Fitnah darah

Fitnah darah (juga tuduhan darah)[1][2] adalah sebuah tuduhan[3][4][5] yang menyatakan bahwa Yahudi menculik dan membunuh anak-anak Kristen dalam rangka menggunakan darah mereka sebagai bagian dari ritual keagamaan mereka pada hari-hari raya Yahudi.[1][2][6] Pada zaman dahulu, klaim tersebut – bersama peracunan sumur dan penodaan hosti  – menjadi alasan utama penganiayaan Yahudi di Eropa.[4]

Fitnah darah biasanya dikatakan bahwa Yahudi memakai darah manusia untuk memanggang matzo untuk Paskah Yahudi, meskipun unsur tersebut dianggap absen dalam kasus-kasus awal yang mengklaim bahwa Yahudi (pada masa itu) didakwa melakukan Penyaliban Yesus. Dalam beberapa kasus, korban yang dianggap dijadikan pengurbanan manusia diangkat menjadi martir, seorang figur suci di tengah-tengah berkembangnya kultus martir. Tiga orang diantaranya – William dari Norwich, Santo Kecil Hugh dari Lincoln, dan Simon dari Trente  – menjadi objek pengudusan dan kultus lokal, dan dalam beberapa kasus ditambahkan pada Kalender Roma Utama. Satu orang, Gavriil Belostoksky, dikanonisasikan oleh Gereja Ortodoks Rusia.

Praktik Yahudi sebenarnya terkait darah dan pengurbanan sunting

Pengurbanan manusia dan penyiksaan yang dituduhkan dalam fitnah darah bertentangan dengan pengajaran Yudaisme. Menurut Alkitab, Allah memerintahkan Abraham dalam Pengurbanan Ishak untuk mengurbankan putranya, tetapi kemudian digantikan oleh seekor lembu muda. Sepuluh Perintah Allah dalam Taurat melarang pembunuhan. Selain itu, penggunaan darah (baik manusia atau makhluk lainnya) dalam memasak dilarang oleh hukum makan kosher (kashrut). Darah dari hewan yang disembelih tidak boleh dimakan, dan harus mengeringkan hewan tersebut dan ditutupi dengan tanah (Imamat 17:12–13). Menurut Kitab Imamat, darah dari hewan yang dikurbankan hanya ditempatkan pada sebuah altar di Bait Allah di Yerusalem. Selain itu, konsumsi daging manusia akan melanggar kashrut.[7]

Meskipun pengurbanan hewan merupakan bagian dari Yudaisme kuno, Taurat, Perjanjian Lama dan pengajaran Yahudi menyatakan bahwa pengurbanan manusia merupakan salah satu perbuatan jahat yang memisahkan kaum pagan di Kanaan dari Ibrani (Deuteronomika 12:31, 2 Raja–Raja 16:3). Yahudi dilarang melakukan ritual-ritual tersebut dan menghukum orang yang melakukannya (Keluaran 34:15, Imamat 20:2, Deuteronomika 18:12, Yeremia 7:31). Pada kenyataannya, ritual pembersihan untuk para pendeta melarang mereka berada pada ruangan yang sama dengan jenazah manusia (Imamat 21:11).

Pandangan Muslim sunting

Pada akhir 1553 atau 1554, Suleiman I, Sultan Kekaisaran Utsmaniyah, mengeluarkan sebuah firman (dekret kerajaan) yang secara resmi mengumumkan fitnah darah terhadap Yahudi.[8]

Pada 1983, Mustafa Tlass menulis dan mempublikasikan The Matzah of Zion, yang merupakan sebuah pernyataan dari Peristiwa Damaskus dari tahun 1840 yang menyebutkan "fitnah darah" kuno, yang menyatakan bahwa Yahudi menggunakan darah non-Yahudi yang dibunuh dalam ritual-ritual keagamaan seperti memanggang roti Matza.[9] Dalam buku tersebut, ia menyatakan bahwa kepercayaan agama Yahudi yang sesungguhnya "sangat membenci seluruh manusia dan agama," dan bahwa tak ada negara agama yang bakal menandatangani sebuah perjanjian damai dengan Israel.[10] Tlass mencetak buku tersebut berulang kali, dan tetap mengukuhkan pernyataan tersebut. Setelah buku tersebut diterbitkan, Tlass berkata pada Der Spiegel, bahwa tuduhan terhadap Yahudi tersebut sah dan buku tersebut adalah "sebuah studi sejarah ... berdasarkan pada dokumen-dokumen dari Prancis, Wina, dan Universitas Amerika di Beirut."[10][11]

Pada 2003, surat kabar Mesir Al-Ahram menerbitkan serangkaian artikel karya Osama Al-Baz, seorang penasehat senior untuk Presiden Mesir pada waktu itu Hosni Mubarak. Pada salah satu pernyataannya, Osam Al-Baz menyinggung asal muasal fitnah darah terhadap Yahudi. Ia berkata bahwa bangsa Arab dan Muslim tidak pernah anti-semitik, tetapi menuduh bahwa beberapa penulis dan figur media Arab menyerang Yahudi "atas dasar tuduhan-tuduhan dan mitos-mitos rasis yang berasal dari Eropa". Ia berkata bahwa tidak boleh terpengaruh dengan "mitos-mitos" seperti fitnah darah.[12]

Namun, fitnah darah muncul dalam sebuah adegan pada serial TV Suriah Ash-Shatat, yang ditayangkan pada 2003,[13][14] sementara pada 2013, situs web Israel Arutz Sheva mengabarkan kasus Arab Israel bertanya "dimana Yahudi menemukan darah Kristen yang mereka butuhkan untuk memanggang cmatza".[15]

Referensi sunting

Bacaan tambahan sunting

Pranala luar sunting

Templat:Topik antisemitisme