan Anda sendiri untuk mengatasi stres dengan cara-cara yang sehat.[46]
    • Jangan takut bermain-main dengan hubungan-hubungan Anda. Anda takkan tahu kapan seseorang (bahkan jika seseorang itu sangat berbeda dengan Anda) akan membawakan sesuatu yang berharga untuk Anda. Anggap saja proses ini permainan kimia. Anda perlu mencari kombinasi orang-orang yang tepat untuk menumbuhkan pandangan hidup yang optimis ke masa depan.[47]
    • Mengubah mood bukan berarti mengubah kepribadian. Menjadi seseorang yang optimis bukan berarti menjadi seorang ekstrovert. Anda tak harus menjadi seorang ekstrovert agar bisa menjadi pribadi yang optimis. Justru, apabila Anda mencoba untuk menjadi seseorang yang bukan diri Anda, Anda akan merasa hampa dan sedih. Bukan optimis.
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Selalu positif dalam aksi-aksi Anda kepada orang lain.
    Optimisme dapat menular. Dengan menunjukkan sikap positif dan kasih sayang dalam hubungan Anda dengan orang lain, Anda akan mendapatkan balasan yang positif pula, serta menciptakan "efek gelombang" yang mengajak orang lain bersikap positif juga terhadap orang yang lebih banyak lagi.[48] Inilah mengapa kerja relawan sering dikatakan dapat memperbaiki mood Anda secara signifikan.[49] Dari aksi kecil, seperti membelikan kopi untuk orang lain, hingga yang besar, seperti membantu korban gempa di negara lain, jika aksi-aksi Anda terhadap orang lain positif, Anda akan menyebarkan optimisme yang lebih luas lagi.
    • Kerja relawan dapat memperbaiki perasaan percaya diri dan harga diri Anda. Kedua perasaan ini dapat membantu menghilangkan perasaan pesimis dan tidak berdaya.
    • Membantu orang lain dapat membuat Anda merasa lebih baik mengenai kontribusi Anda untuk dunia. Terutama apabila kontribusi yang Anda buat dilakukan secara langsung, tidak tanpa nama atau lewat internet.[50]
    • Sambil kerja relawan, Anda akan menemukan teman dan kenalan baru. Anda akan dikelilingi dengan orang-orang positif yang dapat meningkatkan optimisme.[51]
    • Baik atau buruknya tersenyum kepada orang yang tidak Anda kenal bergantung pada budaya. Misalnya, di Amerika, orang menganggap hal ini sebagai tanda bahwa Anda ramah; di sisi lain, orang Rusia akan mencurigai Anda.[52] Tersenyumlah kepada orang lain di umum, tetapi Anda harus ingat bahwa mereka mungkin punya tradisi yang berbeda dengan Anda. Jangan merasa sebal apabila mereka tidak tersenyum balik, atau malah tampak terganggu.[53]
  8. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 8 Ingatlah bahwa optimisme adalah siklus.
    Semakin positif pikiran dan tindakan Anda, optimisme Anda pun akan lebih mudah dipertahankan.[54]
    Iklan

Tips

  • Pada titik tertentu, setiap orang akan merasa lemah. Anda tetap dapat terjerumus ke kebiasaan-kebiasaan lama Anda, tetapi kemudian Anda akan ingat mengenai perasaan optimisme yang pernah Anda miliki. Ingatkan diri Anda bahwa perasaan-perasaan positif itu begitu mudah Anda dapatkan. Anda tak sendirian. Bangun jaringan dukungan Anda agar Anda bisa kembali ke berpikir positif dengan cepat.
  • Tersenyumlah di depan cermin. Menurut teori pengenalan muka, dengan tersenyum Anda akan merasa bahagia dan berpikir positif.
  • Hitung yang baik dan yang buruk dalam sebuah situasi, dan fokuskan diri Anda pada yang baik.
Iklan

Peringatan

  • Pesimisme tidak sama dengan depresi. Depresi adalah kondisi mental yang serius, dan apabila Anda merasa jalan pikir negatif Anda adalah pertanda depresi, segera hubungi psikolog.
Iklan

Referensi

  1. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950
  2. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/why_cynicism_can_hold_you_back
  3. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2894461/
  4. Kelley, T. M., & Pransky, J. (2013). Principles for realizing resilience: A new view of trauma and inner resilience. J Trauma Stress Disor Treat 2, 1, 2.
  5. http://www.personal.kent.edu/~dfresco/CBT_Readings/JCP_Blackledge_%26_Hayes_2001.pdf
  6. Todd, R. M., Cunningham, W. A., Anderson, A. K., & Thompson, E. (2012). Affect-biased attention as emotion regulation. Trends in Cognitive Sciences, 16(7), 365–372. http://www.cell.com/trends/cognitive-sciences/abstract/S1364-6613(12)00129-5?_returnURL=http%3A%%2Flinkinghub.elsevier.com%2Fretrieve%2Fpii%2FS1364661312001295%3Fshowall%3Dtrue
  7. Kelley, T. M., & Pransky, J. (2013). Principles for realizing resilience: A new view of trauma and inner resilience. J Trauma Stress Disor Treat 2, 1, 2.
  8. L’Abate, L. (2013). The Criterion of Concreteness: Seven Psychological Orphans in Search of a Theory—Toward a Neo-Behaviorist View. In Clinical Psychology and Psychotherapy as a Science (pp. 131–147). Springer New York. Diambil dari http://link.springer.com/chapter/10.1007/978-1-4614-4451-0_6
  9. https://www.psychologytoday.com/blog/anger-in-the-age-entitlement/201309/the-good-and-the-bad-journaling
  1. http://self-compassion.org/exercise-6-self-compassion-journal/
  2. https://www.psychologytoday.com/blog/anger-in-the-age-entitlement/201309/the-good-and-the-bad-journaling
  3. Siegel, R. D. (2010). The Mindfulness Solution: Everyday Practices for Everyday Problems (1 edition). New York: The Guilford Press.
  4. Hanh, T. N. (2003). The Present Moment: A Retreat on the Practice of Mindfulness (Abridged edition). Boulder, CO: Sounds True, Incorporated.
  5. http://www.helpguide.org/harvard/benefits-of-mindfulness.htm
  6. http://news.harvard.edu/gazette/story/2012/11/meditations-positive-residual-effects/
  7. http://marc.ucla.edu/body.cfm?id=22
  8. http://www.buddhanet.net/audio-meditation.htm
  9. https://www.psychologytoday.com/blog/the-courage-be-present/201001/how-practice-mindfulness-meditation
  10. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950
  11. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950?pg=2
  12. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950
  13. https://www.psychologytoday.com/blog/happiness-in-world/201306/how-optimism-can-be-learned
  14. http://www.huffingtonpost.com/dr-carmen-harra/affirmations_b_3527028.html
  15. http://www.huffingtonpost.com/2014/11/25/everyday-gratitude-practices_n_6212270.html
  16. http://www.oprah.com/spirit/How-to-be-an-Optimist/4
  17. http://www.huffingtonpost.com/2014/11/25/everyday-gratitude-practices_n_6212270.html
  18. https://www.psychologytoday.com/blog/happiness-in-world/201306/how-optimism-can-be-learned
  19. http://www.newbridgefoundation.org/optimism-drug-alcohol-recovery/
  20. https://www.psychologytoday.com/blog/happiness-in-world/201306/how-optimism-can-be-learned
  21. http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=smile-it-could-make-you-happier
  22. http://www.oprah.com/spirit/How-to-be-an-Optimist/2
  23. Holland, D. (2001). Identity and Agency in Cultural Worlds. Harvard University Press.
  24. Duhigg, C. (2014). The Power of Habit: Why We Do What We Do in Life and Business (edisi cetak ulang). New York: Random House Trade Paperbacks.
  25. http://www.npr.org/blogs/health/2012/01/02/144431794/what-vietnam-taught-us-about-breaking-bad-habits
  26. Bennardo, G. (2009). Language, Space, and Social Relationships: A Foundational Cultural Model in Polynesia. Cambridge University Press.
  27. http://ggia.berkeley.edu/practice/mental_subtraction_positive_events#data-tab-why
  28. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/why_cynicism_can_hold_you_back
  29. http://ggia.berkeley.edu/practice/mental_subtraction_positive_events#data-tab-how
  30. http://ggia.berkeley.edu/practice/finding_silver_linings
  31. http://ggia.berkeley.edu/practice/finding_silver_linings#data-tab-how
  32. http://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression
  33. http://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression
  34. http://www.newbridgefoundation.org/optimism-drug-alcohol-recovery/
  35. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950
  36. https://www.psychologytoday.com/blog/the-science-work/201410/faster-speeding-text-emotional-contagion-work
  37. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950?pg=2
  38. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950?pg=2
  39. http://greatergood.berkeley.edu/topic/compassion/definition#why_practice
  40. http://www.helpguide.org/articles/work-career/volunteering-and-its-surprising-benefits.htm
  41. http://psychcentral.com/blog/archives/2013/12/22/how-giving-makes-us-happy/
  42. http://www.helpguide.org/articles/work-career/volunteering-and-its-surprising-benefits.htm
  43. https://www.rpi.edu/dept/advising/american_culture/social_skills/nonverbal_communication/reading_exercise.htm
  44. http://www.oprah.com/spirit/How-to-be-an-Optimist
  45. http://www.huffingtonpost.com/2013/10/03/optimism-and-health_n_4031688.html

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Leah Morris
Disusun bersama :
Pelatih Kehidupan
Artikel ini disusun bersama Leah Morris. Leah Morris adalah Pelatih Transisi Hubungan dan Hidup sekaligus pemilik Life Remade, layanan bimbingan personal. Berbekal lebih dari 3 tahun sebagai pembimbing profesional, spesialisasinya adalah memandu orang yang sedang menjalani transisi dalam transformasi hidup jangka panjang maupun pendek. Leah memiliki gelar BA Komunikasi Organisasi dari California State University, Chico dan merupakan Pelatih Hidup Transformasional besertifikasi Southwest Institute for Healing Arts. Artikel ini telah dilihat 24.885 kali.
Daftar kategori: Pengembangan Diri
Halaman ini telah diakses sebanyak 24.885 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan