Cara Menjadi Orang yang Positif

Unduh PDFUnduh PDF

Pada saat kita memikirkan kata “positif”, mungkin banyak di antara kita yang akan teringat kata “bahagia”. Namun, kebahagiaan bukanlah satu-satunya hal yang positif. Ada berbagai cara yang bisa Anda terapkan untuk menjadi pribadi yang positif, sekalipun Anda sedang mengalami kesedihan, kemarahan, atau tantangan.[1] Riset telah membuktikan bahwa kita memiliki kemampuan yang luar biasa untuk memilih emosi dan cara berpikir positif.[2] Selain itu, sudah terbukti juga bahwa emosi ternyata mampu mengubah sel-sel tubuh kita.[3] Apa yang kita alami dalam kehidupan sehari-hari sebenarnya hanyalah akibat dari cara kita menginterpretasikan dan merespons lingkungan. Kabar baiknya, kita bisa memilih cara lain untuk menginterpretasikan dan merespons lingkungan, alih-alih berusaha menekan atau mencoba “membebaskan diri” dari perasaan negatif.[4] Pada akhirnya, Anda akan menjadi pribadi yang lebih positif dengan banyak berlatih, bersabar, dan berusaha keras agar mampu memilih cara merespons yang berbeda.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengubah Diri Sendiri Menjadi Pribadi yang Positif

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Kenali diri sendiri.
    Anda bisa mulai mengubah diri dengan berusaha menerima kenyataan bahwa Anda memiliki pikiran dan perasaan negatif. Setelah itu, akuilah bahwa Anda tidak suka dengan cara Anda meresponsnya. Anda tidak bisa mengubah cara berpikir jika Anda tidak bisa (atau tidak mau) mengenali masalah yang sedang terjadi.[5]
    • Jangan menilai diri sendiri karena pikiran dan perasaan Anda. Pada dasarnya, tidak ada yang bisa dikatakan “baik” atau “buruk” atas pikiran dan perasaan. Ketahuilah bahwa Anda tidak bisa mengendalikan setiap pikiran yang muncul atau perasaan yang Anda alami. Apa yang bisa Anda kendalikan adalah cara Anda menginterpretasikan dan meresponsnya.
    • Terimalah juga apa yang tidak bisa Anda ubah dari diri Anda. Sebagai contoh, orang-orang introver biasanya lebih suka menghabiskan waktu sendirian dan membutuhkan saat-saat tenang untuk “memulihkan diri”. Mereka akan merasa sangat lelah dan tidak bahagia jika harus berusaha menjadi orang ekstrover. Terimalah diri Anda yang sesungguhnya saat ini apa adanya. Dengan demikian, Anda bisa lebih leluasa mengembangkan diri menjadi pribadi yang positif!
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Tentukan tujuan....
    Tentukan tujuan. Adanya tujuan membuat kita mampu melihat kehidupan dengan cara pandang yang positif. Riset telah membuktikan bahwa dengan menentukan tujuan, Anda akan langsung merasa lebih percaya diri dan optimis, meskipun tujuan itu sendiri belum tercapai.[6] Anda akan lebih mudah mencapai tujuan dan terus mengembangkan diri dengan menentukan tujuan yang bermakna bagi kehidupan pribadi dan yang selaras dengan keyakinan Anda.[7]
    • Mulailah menentukan hal-hal kecil sebagai tujuan. Jangan seperti pungguk merindukan bulan. Tidak usah berpikir yang muluk-muluk. Lebih baik berjalan pelan-pelan, yang penting, Anda bisa mencapai tujuan. Tentukan tujuan secara spesifik. “Menjadi orang yang positif” adalah tujuan yang sangat baik, tetapi tujuan ini terlalu besar. Anda sendiri mungkin akan kebingungan harus mulai dari mana. Oleh sebab itu, cobalah menentukan tujuan yang lebih kecil secara spesifik, misalnya “Bermeditasi dua kali seminggu” atau “Tersenyum kepada orang lain sekali sehari”.[8]
    • Nyatakan tujuan Anda dengan kata-kata yang positif. Riset telah membuktikan bahwa tujuan Anda akan lebih mudah tercapai jika Anda menggunakan kata-kata yang positif. Dengan kata lain, tentukan tujuan yang membuat Anda ingin meraihnya, allih-alih menghindarinya. Sebagai contoh: “Berhenti makan makanan yang tidak sehat” bukanlah tujuan yang baik sebab pernyataan ini akan menimbulkan rasa malu atau rasa bersalah. Anda bisa menentukan tujuan yang spesifik dan positif, misalnya “Makan 3 porsi buah-buahan dan sayuran setiap hari”.[9]
    • Buatlah tujuan yang bisa terlaksana atas usaha Anda sendiri. Ketahuilah bahwa Anda tidak bisa mengendalikan orang lain. Jika Anda menentukan tujuan yang pencapaiannya tergantung pada respons orang lain, Anda akan kecewa jika keadaan tidak berjalan sesuai harapan. Jadi, tentukan tujuan berdasarkan hal-hal yang mampu Anda kendalikan, yaitu kemampuan Anda sendiri.[10]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Cobalah berlatih meditasi cinta kasih.
    Meditasi ini disebut juga metta bhavana atau “meditasi cinta kasih” yang bersumber dari ajaran Buddha.[11] Meditasi ini mengajari Anda cara mengembangkan rasa kasih sayang kepada anggota keluarga terdekat dan memperluas perasaan ini kepada orang lain dalam kehidupan Anda sehari-hari. Latihan meditasi ini juga sudah terbukti bisa meningkatkan kemampuan seseorang untuk bangkit lagi dari pengalaman hidup yang negatif dan memulihkan hubungan dengan orang lain hanya dalam beberapa minggu.[12][13] Anda bisa melihat sendiri efek positifnya hanya dengan berlatih lima menit setiap hari.[14]
    • Banyak tempat yang menawarkan kursus meditasi cinta kasih. Anda bisa mencari MP3 panduan meditasi di internet. The Center for Contemplative Mind in Society[15] dan UCLA Mindful Awareness Research Center[16] menyediakan panduan meditasi cinta kasih yang bisa Anda unduh secara gratis.
    • Meditasi cinta kasih juga bermanfaat bagi kesehatan mental. Penelitian telah membuktikan bahwa meditasi cinta kasih bisa mengurangi gejala depresi dengan asumsi bahwa kemampuan berbagi cinta kasih kepada orang lain akan membuat Anda mampu mencintai diri sendiri.[17]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Buatlah jurnal.
    Penelitian yang diadakan baru-baru ini membuktikan bahwa memang benar-benar ada rumus matematika untuk kepositifan: tiga emosi positif atas satu emosi negatif akan membuat Anda tetap sehat.[18] Adanya jurnal akan membantu Anda menyadari semua pengalaman emosional yang negatif dalam keseharian Anda dan menentukan apakah pola pikir Anda harus disesuaikan. Selain itu, jurnal juga akan membantu Anda memfokuskan diri pada pengalaman positif sehingga bisa terus Anda ingat.[19]
    • Jurnal bukan hanya untuk mencatat hal-hal yang tidak Anda sukai. Riset telah membuktikan bahwa kebiasaan mencatat emosi dan pengalaman negatif dalam jurnal hanya akan memperkuat ingatan Anda tentang hal-hal negatif tersebut sehingga Anda juga semakin merasa negatif.[20]
    • Cobalah menulis apa yang Anda rasakan tanpa menilai baik atau buruk. Contoh pengalaman negatif: “Hari ini aku merasa tersinggung waktu teman kerjaku mengejek aku karena berat badanku”.
    • Setelah itu, coba pikirkan apa respons Anda. Bagaimana Anda merespons pada saat itu? Apa respons yang Anda pilih saat ini, setelah kejadian ini berlalu? Anda bisa menulis: “Pada saat itu, aku merasa sangat kecewa kepada diriku sendiri dan merasa diri tidak berharga. Setelah aku memikirkan lagi kejadian tadi, aku sadar bahwa temanku mengatakan hal yang tidak berperasaan kepada siapa saja. Penilaian orang lain tidak menentukan siapa aku atau seberapa berharganya diriku selain aku”.
    • Cobalah memikirkan bagaimana Anda bisa memanfaatkan pengalaman ini sebagai sebuah pembelajaran. Apa manfaatnya untuk pertumbuhan pribadi Anda? Apa yang akan Anda lakukan jika hal ini terulang lagi? Anda bisa menulis: “Jika lain kali seseorang menyinggung perasaanku, aku akan ingat bahwa penilaian orang lain tidak bisa menentukan siapa aku. Aku juga akan bilang kepada temanku bahwa ucapannya tidak berperasaan dan membuat aku terluka agar aku ingat bahwa perasaanku adalah yang terpenting.”
    • Jangan lupa menulis hal-hal positif juga dalam jurnal Anda! Sediakan waktu untuk mencatat kebaikan hati dari orang yang belum Anda kenal, indahnya matahari terbenam, atau obrolan yang menyenangkan dengan teman agar kenangan ini bisa “tersimpan” untuk Anda ingat lagi di kemudian hari. Pengalaman positif ini bisa mudah terlupakan, kecuali jika Anda fokus mencatatnya.
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Bersyukurlah secara aktif.
    Bersyukur bukanlah sekadar perasaan, melainkan sebuah tindakan. Banyak penelitian yang sudah berhasil membuktikan bahwa rasa syukur sangat besar manfaatnya bagi Anda.[21] Bersyukur bisa mengubah cara pandang dengan seketika dan semakin banyak Anda bersyukur, manfaatnya akan semakin besar.[22] Selain itu, bersyukur juga membuat Anda merasa lebih positif, memperbaiki hubungan Anda dengan orang lain, menumbuhkan cinta kasih, dan menambah kebahagiaan.[23][24][25]
    • Ada orang-orang yang pada dasarnya memiliki “sifat suka bersyukur” sebagai ungkapan rasa terima kasih yang muncul secara alami. Akan tetapi, Anda bisa menunjukkan “sikap bersyukur” terlepas dari seberapa besarnya “sifat bersyukur” yang sudah terbentuk di dalam diri Anda![26]
    • Dalam hubungan dan situasi apa pun, jangan memperlakukan orang lain dengan memosisikan diri Anda sebagai orang yang “pantas” mendapatkan sesuatu darinya. Dengan bersikap seperti ini, bukan berarti bahwa Anda tidak pantas menerima apa-apa dan boleh diperlakukan semena-mena atau tidak dihargai. Ini berarti bahwa Anda harus memperlakukan orang lain tanpa merasa “terikat” oleh hasil, tindakan, atau manfaat tertentu.[27]
    • Bagikan rasa syukur Anda kepada orang lain. Berbagi rasa syukur akan membuat perasaan ini semakin “tertanam” dalam ingatan Anda. Selain itu, orang lain yang Anda ajak berbagi juga akan merasa lebih positif.[28] Carilah teman yang bisa Anda jadikan “pasangan bersyukur” dan bagikan tiga hal yang bisa Anda syukuri satu sama lain setiap hari.[29]
    • Berusahalah mencari semua hal-hal kecil positif yang terjadi sepanjang hari. Catatlah hal-hal tersebut dalam jurnal, unggahlah foto Anda di Instagram, ceritakan pengalaman positif Anda di Twitter, atau lakukan apa saja agar Anda bisa mengingat hal-hal kecil yang pantas Anda syukuri ini. Contohnya, catatlah jika panekuk coklat Anda matangnya pas, lalu lintas ke kantor tidak terlalu padat, atau ada teman yang memuji penampilan Anda. Catatan Anda akan bertambah banyak dalam waktu singkat.[30]
    • Simpanlah hal-hal baik ini. Manusia memiliki kecenderungan lebih mudah fokus pada hal-hal negatif dan melupakan hal-hal positif. Jika Anda mengalami kejadian positif, sisihkan waktu untuk menyadari hal ini dan “simpanlah” di dalam ingatan Anda. Contohnya, jika Anda melihat bunga yang indah pada saat jalan pagi, berhentilah sejenak lalu katakan kepada diri sendiri, “Momen ini benar-benar indah. Aku akan selalu ingat betapa bersyukurnya aku karena bisa mengalami momen ini”. Cobalah membuat “gambar” mental dari momen tersebut. Cara ini akan membantu Anda mengingat lagi kejadian tersebut di kemudian hari, jika Anda mengalami masalah atau pengalaman negatif.[31]
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Gunakan afirmasi diri.
    Afirmasi diri terkesan kurang berguna, tetapi riset telah membuktikan bahwa hal ini sangat penting sebab bisa membentuk jaringan saraf baru untuk “berpikir positif”. Ketahuilah bahwa otak Anda senang menggunakan jalan pintas dengan mengikuti jalur yang paling sering digunakan. Jika Anda membiasakan diri mengatakan hal-hal yang mencintai diri sendiri secara teratur, otak Anda akan melihatnya sebagai “norma”.[32] Kebiasaan berbicara kepada diri sendiri dan melakukan afirmasi diri yang positif juga akan mengurangi stres dan depresi, memperkuat sistem kekebalan tubuh, dan meningkatkan kemampuan menghadapi masalah.[33]
    • Pilihlah kalimat afirmasi yang bermakna bagi Anda secara pribadi. Anda bisa memilih kalimat afirmasi untuk menunjukkan bahwa Anda menyayangi tubuh Anda, peduli pada diri sendiri, atau untuk mengingatkan tradisi spiritual. Gunakan apa saja yang bisa membuat Anda merasa positif dan tenang!
    • Contohnya, Anda bisa mengatakan, “Tubuhku sehat dan pikiranku baik” atau “Hari ini, aku akan bersikap ramah sebaik mungkin” atau “Hari ini, malaikat pelindungku selalu menemani aku sepanjang hari”.
    • Jika Anda sedang menghadapi masalah tertentu, cobalah mencari afirmasi positif untuk mengatasi masalah ini. Contohnya, jika masalah Anda adalah bentuk tubuh, cobalah mengatakan, “Aku cantik dan kuat” atau “Aku bisa belajar mencintai diri sendiri seperti aku mencintai orang lain” atau “Aku layak dicintai dan dihormati”.
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Tumbuhkan optimisme.
    Tahun ’70-an, para peneliti pernah mengungkapkan bahwa orang-orang yang memenangkan undian-yang oleh kebanyakan orang dianggap sebagai kejadian yang sangat positif-ternyata tidak merasa lebih bahagia ketimbang orang-orang yang tidak mendapat hadiah undian hanya dalam waktu satu tahun. Hal ini disebabkan oleh proses adaptasi hedonis yang terjadi karena manusia akan kembali lagi kepada “ambang batas” kebahagiaan setelah mengalami kejadian eksternal (yang baik maupun buruk).[34] Akan tetapi, meskipun ambang batas kebahagiaan Anda sangat rendah, cobalah menumbuhkan optimisme secara aktif. Optimisme bisa memperbaiki harga diri, kesejahteraan hidup, dan hubungan dengan orang lain.[35][36]
    • Optimisme adalah cara yang kita pilih untuk menginterpretasikan kehidupan. Bersyukurlah atas fleksibilitas otak manusia sebab Anda bisa belajar berbagai cara membuat interpretasi![37] Orang-orang pesimistis akan melihat kehidupan ini dengan cara pandang yang sudah tertanam dan tidak bisa diubah lagi: “Tidak ada keadilan di dunia ini”, “Aku tidak akan pernah bisa mengubah keadaan”, “Hidupku susah dan ini semua terjadi karena kesalahanku”. Orang-orang optimistis akan melihat kehidupan ini dengan cara pandang tertentu yang fleksibel.[38]
    • Contohnya, cara pandang seorang pesimistis akan melihat pertunjukan biola minggu depan dengan mengatakan, “Aku tidak bisa bermain biola. Aku bisa gagal dalam pertunjukan nanti. Lebih baik aku main Nintendo saja di rumah”. Pernyataan ini mengasumsikan bahwa keahlian Anda bermain biola adalah bakat alam dan bersifat permanen, bukannya keahlian yang bisa diperoleh karena kerja keras. Pernyataan ini juga mengatakan hal yang mempersalahkan Anda. “Aku tidak bisa bermain biola” mengasumsikan bahwa kemampuan Anda adalah karena bakat alam, bukannya keahlian yang Anda kuasai karena latihan. Cara pandang pesimistis ini juga bisa berarti bahwa Anda tidak perlu berlatih biola karena merasa tidak ada gunanya atau merasa bersalah karena Anda “tidak mampu” melakukan sesuatu. Kedua cara pandang ini tidak ada gunanya.
    • Cara pandang optimistis akan melihat sebuah situasi dengan mengatakan: “Akan ada pertunjukan biola minggu depan dan aku belum cukup puas dengan persiapanku saat ini. Aku akan berlatih lebih banyak lagi setiap hari sampai hari pertunjukan dan berusaha tampil sebaik mungkin. Ini yang bisa aku lakukan, tetapi setidaknya aku sudah bekerja keras agar bisa berhasil”. Orang-orang optimistis tidak menyangkal adanya tantangan dan pengalaman negatif, tetapi mereka mampu memilih cara yang berbeda untuk menginterpretasikannya.
    • Ada perbedaan besar antara optimisme sejati dan optimisme “buta”. Optimisme buta misalnya: Anda baru pertama kali bermain biola dan berharap langsung diterima sebagai anggota orkestra Erwin Gutawa. Harapan ini sangat tidak realistis dan akan membuat Anda kecewa. Optimisme sejati akan mengakui situasi yang sedang terjadi dan berusaha mempersiapkan diri menghadapi apa yang akan terjadi. Orang-orang dengan optimisme sejati juga menyadari perlunya kerja keras beberapa tahun dan sekalipun mungkin saja Anda tidak diterima bergabung dalam orkestra impian, paling tidak Anda sudah berusaha sebaik mungkin untuk mencapai tujuan.[39]
  8. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 8 Pelajari cara mengubah pengalaman negatif.
    Salah satu kesalahan yang biasa orang-orang lakukan adalah menghindari atau mengabaikan pengalaman negatif. Pada kondisi tertentu, cara ini memang masuk akal sebab pengalaman ini biasanya menyakitkan. Akan tetapi, kebiasaan menekan atau mengabaikan pengalaman seperti ini akan menghambat kemampuan Anda menghadapinya.[40] Alih-alih, berusahalah mencari tahu cara mengubah pengalaman ini. Apakah Anda bisa belajar dari pengalaman ini? Apakah Anda bisa melihatnya dengan cara yang berbeda?
    • Anda bisa belajar dari pengalaman seorang inventor bernama Myshkin Ingawale. Dalam TED Talk tahun 2012, Ingawale menceritakan pengalamannya pada saat ia berusaha menemukan alat dengan teknologi baru untuk menyelamatkan wanita hamil yang tinggal di pedalaman India. Sudah 32 kali ia mencoba menciptakan alat ini dan tidak berhasil. Berulang kali ia menginterpretasikan pengalamannya sebagai kegagalan dan menyerah. Akan tetapi, ia memilih belajar dari tantangan masa lalu dan pada saat ini, hasil penemuannya sudah bisa mengurangi tingkat kematian wanita hamil di pedalaman India sampai 50%.[41]
    • Anda juga bisa belajar dari pengalaman Dr. Viktor Frankl, seorang tawanan yang dipenjara oleh Nazi dan selamat pada peristiwa Holocaust. Walaupun harus menghadapi situasi kemanusiaan yang paling buruk, Dr. Frankl memilih untuk menginterpretasikan pengalamannya dengan caranya sendiri. Ia menulis, “Apa pun bisa diambil dari seseorang, kecuali satu hal, yaitu kebebasan manusia untuk menentukan sikap pada situasi tertentu, kebebasan untuk memilih caranya sendiri”.[42]
    • Alih-alih membiarkan diri Anda langsung merespons tantangan atau pengalaman negatif dengan cara yang negatif, tenangkan diri dulu dan cari tahu apa masalahnya. Apa yang salah? Apa sebabnya? Apa yang bisa Anda pelajari dari pengalaman ini agar lain kali Anda bisa memilih cara yang berbeda? Apakah pengalaman ini mengajari Anda agar bersikap lebih baik, lebih murah hati, lebih bijaksana, lebih kuat? Alih-alih melihat setiap masalah sebagai pengalaman negatif, sempatkan diri untuk melakukan refleksi agar Anda bisa melakukan interpretasi ulang.
  9. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 9 Gunakan tubuh Anda.
    Tubuh dan pikiran Anda memiliki hubungan yang sangat kuat. Jika Anda mengalami kesulitan untuk merasa positif, mungkin tubuh Anda sedang menentang Anda. Psikolog sosial bernama Amy Cuddy telah membuktikan bahwa postur tubuh seseorang bisa memengaruhi hormon stres di dalam tubuhnya.[43] Biasakan berdiri tegak dengan menarik bahu Anda sedikit ke belakang agar dada Anda tegap. Pandanglah lurus ke depan. Kuasai daerah di sekitar tempat Anda duduk atau berdiri dengan melakukan “power pose” agar Anda merasa lebih percaya diri dan optimis.[44][45]
    • Jadilah orang yang murah senyum. Riset telah membuktikan bahwa pada saat tersenyum, entah Anda sedang “merasa” bahagia atau tidak, otak Anda akan memperbaiki suasana hati Anda.[46] Cara ini berlaku jika Anda melakukan senyum duchenne yang akan mengaktifkan otot-otot di sekitar mata dan mulut Anda. Orang-orang yang tersenyum pada saat menjalani perawatan medis yang menyakitkan mengatakan bahwa rasa sakitnya berkurang ketimbang mereka yang tidak tersenyum.[47]
    • Cobalah memakai pakaian yang bisa mengekspresikan diri Anda. Apa yang Anda kenakan akan memengaruhi perasaan Anda. Sebuah penelitian menunjukkan bahwa orang-orang yang memakai jas laboratorium pada saat melakukan tugas ilmiah sederhana akan bekerja lebih baik ketimbang orang-orang yang tidak memakai jas, meskipun perbedaannya hanya terletak pada jas![48] Kenakan pakaian yang membuat Anda merasa nyaman dengan diri sendiri, tidak peduli apa pun pendapat orang lain tentang baju ini. Jangan memaksakan diri mengubah ukuran tubuh Anda sebab ukuran baju selalu berubah-ubah. Ukuran S di toko yang satu bisa sama besarnya dengan ukuran L di toko yang lain.[49][50] Ingatlah bahwa ukuran pakaian yang acak tidak pernah bisa menentukan harga diri Anda!
  10. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 10 Berolahraga.
    Pada saat berolahraga, tubuh Anda akan menghasilkan hormon endorfin, yaitu senyawa kimia tubuh yang sangat bermanfaat untuk memberikan “rasa senang”.[51] Olahraga juga bisa mengatasi rasa cemas dan depresi. Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa olahraga teratur yang tidak terlalu berat bisa meningkatkan ketenangan dan kebahagiaan hidup.[52]
  11. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 11 Ciptakan kehidupan yang Anda inginkan dengan merasakannya.
    Jika Anda ingin lebih sukses, fokuskan pada cara-cara yang membuat Anda merasa sudah sukses. Jika Anda ingin lebih dicintai, fokuskan perhatian Anda pada orang-orang yang peduli pada Anda dan pada kelimpahan cinta yang bisa Anda berikan kepada orang lain. Jika Anda ingin lebih sehat, fokuskan diri pada cara hidup yang membuat Anda merasa sehat, dan seterusnya.
  12. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 12 Jangan sibuk mengurusi hal-hal kecil.
    Banyak orang yang menjalani hidup dengan mengurusi hal-hal yang sepertinya sangat penting, padahal tidak, jika mereka mau berhenti sejenak dan melihat dengan cara pandang yang benar. Riset telah membuktikan bahwa urusan-urusan yang sering membuat Anda kecewa ini tidak akan bisa membuat Anda bahagia.[56] Kenyataannya, Anda akan merasa lebih baik dengan memperhatikan kebutuhan orang lain yang berkekurangan.[57] Riset telah membuktikan bahwa kita membutuhkan lima hal mendasar agar bisa hidup bahagia:[58]
    • Emosi positif
    • Keterlibatan (terlibat sepenuhnya atau ikut serta dalam kegiatan tertentu)
    • Hubungan dengan orang lain
    • Makna hidup
    • Keberhasilan
    • Ingatlah bahwa Anda bisa mendefinisikan sendiri apa arti hal-hal tersebut bagi Anda! Jangan terpaku oleh definisi orang lain tentang “makna hidup” atau “keberhasilan”. Jika Anda tidak tahu makna dari apa yang Anda lakukan dan cara Anda bertindak, Anda tidak akan merasakannya sebagai hal yang baik. Benda-benda/materi, ketenaran, dan uang sama sekali tidak bisa membuat Anda bahagia.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Memilih Lingkungan yang Berpengaruh Positif bagi Anda

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Terapkan hukum tarik-menarik...
    Terapkan hukum tarik-menarik. Aktivitas dan pikiran kita memiliki kekuatan positif dan negatif seperti magnet. Jika kita berusaha menghindari masalah, kondisinya akan tetap sama saja atau bahkan menjadi lebih buruk. Sikap negatif kita juga akan membawa akibat tertentu. Tetapi, jika kita semakin terbiasa berpikir positif, kita akan semakin proaktif dalam bertindak dan mencapai tujuan. Selain itu, kita juga akan lebih mudah menemukan dan mendapatkan pilihan positif yang akan membawa keberhasilan bagi kita. Pikiran positif bahkan bisa memperkuat sistem kekebalan tubuh! [59]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Lakukan apa saja yang Anda sukai.
    Meskipun terdengar mudah, hal ini terkadang sulit dilakukan karena Anda mungkin sangat sibuk. Jadi, sempatkan diri untuk melakukan kegiatan yang bisa membuat Anda bahagia, misalnya:
    • Dengarkan musik. Nikmati musik dengan genre kesukaan Anda.
    • Baca buku. Selain bermanfaat, membaca juga bisa mengajarkan Anda berempati.[60] Jika Anda suka membaca tulisan nonfiksi, Anda bisa mendapatkan informasi dan cara pandang baru tentang kehidupan.
    • Lakukan kegiatan kreatif, seperti melukis, menulis, membuat origami, dll.
    • Berolahraga, lakukan aktivitas yang menjadi hobi Anda, dll.
    • Carilah inspirasi dari rasa kagum. Penelitian telah membuktikan bahwa rasa kagum atau takjub yang Anda alami pada saat berjalan kaki di alam terbuka, melihat lukisan yang sangat indah, atau mendengarkan simfoni kesukaan Anda sangat bermanfaat bagi kesehatan fisik dan mental. Carilah cara untuk menghadiahkan kekaguman kecil bagi kehidupan Anda kapan pun Anda bisa.[61]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Berkumpullah dengan teman-teman.
    Hargailah orang-orang yang selama ini mendampingi Anda dalam suka dan duka. Cobalah mengingat-ingat dukungan mereka sehingga Anda bisa menjadi lebih positif dan bahagia dalam perjalanan ini. Selain itu, mungkin Anda juga bisa membantu mereka. Sebagai teman, Anda tentunya akan saling membantu di saat senang maupun susah.[62]
    • Penelitian telah membuktikan bahwa orang-orang yang sering berkumpul dengan teman-teman yang memiliki kesamaan nilai dan cara pandang biasanya akan lebih bahagia dan lebih positif dalam melihat kehidupan mereka ketimbang orang-orang yang tidak mengalami persahabatan seperti ini.[63]
    • Interaksi dengan orang-orang yang Anda cintai akan menyebabkan otak Anda melepaskan neurotransmiter yang membuat Anda merasa bahagia (hormon dopamin) dan rileks (hormon serotonin). Hormon tersebut adalah senyawa kimia di dalam tubuh yang akan menimbulkan perasaan positif saat Anda menikmati kebersamaan dengan teman-teman dan orang-orang terkasih.[64]
    • Ajaklah teman-teman dan orang-orang terkasih menjadi pasangan bersyukur. Dengan membentuk kelompok untuk saling berbagi hal-hal yang Anda syukuri bersama, bayangkan hal-hal positif yang akan terjadi karena Anda bisa saling berbagi!
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Tunjukkan cinta kasih kepada orang lain.
    Cinta kasih bisa terwujud dengan melakukan kebaikan bagi orang lain, terutama jika orang ini kurang beruntung ketimbang Anda. Cara ini sangat mendukung Anda untuk bersikap positif. Sebagai contoh, riset telah membuktikan bahwa orang-orang yang suka beramal akan merasakan kebahagiaan yang sama seperti pada saat mereka menerima uang![65] Coba pikirkan cara yang bisa Anda lakukan untuk melayani orang lain, baik secara perorangan atau di dalam komunitas agar Anda bisa membagikan cinta kasih. Cara ini bukan hanya baik bagi orang lain, tetapi sangat bermanfaat bagi kesehatan Anda juga![66]
    • Hal yang sama akan saling tarik menarik. Jika kita berbuat baik kepada orang lain, khususnya yang dilakukan tanpa diminta, kemungkinan besar ia akan membalasnya dengan berbuat baik. Balasan ini mungkin tidak ditujukan langsung kepada kita, tetapi bisa saja kepada orang lain. Namun pada akhirnya, langsung atau tidak langsung, kebaikan ini akan kembali lagi kepada kita. Banyak orang yang menyebut hal ini sebagai karma. Apa pun istilahnya, beberapa penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa “berbuat baik tanpa pamrih” adalah prinsip yang berlaku dalam kehidupan sehari-hari.[67]
    • Mulailah menjadi tutor, sukarelawan, atau libatkan diri dalam kegiatan gereja.
    • Berikan pinjaman dalam skala mikro untuk membantu orang lain yang membutuhkannya. Pinjaman mikro, biarpun hanya beberapa puluh ribu rupiah, bisa sangat membantu seseorang di negara berkembang untuk membangun usaha atau kehidupan ekonomi yang mandiri. Tingkat pengembalian pinjaman mikro bisa lebih dari 95%.[68]
    • Berikan hadiah kecil kepada orang-orang di sekeliling Anda, bahkan kepada orang yang tidak Anda kenal. Belikan karcis bus untuk seseorang yang sedang mengantri bersama Anda. Kirimkan bingkisan yang Anda buat sendiri untuk teman Anda. Memberikan hadiah akan merangsang produksi hormon dopamin di dalam otak. Selain itu, Anda juga akan merasakan kebahagiaan yang lebih besar ketimbang apa yang dirasakan oleh orang yang menerimanya![69]
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Carilah kalimat atau peribahasa yang bernada optimis lalu simpan di dalam dompet atau kantung baju.
    Jika suatu saat Anda merasa ragu atau agak kecil hati, bacalah sebagai sumber inspirasi. Ada beberapa kutipan kata-kata bijak yang bisa Anda gunakan:[70]
    • Betapa indahnya jika tidak ada orang yang perlu menunggu pada saat ia ingin mengubah kehidupannya. (Anne Frank)
    • Kaum optimistis selalu mengatakan bahwa kehidupan kita adalah yang terbaik dan kaum pesimistis selalu merasa takut jika kehidupan ini ternyata memang benar seperti itu. (James Branch Cabell)
    • Penemuan terbesar sepanjang sejarah adalah fakta bahwa seseorang bisa mengubah masa depannya hanya dengan mengubah sikapnya. (Oprah Winfrey)
    • Jika Anda mendengar suara hati Anda mengatakan “Anda tidak bisa melukis”, cobalah mulai melukis dengan cara apa pun dan suara itu akan hilang dengan sendirinya. (Vincent Van Gogh)
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Temui terapis.
