Cara Meminimalkan Gejala Skizofrenia

Unduh PDFUnduh PDF

Skizofrenia adalah gangguan otak kronis yang ditandai dengan adanya, serta tidak adanya, gejala tertentu. Gejala positif yang ada pada skizofrenia adalah masalah kognitif/pikiran tidak teratur, dan delusi atau halusinasi. Gejala negatifnya antara lain tidak adanya ekspresi emosional. Cara paling efektif untuk meminimalkan gejala skizofrenia adalah kombinasi obat, layanan pendukung, dan terapi.

Metode 1
Metode 1 dari 5:

Mendapatkan Diagnosis yang Tepat

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Kunjungi dokter.
    Diagnosis skizofrenia yang tepat sangat penting dalam perawatan gejalanya. Skizofrenia sulit untuk didiagnosis dengan tepat karena menunjukkan tanda-tanda yang sama dengan beberapa masalah kesehatan mental lainnya. Kunjungi dokter dan mintalah rujukan ke psikiater, psikolog, atau spesialis lain yang dapat memberikan diagnosis yang tepat.[1]
    • Usia rata-rata munculnya skizofrenia pada pria adalah akhir masa remaja hingga awal 20-an, dan pada wanita akhir 20-an hingga awal 30-an. Skizofrenia jarang didiagnosis pada anak di bawah usia 12 tahun, atau pada orang dewasa di atas 40 tahun.
    • Skizofrenia pada remaja sulit didiagnosis. Ini karena tanda-tanda pertamanya meliputi perilaku yang umum ditemukan pada remaja, seperti menghindari teman-teman, kurang menunjukkan ketertarikan pada tugas sekolah, masalah tidur, dan cepat marah.
    • Skizofrenia adalah kondisi yang sangat bersifat genetik. Jika Anda memiliki kerabat yang menderita skizofrenia, kemungkinan Anda mendapatkan diagnosis yang sama lebih tinggi daripada populasi umum.[2]
    • Orang-orang Afrika-Amerika dan Hispanik cenderung lebih mungkin salah didiagnosis. Cobalah mencari penyedia layanan kesehatan yang memahami bagaimana pengaruh skizofrenia terhadap populasi minoritas untuk memastikan perawatan terbaik.[3]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Ketahui gejala-gejala skizofrenia.
    Orang yang didiagnosis menderita skizofrenia tidak harus mengalami semua gejalanya. Ia harus menunjukkan paling tidak dua gejala-gejala berikut selama satu periode waktu. Gejala tersebut harus berdampak jelas pada kemampuan orang yang bersangkutan untuk berfungsi dalam hidup sehari-hari, dan tidak dapat dijelaskan oleh penyebab lain, seperti penggunaan obat-obatan.[4]
    • Delusi atau halusinasi adalah gejala yang paling umum dikaitkan dengan skizofrenia. Halusinasi bisa bersifat audio atau visual. Gejala-gejala ini biasanya diasosiasikan dengan episode psikotik.
    • Bicara tidak teratur adalah wujud dari ketidakteraturan kognitif. Ia mungkin sulit memahami, tidak dapat mengikuti topik, atau menanggapi dengan cara yang membingungkan dan tidak rasional. Ia mungkin menggunakan kata-kata imajiner atau berbicara dengan bahasa yang dibuat-dibuat.
    • Perilaku tidak teratur mencerminkan hilangnya fungsi kognitif sementara karena skizofrenia. Ia mungkin kesulitan menyelesaikan tugas atau kukuh mengerjakan tugas yang melampaui ekspektasi biasa.
    • Perilaku katatonia juga mungkin merupakan gejala skizofrenia. Ia mungkin duduk selama berjam-jam tanpa berbicara. Ia sepertinya tidak menyadari sekelilingnya.
    • Gejala negatif skizofrenia sering kali salah diartikan sebagai depresi. Di antaranya adalah kurangnya ekspresi emosional, tidak menikmati aktivitas sehari-hari, dan/atau tidak banyak bicara.
    • Seringnya, orang yang menderita skizofrenia tidak merasa bahwa gejala ini masalah sehingga mereka menolak perawatan.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Ketahuilah bahwa Anda mungkin tidak mampu menilai gejala sendiri dengan tepat.
    Karakteristik skizofrenia yang paling menantang adalah kesulitan mengenali pikiran delusif. Pikiran, ide, dan persepsi Anda mungkin sepertinya normal saja bagi Anda, sementara bagi orang lain tampak delusif. Ini biasanya menjadi sumber ketegangan antara orang yang menderita skizofrenia dengan keluarga dan masyarakatnya.[5]
    • Hampir setengah dari semua orang yang didiagnosis menderita skizofrenia mengalami kesulitan mengenali pikiran delusif mereka. Terapi dapat mengatasi kurangnya kesadaran ini.
    • Kunci penting untuk menjalani hidup dengan skizofrenia adalah belajar meminta bantuan untuk mengatasi persepsi mengganggu atau mencemaskan dan gejala lainnya.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 5:

Menemukan Obat yang Tepat

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Tanyakan tentang obat antipsikotik kepada dokter.
    Obat antipsikotik telah digunakan untuk mengatasi gejala skizofrenia sejak pertengahan tahun 1950-an. Antipsikotik lama, kadang disebut antipsikotik tipikal atau antipsikotik generasi pertama, bekerja dengan menghalangi subtipe reseptor dopamin di otak. Antipsikotik yang lebih baru, disebut juga antipsikotik atipikal, menghalangi reseptor dopamin serta reseptor serotonin spesifik.[6]
    • Antipsikotik generasi pertama meliputi obat-obatan seperti chlorpromazine, haloperidol, trifluoperazine, perphenazine, dan fluphenazine.
    • Antipsikotik generasi kedua meliputi clozapine, risperidone, olanzapine, quetiapine, paliperidone dan ziprasidone.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Waspadai efek samping yang tidak diinginkan.
    Obat antipsikotik biasanya memiliki efek samping signifikan. Kebanyakan efek samping tersebut akan hilang setelah beberapa hari. Efek samping meliputi pandangan kabur, mengantuk, sensitif terhadap matahari, ruam kulit, dan penambahan berat badan. Wanita mungkin mengalami masalah menstruasi.[7]
    • Diperlukan beberapa waktu sampai Anda menemukan obat yang paling cocok. Dokter mungkin perlu mencoba dosis dan kombinasi obat-obatan yang berbeda. Tidak ada penderita yang merespons obat dengan cara yang sama.
    • Clozapine (Clozaril) dapat mengakibatkan kondisi yang disebut agranulocytosis, yaitu hilangnya sel-sel darah putih. Jika dokter meresepkan clozapine, Anda harus mengecek darah setiap satu atau dua minggu.
    • Penambahan berat badan karena obat antipsikotik mungkin mengakibatkan diabetes dan/atau kolesterol tinggi.
    • Penggunaan antipsikotik generasi pertama dalam jangka panjang dapat mengakibatkan kondisi yang disebut tardive dyskinesia (TD). TD menyebabkan kram otot, biasanya di sekitar mulut.
    • Efek samping lain dari obat antipsikotik adalah kaku, tremor, kram otot, dan gelisah. Bicaralah dengan dokter jika Anda mengalami efek samping ini.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Ingatlah bahwa obat hanya untuk mengatasi gejala.
    Walaupun obat penting untuk mengatasi gejala skizofrenia, tetapi tidak dapat menyembuhkan skizofrenia itu sendiri. Obat ini hanyalah cara untuk membantu meminimalkan gejalanya.[8] Intervensi psikososial seperti terapi individu, latihan bersosialisasi, rehabilitasi vokasional, dukungan dalam pekerjaan, dan terapi untuk keluarga juga dapat membantu mengatasi kondisi Anda.[9]
    • Carilah informasi tambahan tentang pilihan perawatan secara proaktif, perawatan yang mendukung obat untuk meminimalkan gejala.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Bersabarlah.
    Obat mungkin membutuhkan berhari-hari, berminggu-minggu, atau bahkan lebih lama sampai benar-benar efektif. Walaupun kebanyakan orang melihat hasil menggembirakan setelah minum obat selama enam minggu, yang lain mungkin tidak merasakan hasil apa-apa selama beberapa bulan.[10]
    • Jika Anda belum melihat perubahan setelah enam minggu, konsultasikan dengan dokter. Anda mungkin memerlukan dosis yang lebih tinggi atau lebih rendah, atau obat lain.
    • Jangan pernah berhenti minum obat antipsikotik secara tiba-tiba. Jika Anda ingin menghentikannya, lakukan dengan panduan dokter.
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 5:

Memperoleh Dukungan

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Bicaralah dengan dokter secara jujur.
    Sistem dukungan yang kuat adalah salah satu faktor utama dalam keberhasilan perawatan skizofrenia. Tim dukungan yang baik terdiri dari ahli kesehatan mental, anggota keluarga, teman-teman, serta sesama penderita skizofrenia.[11]
    • Bicarakan gejala-gejala Anda dengan teman dan anggota keluarga tepercaya. Mereka dapat membantu Anda dalam sistem perawatan kesehatan mental untuk mendapatkan perawatan yang dibutuhkan.
    • Sering kali, penderita skizofrenia mengalami kesulitan dalam mengelola rumah yang stabil dan konsisten. Jika Anda bisa tinggal bersama keluarga dalam masa-masa sulit ini, pertimbangkan untuk membiarkan keluarga merawat Anda sampai gejala membaik.
    • Opsi tempat tinggal terpadu, seperti rumah kelompok atau apartemen dukungan, ada untuk membantu penderita skizofrenia. Ketersediaan rumah seperti itu berbeda di tiap negara. Tanyakan kepada dinas pemerintahan terkait atau ahli kesehatan mental tentang layanan ini.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Berkomunikasilah dengan dokter atau pihak penyedia perawatan.
    Komunikasi yang baik dan jujur dengan ahli kesehatan mental memungkinkan Anda menerima level perawatan terbaik yang mereka sediakan. Menyampaikan gejala secara jujur kepada dokter akan memastikan bahwa Anda mendapatkan dosis obat yang tepat, tidak terlalu tinggi atau terlalu rendah.[12]
    • Anda selalu bisa mencari opini kedua jika merasa dokter Anda saat ini tidak responsif terhadap kebutuhan Anda. Jangan pernah menghentikan perawatan medis tanpa memiliki rencana cadangan.
    • Berkonsultasilah dengan dokter mengenai setiap pertanyaan tentang masalah dalam perawatan, efek samping obat, gejala yang tidak berkurang, atau masalah lainnya.
    • Partisipasi Anda sangat penting untuk keefektifan perawatan gejala. Perawatan akan berhasil baik apabila Anda bekerja sama dengan tim perawatan.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Bergabunglah dengan kelompok dukungan.
    Stigma skizofrenia mungkin lebih mengganggu daripada gejala itu sendiri. Dalam kelompok dukungan yang terdiri dari sesama penderita skizofrenia, Anda memiliki pengalaman yang sama dengan anggota lain. Menghadiri kelompok dukungan terbukti sebagai salah satu cara paling efektif untuk meminimalkan kesulitan hidup dengan skizofrenia dan kesehatan mental lainnya.[13]
    • Di Amerika, kelompok dukungan sesama ditawarkan melalui organisasi kesehatan mental, seperti Schizophrenics Anonymous (SA) dan NAMI. Untuk informasi kelompok dukungan serupa di daerah Anda, lakukan pencarian di internet.
    • Di negara maju seperti Amerika, kelompok dukungan sesama juga ditawarkan melalui internet. SA juga menyediakan kelompok dukungan via panggilan konferensi. Pilihlah opsi kelompok dukungan yang paling sesuai dengan Anda.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 5:

Menentukan Pilihan Gaya Hidup Sehat

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Konsumsilah makanan sehat.
    Studi menunjukkan bahwa orang yang menderita skizofrenia cenderung memiliki pola makan yang lebih tidak sehat daripada orang yang tidak menderita skizofrenia. Kurang olahraga dan kebiasaan merokok juga biasa di kalangan penderita skizofrenia. Penelitian menunjukkan bahwa pola makan rendah lemak jenuh, tinggi asam lemak tak jenuh ganda, dan rendah gula akan bermanfaat untuk meringankan gejala skizofrenia.[14]
    • Brain-Derived Neurotrophic Factor (BDNF) adalah protein yang aktif dalam bagian-bagian otak yang diasosiasikan dengan pemelajaran, memori, dan daya pikir yang lebih tinggi. Walaupun buktinya belum jelas, ada hipotesis bahwa pola makan tinggi lemak dan tinggi gula mengakibatkan gejala skizofrenia semakin parah.
    • Pola makan tidak sehat dapat menyebabkan masalah medis sekunder, seperti kanker, diabetes, atau obesitas.
    • Konsumsilah lebih banyak probiotik. Probiotik mengandung bakteri bermanfaat yang memperbaiki kualitas usus. Ada banyak orang yang mencari perawatan sadar kesehatan untuk mengatasi gejala skizofrenia memerlukan pola makan seimbang yang mengandung probiotik. Sauerkraut dan sup miso adalah sumber probiotik yang baik. Probiotik kadang ditambahkan pada makanan dan tersedia dalam bentuk suplemen makanan.[15]
    • Hindari produk yang mengandung kasein. Ada persentase kecil penderita skizofrenia yang mengalami reaksi negatif pada kasein yang ditemukan dalam produk susu.[16]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Berhentilah merokok.
    Merokok adalah kebiasaan yang lebih umum di antara penderita skizofrenia daripada populasi rata-rata. Ada satu studi yang memperkirakan bahwa lebih dari 75% orang dewasa yang didiagnosis menderita skizofrenia juga merupakan perokok.[17]
    • Nikotin dapat meningkatkan daya pikir sementara, dan itulah yang mungkin membuat penderita skizofrenia merokok. Akan tetapi, peningkatan itu hanya jangka pendek. Peningkatan tersebut tidak menyeimbangkan konsekuensi negatif merokok dalam jangka panjang.
    • Sebagian besar perokok mulai merokok sebelum ciri-ciri psikotik skizofrenia muncul. Penelitian masih belum menyimpulkan dengan jelas apakah rokok dapat membuat orang lebih rentan terhadap skizofrenia, atau kebiasaan merokok yang lebih tinggi merupakan efek samping dari obat antipsikotik.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Cobalah diet bebas gluten.
    Gluten adalah nama umum protein yang terdapat dalam sebagian besar serealia. Banyak orang yang menderita skizofrenia juga sensitif terhadap gluten. Mereka mungkin memiliki kondisi lain seperti Penyakit Celiac yang menyebabkan reaksi negatif terhadap gluten.[18]
    • Penyakit Celiac tiga kali lebih lazim di antara penderita skizofrenia. Secara umum ,orang yang sensitif terhadap gluten lebih cenderung mengalami masalah kesehatan mental. Ini dikarenakan koneksi hipotetis antara masalah kesehatan mental dan asupan gluten.
    • Penelitian belum mencapai kesimpulan tentang manfaat positif yang dihasilkan diet bebas gluten.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Cobalah diet ketogenik.
    Diet ketogenik tinggi akan lemak dan rendah karbohidrat, namun tetap menyediakan protein yang cukup. Pada awalnya diet ini digunakan sebagai perawatan untuk kejang-kejang, namun telah disesuaikan untuk sejumlah masalah kesehatan mental lain. Dengan diet ketogenik, tubuh mulai membakar lemak ketimbang gula sehingga mencegah produksi insulin ekstra.[19]
    • Belum ada cukup data yang menunjukkan bahwa diet ini dapat menghilangkan gejala skizofrenia, tetapi sebagian orang ingin mencoba diet ini jika gejala mereka tidak merespons perawatan lain.
    • Diet ketogenik juga dikenal dengan nama diet Adkins atau diet Paleo.
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Masukkan lebih banyak asam lemak omega 3 dalam pola makan.
    Studi menunjukkan bahwa diet tinggi asam lemak omega 3 dapat membantu mengatasi gejala skizofrenia. Manfaat omega 3 meningkat jika pola makan Anda mengandung antioksidan. Antioksidan memiliki peran dalam pengembangan gejala skizofrenia.[20]
    • Kapsul minyak ikan adalah sumber omega 3 yang baik. Makan ikan air dingin seperti salmon atau kod juga meningkatkan kadar omega 3. Makanan tinggi kandungan omega 3 yang lain adalah walnut, alpokat, flax seed, dan jenis kacang-kacangan lain.
    • Konsumsilah 2–4 gram omega 3 per hari.
    • Makanan yang tinggi antioksidan, termasuk vitamin E dan C serta melatonin, telah terbukti membantu meminimalkan gejala skizofrenia.[21]
    Iklan
Metode 5
Metode 5 dari 5:

Merawat Skizofrenia dengan Terapi

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Cobalah Terapi Perilaku Kognitif, atau Cognitive Behavioral Therapy (CBT).
    Terapi kognitif individual terbukti membantu dalam mengubah perilaku dan keyakinan maladaptif. Meskipun sepertinya CBT hanya berdampak kecil pada gejala skizofrenia, terapi ini sebenarnya membantu banyak pasien untuk tetap menjalani program perawatan, dan berdampak positif pada kualitas hidup mereka secara keseluruhan. Terapi kelompok juga efektif.[22]
    • Untuk hasil terbaik, sesi CBT harus dijadwalkan per minggu selama 12–15 minggu. Sesi tersebut dapat diulang sesuai kebutuhan.
    • Di beberapa negara, seperti UK, CBT merupakan perawatan yang paling banyak diberikan untuk skizofrenia daripada obat antipsikotik. Di negara-negara lain, CBT mungkin sulit diakses.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Jalani terapi psikoedukasional.
    Ini adalah jenis terapi yang fungsi utamanya mengedukasi penderita tentang gejala yang dialami dan bagaimana pengaruhnya pada hidup mereka. Penelitian menunjukkan bahwa mempelajari gejala-gejala skizofrenia akan membantu penderitanya agar lebih memahami pengaruh gejala pada hidup mereka, dan sebagai bekal untuk dapat menangani kondisi itu dengan lebih baik.[23]
    • Salah satu karakteristik skizofrenia adalah kurangnya pemahaman, impulsivitas, dan perencanaan yang tidak memadai. Anda akan dapat mengambil pilihan yang lebih baik tentang situasi yang berdampak negatif dalam hidup apabila Anda mempelajari tentang diagnosis skizofrenia.
    • Edukasi adalah proses bertahap, bukan tujuan jangka pendek. Jenis terapi ini semestinya menjadi bagian yang berkesinambungan dengan upaya perawatan bersama terapis, dan mudah dikombinasikan dengan jenis terapi lain seperti CBT.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Pertimbangkan Terapi Elektrokonvulsif, atau Electroconvulsive Therapy (ECT).
    Penelitian menunjukkan bahwa ECT memberi manfaat tertentu untuk pasien skizofrenia. Terapi ini umumnya diberikan kepada penderita depresi kronis. Ini adalah perawatan yang umum dipraktikkan di Uni Eropa, dan hanya ada sedikit penelitian yang mendukung penggunaannya untuk merawat penderita skizofrenia. Akan tetapi, ada studi kasus yang menemukan penderita yang resistan terhadap perawatan lain dapat merespons ECT dengan baik.[24]
    • ECT biasanya diberikan tiga kali seminggu. Lamanya perawatan bervariasi tergantung kondisi pasien, dari tiga atau empat perawatan hingga 12 atau 15 kali perawatan. Metode ECT modern bebas dari sakit, tidak seperti versi yang dipraktikkan puluhan tahun lalu saat ECT baru pertama kali diperkenalkan.
    • Kehilangan ingatan adalah efek samping negatif ECT yang utama. Masalah dengan ingatan biasanya membaik dalam beberapa bulan setelah perawatan terakhir.[25]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Gunakan stimulasi magnetis...
    Gunakan stimulasi magnetis transkranial berulang, atau repetitive transcranial-magnetic stimulation (TMS) untuk mengatasi gejala. Ini adalah perawatan eksperimental yang terbukti memberikan hasil menjanjikan dalam beberapa studi. Akan tetapi, data perawatan ini masih terbatas. Perawatan ini secara spesifik digunakan untuk mengatasi halusinasi audio.[26]
    • Studi menunjukkan hasil yang paling menjanjikan untuk orang-orang yang mengalami halusinasi audio berat dan persisten, atau “suara di dalam kepala”.
    • Perawatan ini melibatkan penggunaan TMS selama 16 menit per hari selama empat hari berturut-turut.
    Iklan


Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Trudi Griffin, LPC, MS
Disusun bersama :
Konselor Profesional
Artikel ini disusun bersama Trudi Griffin, LPC, MS. Trudi Griffin adalah konselor profesional berlisensi di Wisconsin dengan spesialisasi kecanduan dan kesehatan mental. Dia memberikan terapi bagi mereka yang mengalami masalah kecanduan, kesehatan mental, dan trauma di sarana kesehatan masyarakat dan klinik swasta. Dia memperoleh gelar MS di bidang konseling kesehatan mental klinis dari Marquette University pada 2011. Artikel ini telah dilihat 6.422 kali.
Daftar kategori: Kesehatan Emosional
Halaman ini telah diakses sebanyak 6.422 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan