Artikel ini disusun bersama Chris M. Matsko, MD. Dr. Chris M. Matsko adalah pensiunan dokter yang tinggal di Pittsburgh, Pennsylvania. Dengan pengalaman riset medis selama lebih dari 25 tahun, Dr. Matsko pernah dianugerahi penghargaan Pittsburgh Cornell University Leadership Award for Excellence. Dia meraih gelar BS di bidang ilmu nutrisi dari Cornell University dan gelar MD dari Temple University School of Medicine pada 2007. Dr. Matsko memperoleh sertifikasi Research Writing Certification dari American Medical Writers Association (AMWA) pada 2016 dan Medical Writing & Editing Certification dari University of Chicago pada 2017.
Ada 18 referensi yang dikutip dalam artikel ini dan dapat ditemukan di akhir halaman.
Artikel ini telah dilihat 14.737 kali.
Tubuh kita memuat banyak zat kimia, seperti hormon, enzim, dan neurotransmiter. Ketidakseimbangan kimia terjadi karena penyakit, cedera, penuaan, stres kronis, dan kurang gizi. Namun ketika orang membicarakan tentang ketidakseimbangan kimia—khususnya dokter dan peneliti—mereka merujuk kepada ketidakseimbangan neurotransmiter atau pengantar pesan kimia di otak.[1] Ada teori medis umum yang menyatakan bahwa depresi, skizofrenia, dan banyak gangguan suasana hati/perilaku disebabkan oleh ketidakseimbangan neurotransmiter, seperti serotonin, dopamin, dan norepinefrin.[2] Dokter umumnya menganjurkan obat-obatan psikotropika untuk mencoba menyeimbangkan neurotransmiter dan memperbaiki suasana hati meskipun banyak juga metode alami untuk membentuk dan menjaga kimia otak yang sehat namun tidak memicu efek samping serius.
Langkah
- Banyak-banyaklah berolahraga. Saat Anda cemas atau depresi, olahraga mungkin tidak menempati prioritas tertinggi, tetapi penelitian menunjukkan bahwa olahraga dapat memberi dampak besar pada suasana hati dengan merangsang dan/atau menyeimbangkan banyak elemen kimia dan neurotransmiter di dalam tubuh.[3] Secara teori, olahraga teratur membantu meringankan depresi dan kecemasan melalui berbagai cara, yaitu melepaskan kimia otak yang menciptakan perasaan senang (neurotransmiter, endorfin, dan endocannabinoid), mengurangi kimia sistem kekebalan yang dikaitkan dengan memburuknya depresi, dan meningkatkan suhu tubuh yang secara umum tampaknya memiliki efek menenangkan.
- Penelitian yang dipublikasikan pada tahun 2005 menemukan bahwa jalan cepat selama kira-kira 35 menit sehari dalam lima kali per minggu atau 60 menit setiap hari tiga kali per minggu memiliki dampak signifikan pada depresi ringan hingga sedang.[4]
- Tipe latihan kardiovaskular lainnya yang mungkin memberi manfaat serupa adalah berenang, bersepeda, joging, dan menari.
- Konsumsilah lebih banyak asam lemak omega-3. Asam lemak omega-3 diterima sebagai lemak esensial, artinya dibutuhkan tubuh (terutama otak) untuk berfungsi dengan normal, tetapi tidak dapat dihasilkan oleh tubuh.[5] Oleh karena itu, Anda harus mendapatkannya dari makanan atau suplemen. Lemak omega-3 terkonsentrasi di otak dan penting untuk kognisi (memori dan performa otak) serta perilaku. Menurut beberapa studi, tambahan asam lemak omega-3 (antara 1.000 dan 2.000 mg sehari) dapat membantu meringankan gejala-gejala depresi, gangguan bipolar, skizofrenia, dan gangguan pemusatan perhatian dan hiperaktif (GPPH).[6][7]
- Asam lemak omega-3 ditemukan dalam ikan berlemak (salmon, makerel, tuna, halibut), makanan dari laut seperti udang, alga, serta beberapa jenis kacang-kacangan dan biji-bijian (walnut, flaxseed).
- Untuk suplemen, pertimbangkan minyak ikan, minyak krill, dan/atau minyak flaxseed.
- Gejala-gejala defisiensi asam lemak omega-3 di antaranya adalah lemah ingatan, perubahan suasana hati, dan depresi.
- Menurut studi, 10 gram minyak ikan sehari dapat membantu mengatasi gejala-gejala yang dialami pasien bipolar.[8]
- Pastikan Anda tidak kekurangan vitamin D. Vitamin D penting untuk berbagai fungsi tubuh, termasuk penyerapan kalsium, respons kekebalan, dan fluktuasi suasana hati yang normal. Bahkan, fungsi vitamin D lebih mirip dengan hormon daripada vitamin lain dan kekurangan vitamin D dikaitkan dengan depresi serta gangguan mental lain.[9] Sayangnya, banyak orang kekurangan vitamin D, dan ini merupakan penyebab hampir 15 juta kasus depresi di antara orang dewasa di Amerika.[10] Vitamin D dihasilkan oleh kulit sebagai respons terhadap sinar matahari dan ditemukan dalam beberapa jenis makanan.
- Kecenderungan menghindari sinar matahari dapat menjelaskan mengapa banyak orang kekurangan vitamin D. Mintalah tes darah pada dokter untuk melihat apakah Anda kekurangan vitamin D.
- Vitamin D disimpan dalam tubuh, jadi untuk orang-orang di negara empat musim, sinar matahari yang didapatkan selama musim panas dapat bertahan melewati bulan-bulan musim dingin.
- Untuk suplemen, gunakan bentuk vitamin D3 dan konsumsilah antara 1.000 dan 4.000 IU per hari (dosis maksimal 4.000 ini terbukti aman).
- Makanan yang mengandung vitamin D antara lain ikan berlemak (salmon, tuna, makerel), minyak hati ikan, hati daging, dan kuning telur.
- Ingatlah bahwa vitamin D larut dalam lemak, artinya kelebihannya akan disimpan di tubuh (tidak seperti vitamin larut dalam air yang akan keluar lewat urine) dan membuka kemungkinan kelebihan dosis. Institute of Medicine menentukan batas atas asupan vitamin D atalah 100 mcg atau 4.000 IU sehari pada orang dewasa sehat.
- Pertimbangkan untuk minum obat berbasis tumbuhan. Jika Anda merasa depresi atau cemas dan menyadari bahwa pikiran dan perilaku Anda tidak sehat, pertimbangkan terapi berbasis tumbuhan untuk membantu menyeimbangkan kimia otak. Ternyata lebih dari ½ orang Amerika yang menderita serangan panik atau depresi parah menggunakan beberapa jenis terapi herba.[11] Akar valerian, passionflower, kava kava, akar ashwagandha, St. John's wort, L-theanine, 5-HTP, ginseng, dan kamomil digunakan sebagai sedatif alami atau antidepresan karena kemampuannya memengaruhi otak dan mengurangi stres dan kecemasan.
- Akar valerian mengandung fitokimia yang berinteraksi dengan kimia otak, GABA, yang terlibat dalam pengaturan kecemasan, depresi, dan emosi yang berkaitan (obat seperti Valium dan Xanax bekerja dengan cara yang sama), dianggap sebagai sedatif dan membantu tidur.
- St. John's wort mengurangi gejala depresi ringan hingga sedang, tetapi tidak parah. Menurut penelitian, cara kerjanya seperti Prozac dan Zoloft.
- L-theanine (ditemukan dalam teh hijau dan tanaman lain) meningkatkan kadar dopamin dan GABA di otak dan menyebabkan perubahan psikoaktif, termasuk kecemasan, memperbaiki kognisi, dan menyeimbangkan suasana hati.
- 5-Hydroxytryptophan (5-HTP) adalah asam amino yang dikonversi dalam otak menjadi serotonin (yang menimbulkan perasaan senang).
- Cobalah perawatan akupunktur. Akupunktur dilakukan dengan menusukkan jarum yang sangat tipis ke dalam titik energi spesifik dalam kulit/otot untuk mengurangi rasa sakit, melawan radang, menstimulasi penyembuhan, dan menyeimbangkan proses tubuh.[12] Penelitian terbaru menunjukkan bahwa akupunktur sama efektifnya seperti obat antidepresan dalam mengatasi depresi dan masalah lain yang berkaitan dengan suasana hati, tetapi tanpa efek samping.[13] Berdasarkan prinsip pengobatan tradisional cina, akupunktur bekerja dengan melepaskan berbagai substansi seperti endorfin dan serotonin yang berfungsi mengurangi rasa sakit dan memperbaiki suasana hati.
- Dikatakan juga bahwa akupunktur menstimulasi aliran energi, atau chi, yang juga terlibat dalam menyeimbangkan kimia otak.
- Titik-titik akupunktur yang dapat mengatasi ketidakseimbangan kimia tersebar di seluruh tubuh, termasuk kepala, tangan, dan kaki.
- Akupunktur dilakukan oleh berbagai ahli kesehatan termasuk dokter, ahli naturopati, dan psikolog. Akupunkturis yang Anda pilih harus memiliki lisensi.
Iklan
- Berkonsultasilah dengan ahli kesehatan mental. Jika stres, kecemasan, dan/atau depresi berdampak negatif pada hidup Anda, bicaralah dengan ahli kesehatan mental. Psikiater, psikolog, atau konselor dapat memberi keterangan tentang masalah Anda dan berusaha mengatasi penyebab ketidakseimbangan tersebut. Ahli kesehatan mental kadang menggunakan teknik tanpa obat dan terapi, seperti psikoterapi dan terapi perilaku kognitif.[14] Masih belum jelas apakah psikoterapi atau terapi perilaku kognitif dapat menyeimbangkan kimia otak, tetapi kedua terapi itu memiliki catatan sukses dalam mengatasi depresi dan kecemasan, walaupun biasanya memerlukan waktu berminggu-minggu atau berbulan-bulan.
- Psikoterapi adalah jenis konseling yang menyasar respons emosional pada penyakit mental. Pasien didorong untuk berbicara melalui strategi untuk memahami dan mengatasi gangguan mereka.
- Terapi perilaku kognitif mengharuskan pasien mempelajari cara mengenali dan mengubah pola pikir dan perilaku yang menimbulkan perasaan yang menyusahkan.
- Sayangnya, tidak ada tes darah yang dapat mengukur kadar neurotransmiter dalam otak secara langsung. Akan tetapi, ketidakseimbangan hormon (seperti insulin atau hormon tiroid) dapat dideteksi dengan tes darah dan mungkin terkait dengan perubahan suasana hati. Komponen lain yang dapat diukur dalam darah dan terkait dengan depresi adalah kadar tembaga yang sangat tinggi, terlalu banyak timah dan rendahnya kadar folat.[15]
- Tanyakan tentang SSRI kepada dokter. Neurotransmiter serotonin, dopamin, dan norepinefrin sangat berkaitan dengan depresi dan kecemasan, jadi kebanyakan obat antidepresan dirancang untuk memengaruhi kimia tersebut. Untuk depresi, dokter biasanya mulai dengan meresepkan selective serotonin reuptake inhibitor (SSRI) karena obat ini relatif lebih aman dan hanya menimbulkan sedikit efek samping serius daripada antidepresan jenis lain.[16] SSRI meringankan gejala dengan memblokir penyerapan ulang serotonin oleh sel-sel saraf tertentu sehingga ada lebih banyak serotonin untuk memperbaiki suasana hati.[17]
- SSRI meliputi fluoxetine (Prozac, Selfemra), paroxetine (Paxil, Pexeva), sertraline (Zoloft), citalopram (Celexa), dan escitalopram (Lexapro).
- SSRI dianggap relatif efektif untuk mengatasi semua gangguan kecemasan, termasuk depresi dan kelainan obsesif kompulsif, atau obsessive-compulsive disorder (OCD).
- Efek samping SSRI yang umum adalah insomnia (ketidakmampuan untuk tidur), disfungsi sosial, dan penambahan berat badan.
- Walaupun SSRI biasanya diberikan kepada pasien yang diasumsikan memiliki ketidakseimbangan kimia serotonin, penggunaannya kadang memicu Sindrom Serotonin, yaitu kondisi dengan kadar serotonin yang sangat tinggi.
- Gejala Sindrom Serotonin adalah kulit memerah, detak jantung meningkat, suhu tubuh naik, tekanan darah naik, muntah, dan diare. Jika Anda menggunakan SSRI dan mengalami gejala-gejala ini, segeralah berkonsultasi dengan dokter.
- Jika Anda mengalami masalah dengan efek samping SSRI, bicaralah dengan dokter atau psikiater. Ada berbagai profil dalam masing-masing obat dan setiap obat memiliki kelebihan dan kekurangan sendiri-sendiri. Dokter akan mengetahui obat apa yang paling baik untuk diresepkan kepada Anda.
- Pertimbangkan SNRI sebagai alternatif. Serotonin-norepinephrine reuptake inhibitor (SNRI) mirip dengan SSRI, tetapi memiliki mekanisme aksi ganda, yaitu meningkatkan kadar serotonin dan norepinefrin dengan menghambat penyerapannya ke dalam neuron otak.[18] Obat SNRI dianggap sama efektifnya dengan SSRI, jadi juga merupakan perawatan pertama yang umumnya diresepkan dokter, khususnya untuk perawatan untuk gangguan kecemasan umum.
- SNRI meliputi duloxetine (Cymbalta), venlafaxine (Effexor XR), desvenlafaxine (Pristiq, Khedezla), dan levomilnacipran (Fetzima).
- Efek samping SNRI yang umum antara lain insomnia, sakit perut, keringat berlebih, sakit kepala, disfungsi sosial, dan hipertensi (tekanan darah tinggi).
- Beberapa jenis SNRI seperti Cymbalta disetujui untuk mengatasi depresi pada orang-orang yang mengalami rasa sakit kronis. Obat seperti Effexor dapat digunakan pada orang-orang dengan gangguan kecemasan umum serta depresi.
- Penggunaan SNRI juga dapat memicu ketidakseimbangan kadar serotonin di otak, yang disebut Sindrom Serotonin.[19]
- Hati-hati bila menggunakan benzodiazepine dan antidepresan trisiklik. Benzodiazepine adalah kelas obat lama yang masih digunakan untuk penanganan kecemasan jangka pendek. Obat ini sangat efektif untuk relaksasi, mengurangi ketegangan otot, dan gejala fisik lain yang dikaitkan dengan kecemasan melalui peningkatan efek neurotransmiter GABA.[20] Benzodiazepine tidak dapat digunakan untuk jangka panjang karena memiliki efek samping serius, seperti agresi, ketidakmampuan kognitif, ketergantungan, dan memperparah depresi. Kekhawatiran tentang penggunaan benzodiazepine dalam jangka panjang membuat banyak psikiater dan dokter lebih memilih antidepresan trisiklik sebelum SSRI dan SNRI muncul. Trisiklik relatif efektif untuk mengatasi kecemasan karena dapat meningkatkan kadar serotonin di otak, tetapi juga bermasalah dalam penggunaan jangka panjang. Oleh sebab itu, antidepresan trisiklik biasanya tidak diresepkan kecuali jika Anda pernah menggunakan SSRI dan tidak berhasil.[21]
- Benzodiazepine meliputi alprazolam (Xanax, Niravam), clonazepam (Klonopin), diazepam (Valium, Diastat), dan lorazepam (Ativan).
- Antidepresan trisiklik meliputi imipramine (Tofranil), nortriptyline (Pamelor), amitriptyline, doxepin, trimipramine (Surmontil), desipramine (Norpramin), dan protriptyline (Vivactil).[22]
- Antidepresan trisiklik memiliki potensi kardiotoksik dan harus digunakan dengan hati-hati pada pasien penyakit jantung.[23]
Iklan
Tips
- Serotonin membantu mengatur suasana hati, tidur dan selera makan, serta menghambat rasa sakit. Kadar serotonin yang sangat rendah di otak dikaitkan dengan tingginya risiko bunuh diri.[24]
- Dopamin penting untuk gerakan, memengaruhi motivasi, dan memainkan peranan dalam persepsi realitas. Rendahnya kadar dopamin diasosiasikan dengan psikosis (gangguan dalam pikiran yang ditandai dengan halusinasi dan delusi).
- Norepinefrin mengerutkan arteri dan meningkatkan tekanan darah, serta membantu menentukan motivasi. Kadar yang sangat tinggi dapat memicu kecemasan dan menimbulkan perasaan depresif.
- Tidur cukup (baik dalam durasi maupun kualitas) dan mengurangi stres (dari pekerjaan dan hubungan) akan memberi dampak positif pada neurotransmiter dan membantu menyeimbangkan kimia otak.
Referensi
- ↑ http://www.scientificamerican.com/article/is-depression-just-bad-chemistry/
- ↑ http://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/what-causes-depression
- ↑ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/in-depth/depression-and-exercise/art-20046495
- ↑ http://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/exercise-and-depression-report-excerpt
- ↑ http://umm.edu/health/medical/altmed/supplement/omega3-fatty-acids
- ↑ http://umm.edu/health/medical/altmed/supplement/omega3-fatty-acids
- ↑ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed/19499625
- ↑ http://www.webmd.com/depression/features/fish-oil-to-treat-depression
- ↑ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2908269/
- ↑ http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC2908269/
- ↑ http://www.scientificamerican.com/article/can-herbs-ease-anxiety-and-depression/
- ↑ http://www.mayoclinic.org/tests-procedures/acupuncture/basics/definition/prc-20020778
- ↑ http://www.scientificamerican.com/article/can-acupuncture-treat-depression/
- ↑ http://my.clevelandclinic.org/services/neurological_institute/center-for-behavorial-health/disease-conditions/hic-anxiety-disorders
- ↑ http://www.healthline.com/health-news/researcher-identifies-five-types-of-depression-050814#2
- ↑ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/in-depth/antidepressants/art-20046273?pg=1
- ↑ http://www.adaa.org/finding-help/treatment/medication
- ↑ http://www.adaa.org/finding-help/treatment/medication
- ↑ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/in-depth/antidepressants/art-20044970?pg=2
- ↑ http://www.adaa.org/finding-help/treatment/medication
- ↑ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/in-depth/antidepressants/art-20046273?pg=1
- ↑ http://www.mayoclinic.org/diseases-conditions/depression/in-depth/antidepressants/art-20046983
- ↑ Arana, GW, Rosenbaum, JF. Antidepressant drugs. In: Handbook of Psychiatric Drug Therapy, 4th ed, Lippincott Williams & Wilkins, Philadelphia 2000. p.53.
- ↑ http://www.health.harvard.edu/mind-and-mood/what-causes-depression
Tentang How.com.vn ini
Apakah artikel ini membantu Anda?
⚠️ Disclaimer:
Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.
- - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
- - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
- - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
- - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.