    Ada persepsi umum yang salah yang mengatakan bahwa seseorang “perlu” berkonsultasi dengan konselor atau terapis hanya jika ada “masalah”. Ternyata, Anda pergi ke dokter gigi untuk membersihkan gigi, meskipun gigi Anda tidak berlubang. Anda pergi ke dokter untuk pemeriksaan kesehatan rutin setiap tahun, meskipun Anda tidak sakit. Menemui terapis juga bisa bermanfaat sebagai cara “pencegahan”.[71] Jika Anda ingin mengetahui cara berpikir dan berperilaku positif, terapis dan konselor bisa membantu Anda mengenali pola pikir yang tidak bermanfaat dan membentuk cara pandang baru yang positif.[72]
    • Anda juga bisa berkonsultasi dengan dokter untuk minta referensi atau mencari informasi di internet. Jika Anda memiliki asuransi kesehatan, coba tanyakan apakah ada konselor yang bisa Anda hubungi di dalam jejaring perusahaan asuransi ini.
    • Biasanya, ada layanan konsultasi dengan biaya terjangkau. Carilah informasi di internet tentang layanan kesehatan mental di klinik, pusat kesehatan komunitas, atau pusat konseling yang melayani masyarakat umum di kampus atau universitas tertentu.
    Iklan
Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Menghindari Pengaruh Negatif

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Hindari pengaruh negatif.
    Pada umumnya, manusia sangat rentan terhadap “penularan emosi” dan ini berarti bahwa perasaan di sekeliling kita akan memengaruhi perasaan kita.[73] Jauhi orang-orang yang berperilaku buruk dan negatif agar tidak menulari Anda.
    • Pilihlah teman dengan bijak. Teman-teman yang sering kita temui bisa berpengaruh besar pada cara pandang kita, entah pengaruh baik maupun buruk. Jika ada teman yang selalu berpikiran negatif, cobalah berbagi cara pandang positif dengan mereka. Doronglah mereka agar mau belajar untuk bersikap positif. Jika mereka tetap saja bersikap negatif, mungkin Anda yang harus menjauhi mereka demi kebaikan Anda sendiri.
    • Lakukan hanya apa yang membuat Anda merasa nyaman. Anda akan merasa tidak senang, bersalah, atau khawatir pada saat melakukan sesuatu yang tidak terasa nyaman sehingga tidak bisa membuat Anda merasa positif. Belajar mengatakan "tidak" jika Anda memang tidak mau akan membuat Anda merasa lebih kuat dan lebih mudah menerima diri sendiri.[74] Hal ini berlaku pada saat Anda harus menghadapi teman-teman, orang terkasih, dan orang-orang di tempat kerja.[75][76]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Tantanglah pikiran-pikiran negatif.
    Pada umumnya, kita sangat mudah terbawa oleh pola pikir “otomatis” atau kebiasaan berpikir negatif, terutama tentang diri sendiri. Kita bahkan bisa menjadi pengkritik paling keras bagi diri sendiri. Tantanglah setiap kali Anda menyadari munculnya pikiran negatif[77] dan ubahlah menjadi pikiran positif atau cobalah mencari logika yang salah dalam pikiran negatif. Cara ini akan membentuk sebuah kebiasaan jika Anda lakukan dalam waktu yang cukup lama. Selain itu, cara ini akan membawa perubahan besar dalam meningkatkan kemampuan Anda berpikir positif. Katakan "Aku bisa!" lebih sering ketimbang "Aku tidak bisa!" Ketahuilah bahwa segala hal bisa diubah secara positif. Teruslah berusaha![78][79][80]
    • Sebagai contoh, jika Anda marah dan membentak teman, akan muncul suara yang mengatakan, “Aku orang jahat”. Inilah yang disebut distorsi kognitif, yaitu proses generalisasi berdasarkan kejadian spesifik. Proses ini hanya menimbulkan rasa bersalah dan tidak ada manfaatnya sama sekali bagi Anda.
    • Alih-alih, mulailah bertanggung jawab atas tindakan Anda dan pertimbangkan respons apa yang harus Anda berikan. Contohnya: “Aku mungkin sudah menyakiti perasaan temanku karena sudah membentaknya. Aku bersalah dan akan minta maaf. Lain kali, aku akan minta waktu untuk berhenti sejenak jika diskusinya menjadi sangat intens”. Cara berpikir seperti ini tidak menggeneralisasikan Anda sebagai orang yang “jahat”, tetapi sebagai orang yang sudah berbuat salah dan mau belajar memperbaiki diri.
    • Jika Anda sering berpikir negatif tentang diri sendiri (atau orang lain), biasakan mencari tiga hal positif atas satu hal negatif yang Anda katakan. Contohnya, jika muncul pikiran yang mengatakan bahwa Anda “bodoh”, tantanglah pikiran ini dengan tiga hal positif, misalnya: “Aku sedang berpikir bahwa aku bodoh. Tetapi, minggu lalu aku baru saja menyelesaikan proyek dengan nilai yang sangat baik. Aku juga sudah berhasil mengatasi masalah yang sulit beberapa waktu yang lalu. Aku adalah orang yang sangat hebat dalam bekerja dan saat ini aku sedang mengalami kesulitan”.
    • Meskipun tidak mendapatkan apa yang kita inginkan, kita tetap mendapatkan pengalaman berharga. Pengalaman biasanya jauh lebih berharga ketimbang materi yang lambat laun tidak berguna lagi, sebab pengalaman akan selalu menjadi milik kita dan bisa mengembangkan seluruh kehidupan kita.
    • Selalu ada aspek positif dan negatif di setiap situasi. Kita sendiri yang harus memilih ingin fokus ke mana. Kita tidak akan bisa mengendalikan diri jika selalu bersikap negatif, tetapi berpikir sebaliknya.
    • Tidak perlu merasa khawatir tentang hal-hal negatif jika memang tidak bisa diubah lagi. Ada hal-hal yang "tidak adil" di dunia ini karena kehidupan memang demikian "adanya". Kita hanya akan merasa frustrasi jika terus menyia-nyiakan energi dan kebahagiaan untuk mengurusi hal-hal yang tidak bisa kita ubah.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Atasi trauma masa lalu.
    Jika Anda selalu merasa tidak bahagia, kecewa, atau negatif, mungkin ada masalah mendasar yang harus diatasi. Cobalah mencari bantuan profesional untuk mengatasi pengalaman traumatis, seperti tindak kekerasan di masa lalu, kejadian yang menimbulkan stres, bencana alam, kesedihan, dan kehilangan.[81]
    • Carilah informasi tentang ahli kesehatan mental berlisensi, khususnya yang memiliki spesialisasi di bidang penanganan trauma, jika bisa. Mungkin Anda akan mengalami saat-saat yang tidak menyenangkan, bahkan menyakitkan pada saat berkonsultasi dengan konselor atau terapis untuk mengatasi trauma, tetapi pada akhirnya Anda akan menjadi lebih kuat dan lebih positif.[82]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Jangan takut menghadapi kegagalan.
    Mengutip ucapan Franklin D. Roosevelt, satu-satunya hal yang harus kita takuti adalah ketakutan itu sendiri. Kita semua akan mengalami kegagalan dan melakukan kesalahan. Bagaimana cara kita bangkit lagi adalah yang terpenting. Jika kita mengharapkan keberhasilan tanpa takut menghadapi kegagalan, kita akan memiliki kesempatan terbaik untuk tetap bersikap positif dalam segala hal.
    Iklan

Tips

  • Jika Anda perlu beristirahat, tariklah napas yang dalam, hitung sampai 10, minum segelas air putih, lalu cobalah tersenyum. Meskipun dipaksakan, Anda tetap saja tersenyum dan akan merasa lebih baik. Fokuskan perhatian Anda pada hal-hal yang baik.
  • Setiap pagi, biasakan bercermin sambil mencari lima hal baik dari diri Anda. Jangan mudah menyerah. Kebiasaan baik bisa menggantikan kebiasaan buruk jika Anda terus berusaha dengan gigih.
  • Bentuklah kebiasaan berpikir positif dengan mencari alasan yang bermanfaat, misalnya untuk meningkatkan kualitas kehidupan Anda dan orang lain. Ingatlah bahwa kita bisa mengendalikan pikiran kita. Ubahlah setiap pikiran negatif dengan memikirkan hal-hal positif.
  • Simpanlah surel atau SMS dari anggota keluarga dan teman-teman yang bisa menguatkan Anda. Baca lagi jika Anda sedang sedih untuk mengingatkan bahwa Anda berharga bagi orang lain. Mereka mencintai dan peduli pada Anda. Jadi, Anda tidak akan mudah merasa sedih dengan mengetahui bahwa Anda bisa membawa kebahagiaan bagi banyak orang dan tidak akan mudah merasa pesimis jika selalu berusaha menguatkan orang lain.
  • Cobalah diam jika Anda merasa ingin marah sebab kebencian akan menggerogoti ketenangan jiwa atau mengganggu kedamaian pikiran kita. Tetap bersikap baik akan membuat kehidupan Anda lebih tenang dan lebih positif.
  • Jika Anda sedang tidak suka memikirkan apa-apa dan hanya ingin membebaskan diri dari perasaan negatif, cobalah melihat gambar di internet tentang hal-hal yang positif yang memberikan rasa bahagia.
  • Jangan menghukum diri sendiri karena apa yang sudah terjadi! Lihatlah apa yang bermanfaat dan yang tidak agar Anda selalu mengingatnya.
  • Coba ingat-ingat lagi apa yang sudah Anda lakukan sehingga membuat seseorang merasa bahagia atau merasa tertolong pada saat ia menghadapi kesulitan. Agar bisa merasa menjadi orang baik, coba lakukan hal yang menyenangkan bagi orang lain. Dengan demikian, bukan hanya orang ini yang merasa senang, tetapi Anda sendiri juga akan merasa senang dengan diri sendiri.
Iklan

Peringatan

  • Berhati-hatilah menghadapi orang-orang yang tidak mau bersikap positif. Mintalah bimbingan hanya dari orang-orang yang positif.
  • Akan selalu ada orang-orang yang menilai Anda. Jangan biarkan perilaku mereka mengganggu ketenangan hidup Anda. Ingatlah bahwa orang yang paling berhak Anda bahagiakan adalah diri Anda sendiri.
Iklan
  1. http://www.mindtools.com/page6.html
  2. http://www.mettainstitute.org/mettameditation.html
  3. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/are_you_getting_enough_positivity_in_your_diet
  4. https://thebuddhistcentre.com/text/loving-kindness-meditation
  5. http://greatergood.berkeley.edu/raising_happiness/post/better_than_sex_and_appropriate_for_kids
  6. http://www.contemplativemind.org/practices/recordings
  7. http://marc.ucla.edu/body.cfm?id=22
  8. http://news.harvard.edu/gazette/story/2012/11/meditations-positive-residual-effects/
  9. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/are_you_getting_enough_positivity_in_your_diet
  10. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/tips_for_keeping_a_gratitude_journal
  11. https://www.psychologytoday.com/blog/anger-in-the-age-entitlement/201309/the-good-and-the-bad-journaling
  12. http://greatergood.berkeley.edu/topic/gratitude/definition#why_practice
  13. https://www.psychologytoday.com/blog/hope-relationships/201409/6-ways-become-more-positive-today
  14. http://www.psy.miami.edu/faculty/mmccullough/Papers/Gratitude_CDPS_2008.pdf
  15. http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/j.1475-6811.2010.01273.x/abstract
  16. http://greatergood.berkeley.edu/pdfs/GratitudePDFs/5Watkins-GratitudeHappiness.pdf
  17. http://greatergood.berkeley.edu/pdfs/GratitudePDFs/5Watkins-GratitudeHappiness.pdf
  18. McCullough, M.E., Kilpatrick, S.D., Emmons, R.A., & Larson, D.B. (2002). Is gratitude a moral affect? Psychological Bulletin, 127, 249-266.
  19. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/10_steps_to_savoring_the_good_things_in_life
  20. https://www.psychologytoday.com/blog/hope-relationships/201409/6-ways-become-more-positive-today
  21. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/tips_for_keeping_a_gratitude_journal
  22. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/10_steps_to_savoring_the_good_things_in_life
  23. http://www.huffingtonpost.com/dr-carmen-harra/affirmations_b_3527028.html
  24. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950
  25. Brickman, P., & Campbell, D.T. (1971). Hedonic relativism and planning the good society. In M.H. Appley (Ed.), Adaptation-level theory (pp.287-302. New York: Academic Press
  26. Caprara, G.V. & Steca, P. (2005). Affective and social self-regulatory efficacy beliefs as determinants of positive thinking and happiness. European Psychologist, 10(4), pp. 275-286.
  27. Diener, E., & Diener, M. (1995). Cross cultural correlates of life satisfaction and self esteem. Journal of Personality and Social Psychology, 68, pp. 653-663.
  28. https://www.psychologytoday.com/blog/happiness-in-world/201306/how-optimism-can-be-learned
  29. http://greatergood.berkeley.edu/pdfs/GratitudePDFs/2Wood-GratitudeWell-BeingReview.pdf
  30. https://www.psychologytoday.com/blog/happiness-in-world/201306/how-optimism-can-be-learned
  31. http://www.personal.kent.edu/~dfresco/CBT_Readings/JCP_Blackledge_%26_Hayes_2001.pdf
  32. http://www.forbes.com/sites/danschawbel/2013/04/21/brene-brown-how-vulnerability-can-make-our-lives-better/
  33. http://www.brainpickings.org/2013/03/26/viktor-frankl-mans-search-for-meaning/
  34. http://www.ted.com/talks/amy_cuddy_your_body_language_shapes_who_you_are/transcript?language=en
  35. https://www.psychologytoday.com/blog/hope-relationships/201409/6-ways-become-more-positive-today
  36. http://www.ted.com/talks/amy_cuddy_your_body_language_shapes_who_you_are/transcript?language=en#t-332879
  37. https://www.psychologytoday.com/blog/hope-relationships/201409/6-ways-become-more-positive-today
  38. http://www.scientificamerican.com/article.cfm?id=smile-it-could-make-you-happier
  39. http://www.nytimes.com/2012/04/03/science/clothes-and-self-perception.html?_r=1
  40. http://time.com/3532014/women-clothing-sizes-history/
  41. ttp://www.nytimes.com/2011/04/25/business/25sizing.html
  42. http://www.webmd.com/depression/guide/exercise-depression
  43. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/20479481
  44. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/expert-answers/exercise/faq-20057916
  45. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/yoga/art-20044733
  46. http://www.health.harvard.edu/staying-healthy/the-health-benefits-of-tai-chi
  47. http://toddkashdan.com/articles/materialism_&_well-being.pdf
  48. Reed, R. (2013). A Lacanian Ethics of Non-Personal Responsibility. Pastoral Psychology, 62(4), 515–531.
  49. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/is_happiness_overrated
  50. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/awe_boosts_health
  51. http://www.scientificamerican.com/article/novel-finding-reading-literary-fiction-improves-empathy/
  52. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/awe_boosts_health
  53. https://www.psychologytoday.com/blog/hope-relationships/201409/6-ways-become-more-positive-today
  54. http://news.discovery.com/human/religion-happiness-social-bonds.html
  55. https://www.uniiverse.com/neuroscience
  56. http://www.psychologytoday.com/blog/feeling-it/201211/the-best-kept-secret-happiness
  57. http://greatergood.berkeley.edu/topic/compassion/definition#why_practice
  58. http://www.nytimes.com/2014/03/16/opinion/sunday/the-science-of-paying-it-forward.html
  59. http://www.kiva.org/about/risk
  60. http://www.pnas.org/content/103/42/15623.abstract
  61. https://www.psychologytoday.com/blog/comfort-cravings/201401/the-10-best-quotes-the-power-positive-thinking
  62. https://well.wvu.edu/articles/why_you_should_go_to_the_counselor__even_if_youre_okay
  63. https://www.psychologytoday.com/blog/in-therapy/201403/8-more-reasons-go-therapy
  64. https://www.psychologytoday.com/blog/the-science-work/201410/faster-speeding-text-emotional-contagion-work
  65. http://www.harleytherapy.co.uk/counselling/7-ways-stronger-sense.htm
  66. http://www.huffingtonpost.com/irene-s-levine/7-tips-for-saying-no-to-a_b_828759.html
  67. http://fortune.com/2014/08/19/why-saying-no-gets-you-ahead/
  68. http://www.huffingtonpost.com/2014/09/13/positive-thinking-day-steps_n_5810744.html
  69. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/stress-management/in-depth/positive-thinking/art-20043950?pg=2
  70. http://greatergood.berkeley.edu/article/item/how_self_compassion_beats_rumination
  71. http://www.personal.kent.edu/~dfresco/CBT_Readings/JCP_Blackledge_%26_Hayes_2001.pdf
  72. http://www.unh.edu/counseling-center/dealing-effects-trauma-%E2%80%93-self-help-guide
  73. Cahill, S.P., Rothbaum, B.O., Resick, P.A., & Follette, V.M. (2009). Cognitive-behavioral therapy for adults. In Effective Treatments for PTSD: Practice Guidleines from the International Society for Traumatic Stress Studies. Edna B. Foa, Terence M. Keane, Matthew J. Friedman, & Judith A. Cohen, Eds. (pp. 139-222). New York: The Guilford Press.

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Rahti Gorfien, PCC
Disusun bersama :
Pelatih Kehidupan
Artikel ini disusun bersama Rahti Gorfien, PCC. Rahti Gorfien adalah Pelatih Kehidupan dan Pendiri Creative Calling Coaching, LLC. Rahti adalah Professional Certified Coach (PCC) yang mendapatkan akreditasi dari International Coach Federation, Pelatih ADHD Terakreditasi ACCG oleh Akademi Pelatih ADD, dan Penyedia Jasa Spesialisasi Karier (CSS). Dia terpilih sebagai salah satu dari 15 Pelatih Kehidupan terbaik di New York City oleh Expertise pada 2018. Rahti adalah alumni program Graduate Acting di New York University dan telah menekuni dunia artis teater selama lebih dari 30 tahun. Artikel ini telah dilihat 53.277 kali.
Daftar kategori: Kesehatan | Kesehatan Emosional
Halaman ini telah diakses sebanyak 53.277 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan