Unduh PDFUnduh PDF

Chikungunya adalah virus yang ditularkan pada manusia melalui gigitan nyamuk yang terinfeksi. Nyamuk yang terinfeksi juga bisa membawa penyakit lain seperti dengue dan demam kuning. Chikungunya dapat ditemukan di seluruh dunia, termasuk kepulauan Karibia, area tropis di Asia, Afrika, Amerika Selatan, dan Amerika Utara. Tidak ada obat, vaksinansi, atau perawatan untuk penyakit ini, yang dapat dilakukan hanyalah fokus meringankan gejala-gejalanya.[1] Dalam langkah perawatan, penting untuk mengidentifikasi tanda dan gejala chikungunya, mengatasi gejala yang timbul, dan mewaspadai komplikasi penyakit.

Bagian 1
Bagian 1 dari 3:

Mengidentifikasi Tanda dan Gejala

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Perhatikan gejala-gejala dalam fase akut.
    Fase akut adalah periode sakit yang terjadi dengan cepat namun berlangsung singkat.[2] Mungkin tidak ada gejala selama 2 hingga 12 hari setelah digigit nyamuk yang terinfeksi. Biasanya, tidak ada gejala selama 3 hingga 7 hari. Setelah gejala muncul, Anda mungkin mengalami gejala chikungunya selama sekitar 10 hari sebelum berangsur pulih.[3] Kemungkinan Anda akan mengalami gejala-gejala berikut selama fase akut:
    • Demam: Demam biasanya mencapai 39°C hingga 40°C dan berlangsung 3 hari sampai 1 minggu.[4][5] Demam bisa terjadi dalam dua fase, yaitu hilang beberapa hari lalu dilanjutkan demam rendah (38°C) selama beberapa hari kemudian. Selama periode ini, virus berakumulasi dalam aliran darah dan menyebar ke bagian tubuh berbeda.
    • Artritis (nyeri sendi): Biasanya Anda akan merasakan artritis di persendian kecil seperti tangan, pergelangan tangan, dan sendi-sendi yang lebih besar seperti lutut dan bahu, tetapi tidak di pinggul.[6] Sekitar 70% orang merasakan nyeri yang menyebar dari satu sendi ke sendi lain setelah sendi sebelumnya terasa lebih baik.[7] Rasa nyeri biasanya paling terasa di pagi hari, tetapi akan membaik dengan olahraga ringan. Persendian Anda mungkin juga akan tampak bengkak atau terasa kenyal jika disentuh, dan mungkin mengalami peradangan di tendon (tenosinovitis).[8] Nyeri sendi biasanya pulih dalam 1 hingga 3 minggu, dengan nyeri yang berat membaik setelah minggu pertama.
    • Ruam: Kira-kira 40% sampai 50% pasien mengalami ruam. Jenis ruam yang paling umum adalah ruam morbili (maculopapular). Ini adalah ruam merah dengan benjolan-bejolan kecil di atasnya yang muncul 3 hingga 5 hari setelah demam mulai dan akan hilang dalam 3 hingga 4 hari. Ruam biasanya mulai di lengan hingga ke bahu diikuti dengan wajah dan torso.[9] Bercerminlah tanpa baju dan perhatikan jika ada area benjolan merah besar dan apakah rasanya gatal. Kemudian berbaliklah untuk memeriksa punggung, belakang leher, dan angkat lengan Anda untuk memeriksa ketiak.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Ketahui gejala-gejala subakut.
    Fase subakut chikungunya terjadi satu hingga tiga bulan setelah fase akut berakhir. Gejala utama selama fase subakut adalah artritis. Selain itu, gangguan pembuluh darah seperti fenomena Raynaud bisa terjadi.
    • Fenomena Raynaud adalah kondisi penurunan aliran darah ke tangan dan kaki sebagai respons dingin atau stres di tubuh. Lihat ujung jari dan perhatikan apakah rasanya dingin dan berwarna gelap/kebiru-biruan.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Kenali gejala-gejala fase kronis.
    Fase ini mulai setelah 3 bulan dari serangan pertama. Fase ini ditandai dengan gejala nyeri sendi yang terus-menerus, dengan 33% pasien mengalami nyeri sendi (artralgia) selama 4 bulan, 15% selama 20 bulan, dan 12% selama 3 hingga 5 tahun.[10] Satu penelitian menunjukkan 64% orang melaporkan kekakuan dan/atau nyeri sendi selama lebih dari setahun setelah infeksi awal.[11] Anda mungkin mengalami demam lagi, astenia (kurang energi dan/atau lemah fisik yang tidak normal), artritis (radang/pembengkakan sendi) di banyak sendi, dan tenosinovitis (peradangan di tendon).
    • Jika Anda memang sudah memiliki masalah sendi, seperti artritis reumatoid, Anda lebih rentan mencapai fase kronis chikungunya.[12]
    • Artritis reumatoid dilaporkan terjadi setelah infeksi awal, walaupun jarang. Waktu rata-rata berlangsungnya adalah 10 bulan.[13]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Waspadai gejala-gejala lainnya.
    Walaupun gejala umum chikungunya adalah demam, ruam, dan nyeri sendi, namun banyak pasien yang juga mengalami masalah lain, di antaranya:[14]
    • Myalgia (nyeri otot/punggung)
    • Sakit kepala
    • Sakit tenggorokan
    • Nyeri di perut
    • Konstipasi
    • Kelenjar getah bening di leher membengkak
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Bedakan cikunyunga dengan penyakit yang serupa.
    Karena banyak sekali gejala chikungunya yang juga merupakan gejala penyakit serupa yang dibawa oleh nyamuk, Anda harus bisa membedakannya. Penyakit yang mirip dengan chikungunya antara lain:
    • Leptospirosis: Perhatikan apakah otot betis (otot di belakang tulang kering di bawah lutut) sakit atau nyeri ketika Anda berjalan. Anda harus bercermin dan melihat apakah bagian putih mata Anda berwarna merah terang (pendarahan subkonjungtivita). Kondisi ini disebabkan pecahnya pembuluh darah kecil. Ingat-ingat apakah Anda sempat berada di peternakan atau di sekitar genangan air karena binatang yang terkontaminasi dapat menyebarkan penyakit ini melalui air atau tanah.
    • Demam dengue: Perhatikan apakah Anda terkena kontak atau digigit nyamuk dari iklim tropis seperti Afrika, Amerika Tengah, Kepulauan Karibia, India dan Amerika Utara bagian selatan. Serangan dengue lebih umum di daerah-daerah ini. Berdirilah di depan cermin untuk melihat memar di kulit, pendarahan atau kemerahan di sekitar warna putih mata, pendarahan di gusi dan hidung mimisan. Pendarahan adalah perbedaan besar antara demam dengue dan chikungunya.
    • Malaria: Perhatikan apakah Anda terkena kontak atau digigit nyamuk di area yang telah diketahui terinfeksi seperti daerah tertentu di Amerika Selatan, Afrika, India, Timur Tengah dan Asia Tenggara. Perhatikan apakah Anda merasa kedinginan dan menggigil, kemudian demam lalu berkeringat. Kondisi ini bisa berlangsung dari 6 hingga 10 jam. Anda mungkin mengalami fase-fase ini berulang kali.
    • Meningitis: Ketahui apakah ada wabah lokal di area atau fasilitas yang sangat padat. Jika Anda sempat berada di area tersebut, mungkin Anda sudah tertular penyakit. Periksa suhu tubuh untuk mengetahui demam dan perhatikan apakah leher Anda kaku atau sakit/tidak nyaman ketika digerakkan. Penyakit ini mungkin disertai sakit kepala parah dan perasaan lelah/bingung.
    • Kondisi ini lebih sering terjadi pada anak-anak usia 5 hingga 15 tahun. Periksa apakah anak Anda merasakan nyeri di berbagai sendi yang berpindah-pindah (begitu satu sendi membaik, sendi lain mulai terasa nyeri) dan demam seperti chikungunya. Tetapi, perbedaan yang terlihat jelas pada anak adalah gerakan tubuh yang tidak terkontrol atau kejang (chorea), bintil kecil yang tidak terasa sakit di bawah kulit, dan ruam. Ruamnya rata dengan kulit atau sedikit menonjol dengan tepi bergerigi (erythema marginatum) dan tampak bebercak atau berbentuk bulat dengan lingkaran luar berwarna merah muda yang lebih gelap dan bagian dalamnya lebih terang.[15]
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 3:

Mengatasi Gejala Chikungunya

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Ketahui kapan harus pergi ke dokter.
    Dokter akan mengambil sampel darah untuk melakukan tes chikungunya dan penyakit lain yang dibawa oleh nyamuk. Anda harus menemui dokter jika mengalami gejala-gejala berikut:[16]
    • Demam lebih dari 5 hari
    • Pusing (kemungkinan karena masalah neurologis atau dehidrasi)
    • Jari-jari kaki atau tangan yang dingin (fenomena Raynaud)
    • Pendarahan dari mulut atau di bawah kulit (mungkin menandakan demam dengue)
    • Ruam
    • Nyeri sendi, kemerahan kulit, kaku tubuh, atau bengkak
    • Volume buang air kecil berkurang (ini mungkin karena dehidrasi yang menyebabkan kerusakan ginjal)
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Pahami proses tes darah untuk mengetahui chikungunya.
    Dokter akan mengambil sampel darah untuk dikirim ke lab. Beberapa tes atau metode akan dilakukan pada sampel untuk mencari diagnosis. Tes ELISA (enzyme linked immunoassay) akan mencari antibodi spesifik melawan virus. Normalnya antibodi berkembang di akhir minggu pertama penyakit menyerang dan memuncak sekitar 3 minggu dan bertahan sampai 2 bulan. Jika hasilnya negatif, dokter mungkin akan mengulang tes darah untuk melihat apakah sudah muncul.[17][18]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Istirahat.
    Tidak ada perawatan spesifik/telah disetujui atau obat-obatan untuk virus ini dan tidak ada vaksin untuk mencegah penularan. Perawatannya hanya dengan mengatasi gejala-gejala yang timbul. WHO menyarankan untuk mulai perawatan di rumah dengan istirahat. Istirahat akan meringankan penyakit dan memberi waktu bagi tubuh Anda untuk pulih. Istirahatlah dalam lingkungan yang tidak lembap atau terlalu panas, karena kelembapan dan panas dapat memperparah gejala di sendi.[23]
    • Gunakan kompres dingin untuk mengurangi nyeri dan peradangan. Anda dapat menggunakan kantong sayur beku, daging steik beku yang dibungkus, atau kantong es. Bungkus kantong beku di dalam handuk dan tempatkan di area yang terasa nyeri. Jangan menyentuhkan kantong beku langsung pada kulit, ini dapat menyebabkan kerusakan jaringan.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Minum obat pereda nyeri.
    Jika Anda mengalami demam dan nyeri sendi, minum parasetamol atau asetaminofen. Minum 2 tablet 200 mg dengan air hingga 4 kali sehari. Pastikan Anda minum banyak air sepanjang hari. Karena demam menyebabkan dehidrasi dan ketidakseimbangan elektrolit, usahakan minum sedikitnya 2 liter air sehari dengan ditambah garam (yang mirip natrium elektrolit).
    • Jika Anda memiliki masalah lever atau ginjal sebelumnya, berkonsultasilah dengan dokter sebelum minum parasetamol/asetaminofen.
    • Jangan minum aspirin atau obat AINS lain seperti ibuprofen, naproksen, dan lain-lain. Chikungunya mirip dengan penyakit bawaan nyamuk lain seperti dengue yang dapat menyebabkan pendarahan berlebih. Aspirin dan obat AINS lain dapat mengencerkan darah dan meningkatkan pendarahan. Dokter harus menentukan lebih dahulu bahwa Anda tidak tertular dengue.
    • Jika nyeri sendi Anda tak tertahankan atau tidak membaik setelah dokter menyarankan untuk minum obat pereda nyeri atau AINS (anti-inflamasi nonsteroid), dokter mungkin akan meresepkan hydroxychloroquine 200 mg diminum sekali sehari atau chloroquin phosphate 300 mg sekali sehari sampai 4 minggu.
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Olahraga.
    Anda hanya boleh olahraga ringan sehingga tidak memperburuk nyeri sendi atau sakit otot. Jika memungkinkan, buat janji dengan terapis fisik untuk menjalani perawatan fisioterapi. Fisioterapi dapat memperkuat otot di sekitar sendi yang nantinya akan mengurangi nyeri dan kekakuan. Usahakan olahraga di pagi hari ketika persendian terasa paling kaku. Cobalah beberapa gerakan sederhana berikut:
    • Duduk di kursi. Angkat satu kaki sejajar dengan lantai dan tahan selama 10 detik sebelum diturunkan dengan telapak kaki menapak lantai. Lakukan gerakan yang sama dengan kaki satunya. Ulang beberapa kali sehari, 2 hingga 3 set dengan pengulangan 10 kali per kaki.
    • Cobalah berdiri di ujung jari-jari kaki dengan kedua kaki dirapatkan, lalu gerakkan tumit Anda turun naik, turun naik.
    • Berbaring menyamping ke kanan. Angkat kaki kanan selama beberapa detik sebelum diturunkan di atas kaki kiri. Lakukan gerakan ini 10 kali untuk kaki kanan. Kemudian, balikkan badan ke sisi kiri, dan ulangi gerakan yang sama dengan kaki kiri. Lakukan satu set 10 angkatan untuk setiap kaki beberapa kali sehari
    • Anda juga dapat melakukan senam aerobika impak rendah. Di sini Anda tidak melakukan gerakan agresif atau menggunakan beban.
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Gunakan minyak atau krim untuk mengatasi iritasi kulit.
    Mungkin kulit Anda akan kering bersisik (xerosis) atau ruam gatal (ruam morbili). Kondisi ini tidak membutuhkan perawatan, tetapi Anda dapat mengatasi rasa gatal dan mengembalikan kondisi alami kulit dan melembapkannya. Oleskan minyak mineral, krim pelembap, atau losion kalamin.[24] Jika ruam Anda terasa gatal, minum antihistamin, seperti difenhidramin, sesuai petunjuk pada kemasan. Obat ini dapat mengurangi sel penyebab radang yang melepaskan protein yang menyebabkan gatal.
    • Berhati-hatilah selama menggunakan antihistamin karena dapat menyebabkan kantuk. Jangan mengemudikan kendaraan atau mengoperasikan mesin setelah meninumnya.
    • Berendam air hangat dengan larutan oatmeal koloidal dapat membantu menenangkan kulit Anda.
    • Bercak hiperpigmentasi yang tidak memudar dapat dirawat dengan produk berbahan dasar hydroquinone. Hydroquinone akan membantu memutihkan atau mencerahkan bercak gelap.[25]
    • Karena ada banyak jenis cairan dan krim yang tersedia untuk mengatasi iritasi kulit, Anda mungkin perlu meminta saran dokter untuk menentukan mana yang harus digunakan.
  7. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 7 Cobalah pengobatan herbal.
    Kombinasi herbal dan tanaman diyakini dapat membantu meringankan gejala chikungunya. Walaupun dapat ditemukan dengan mudah di toko obat, Anda harus selalu berkonsultasi dengan dokter sebelum mencoba pengobatan atau suplemen herbal. Pengobatan herbal untuk chikungunya antara lain:[26]
    • Eupatorium perfoliatum 200C: Inilah adalah pilihan pengobatan homeopati utama untuk chikungunya. Sediaan ini merupakan ekstrak tanaman yang digunakan ketika mengalami gejala chikungunya. Herbal ini dapat meringankan gejala dan nyeri sendi. Untuk menggunakannya, minumlah 6 tetes ekstrak dengan kadar penuh selama sebulan ketika gejala masih terasa.
    • Echinacea: Ini adalah ekstrak berbahan dasar bunga yang digunakan untuk mengatasi gejala chikungunya dengan meningkatkan keefektifan sistem kekebalan tubuh. Minum 40 tetes sehari, dibagi ke dalam dosis tiga kali sehari.
    Iklan


Bagian 3
Bagian 3 dari 3:

Mewaspadai Komplikasi dan Mencegah Chikungunya

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Waspadai komplikasi jantung.
    Secara khusus, perhatikan irama jantung abnormal (aritmia) yang bisa berpotensi fatal.[27] Untuk mengecek denyut jantung, letakkan ujung telunjuk dan jari tengah ke pergelangan tangan, di bawah area ibu jari. Jika Anda merasakan denyut nadi, itu adalah arteri radial. Hitung berapa denyutan yang Anda rasakan selama satu menit. 60 hingga 100 denyut dianggap normal. Selain itu, perhatikan apakah iramanya konstan, denyut ekstra atau jeda abnormal mungkin berarti aritmia. Dokter juga dapat melakukan elektrokardiogram, elektroda akan dipasangkan ke dada Anda untuk mengecek irama jantung.
    • Virus chikungunya dapat menyerang jaringan penyusun jantung hingga terjadi peradangan (miokarditis), yang menyebabkan irama jantung tidak normal.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Perhatikan adanya komplikasi neurologis.
    Ketahui apakah ada demam, kelelahan, dan kekacauan mental, yang merupakan tanda-tanda encephalitis atau radang otak. Tanda-tanda yang lain adalah kebingungan dan disorientasi. Jika Anda juga mengalami sakit kepala parah, kaku/nyeri di leher, sesitif terhadap cahaya, demam, kejang, penglihatan ganda, mual dan muntah di samping gejala encephalitis, mungkin Anda menderita meningoencephalitis. Kondisi ini adalah kombinasi dari meningitis dan encephalitis (peradangan jaringan di saraf tulang belakang yang terhubung ke otak).[28]
    • Jika Anda mengalami kerusakan saraf mulai dari kaki hingga lengan, mungkin Anda menderita sindrom Guillain Barre. Perhatikan apakah ada penurunan sensasi, refleks, dan gerakan di kedua sisi tubuh. Perhatikan juga nyeri di kedua sisi tubuh yang terasa tajam, membakar, mati rasa atau sensasi ditusuk ratusan jarum. Ini mungkin terjadi secara bertahap ke bagian atas tubuh dan berpotensi menyebabkan kesulitan bernapas dari saraf yang menyuplai otot pernapasan.[29]
    • Jika Anda sulit bernapas, segeralah ke rumah sakit.[30]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Waspadai komplikasi mata.
    Perhatikan apakah ada rasa sakit di mata, mata berair dan mata merah. Ini semua bisa menjadi gejala peradangan selaput mata yang disebabkan konjungtivitis, episcleritis, dan uveitis. Jika uveitis, penglihatan Anda akan kabur dan sensitif terhadap cahaya.
    • Jika Anda sulit melihat objek lurus di depan (penglihatan pusat) dan jika warna benda-benda yang Anda lihat setiap hari tampak lebih kusam, mungkin Anda mengalami neuroretinitis.[31]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Perhatikan kulit Anda untuk melihat tanda-tanda hepatitis.
    Bercerminlah dan lihat apakah ada kekuningan di kulit atau bagian putih mata (penyakit kuning). Ini mungkin tanda-tanda hepatitis atau peradangan lever. Peradangan ini dapat menyebabkan produksi cairan lever (bilirubin) berlebihan dan membuat kulit berubah kuning dan gatal. Cari bantuan medis segera.
    • Jika tidak dirawat, hepatitis dapat menyebabkan gagal lever.
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Perhatikan dehidrasi yang menandakan gagal ginjal.
    Chikungunya dapat menyebabkan dehidrasi karena ginjal tidak mendapat cukup aliran darah untuk berfungsi normal. Ini dapat menyebabkan gagal ginjal, jadi pantau terus urine Anda. Jika Anda merasa banyaknya urine berkurang drastis dan sangat pekat serta berwarna gelap, segera ke rumah sakit.
    • Dokter atau petugas kesehatan akan melakukan tes lab dan pengukuran yang lebih akurat untuk mendeteksi fungsi ginjal.
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Cegah chikungunya ketika bepergian.
    Situs web Center for Disease Control Amerika memiliki peta terbaru penyebaran chikungunya yang telah dilaporkan.[32] Jika Anda bepergian ke salah satu daerah tersebut, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan untuk menghindari tertular penyakit ini. Tindakan pencegahan tersebut antara lain:[33]
    • Keluar rumah atau berjalan-jalan setelah siang hari. Walaupun nyamuk dapat menggigit kapan saja, namun puncak aktivitas chikungunya adalah selama siang hari.
    • Mengenakan pakaian berlengan panjang untuk melindungi tubuh Anda semaksimal mungkin dari nyamuk. Cobalah memakai pakaian berwarna terang agar Anda lebih mudah melihat nyamuk dan serangga lain yang hinggap di pakaian.
    • Menggunakan kelambu pada malam hari untuk melindungi diri dari nyamuk selama Anda tidur.
    • Menggunakan pengusir nyamuk dengan DEET lebih dari 20%. Bahan aktif lain yang digunakan adalah minyak eukaliptus, Picaridin dan IR3535. Umumnya semakin tinggi bahan aktifnya, semakin lama durasi perlindungannya.
    Iklan

Tips

  • Hydroxychloroquine dan chloroquin phosphate adalah obat golongan disease-modifying drugs untuk penyakit artritis reumatoid, tetapi juga efektif dalam kasus artritis berat akibat chikungunya. Pemeriksaan sinar X mungkin harus dilakukan untuk memastikan adanya kerusakan atau perubahan pada tulang rawan sendi.[34]
Iklan

Peringatan

  • Hindari penggunaan aspirin karena dapat menyebabkan pendarahan lambung atau usus, serta sindrom Reye pada anak-anak di bawah 12 tahun. Sindrom Reye adalah penyakit dengan gejala lever dan otak serius pada anak-anak usia 4 hingga 12 tahun, dan kondisi ini bisa berakibat fatal.
Iklan

Referensi

  1. Staples J, Hills S, Powers A. Chikungunya. Chapter 3 Infectious Diseases Related to Travel. CDC. May 2, 2014. http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2014/chapter-3-infectious-diseases-related-to-travel/chikungunya
  2. http://www.medicinenet.com/script/main/art.asp?articlekey=2133
  3. Chikungunya Virus Clinical Fact Sheet. Armed Forces Pest Management Board. June 20, 2014. http://www.afpmb.org/sites/default/files/contingency/chikungunya/Chikungunya%20Virus%20Fact%20Sheet%20Clinical.pdf
  4. Mohan A. et al. EPIDEMIOLOGY, CLINICAL MANIFESTATIONS, AND DIAGNOSIS OF CHIKUNGUNYA FEVER: LESSONS LEARNED FROM THE RE-EMERGING EPIDEMIC. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 54–63.
  5. Staples J, Hills S, Powers A. Chikungunya. Chapter 3 Infectious Diseases Related to Travel. CDC. May 2, 2014. http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2014/chapter-3-infectious-diseases-related-to-travel/chikungunya
  6. Mohan A. et al. EPIDEMIOLOGY, CLINICAL MANIFESTATIONS, AND DIAGNOSIS OF CHIKUNGUNYA FEVER: LESSONS LEARNED FROM THE RE-EMERGING EPIDEMIC. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 54–63.
  7. Information for Healthcare providers. Chikungunya fever. Pan American Health Organization. Jan 2014.
  8. Mohan A. et al. EPIDEMIOLOGY, CLINICAL MANIFESTATIONS, AND DIAGNOSIS OF CHIKUNGUNYA FEVER: LESSONS LEARNED FROM THE RE-EMERGING EPIDEMIC. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 54–63.
  9. Bandyopadhyay D, Ghosh S. MUCOCUTANEOUS MANIFESTATIONS OF CHIKUNGUNYA FEVER. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 64–67.
  1. Mohan A. et al. EPIDEMIOLOGY, CLINICAL MANIFESTATIONS, AND DIAGNOSIS OF CHIKUNGUNYA FEVER: LESSONS LEARNED FROM THE RE-EMERGING EPIDEMIC. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 54–63.
  2. Staples J, Breiman R, Powers A. Chikungunya Fever: An Epidemiological Review of a Re-Emerging Infectious Disease. Emerging Infections. 2009:49 (15 September).
  3. Mohan A. et al. EPIDEMIOLOGY, CLINICAL MANIFESTATIONS, AND DIAGNOSIS OF CHIKUNGUNYA FEVER: LESSONS LEARNED FROM THE RE-EMERGING EPIDEMIC. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 54–63.
  4. Bouquillard E, Combe B. A report of 21 cases of rheumatoid arthritis following Chikungunya fever. A mean follow-up of two years. Joint, Bone, & Spine Journal. 76 (2009) 654–657.
  5. Mohan A. et al. EPIDEMIOLOGY, CLINICAL MANIFESTATIONS, AND DIAGNOSIS OF CHIKUNGUNYA FEVER: LESSONS LEARNED FROM THE RE-EMERGING EPIDEMIC. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 54–63.
  6. Guidelines on clinical management of chikungunya fever. World Health Organization. October 2008.
  7. Guidelines on clinical management of chikungunya fever. World Health Organization. October 2008.
  8. Chikungunya Fact Sheet. World Health Organization. May 2015. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs327/en/
  9. Chikungunya virus Diagnostic testing. CDC. June 25, 2014. http://www.cdc.gov/chikungunya/hc/diagnostic.html
  10. Chikungunya Fact Sheet. World Health Organization. May 2015. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs327/en/
  11. Chikungunya virus Diagnostic testing. CDC. June 25, 2014. http://www.cdc.gov/chikungunya/hc/diagnostic.html
  12. Chikungunya Fact Sheet. World Health Organization. May 2015. http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs327/en/
  13. Chikungunya virus Diagnostic testing. CDC. June 25, 2014. http://www.cdc.gov/chikungunya/hc/diagnostic.html
  14. Guidelines on clinical management of chikungunya fever. World Health Organization. October 2008.
  15. Bandyopadhyay D, Ghosh S. MUCOCUTANEOUS MANIFESTATIONS OF CHIKUNGUNYA FEVER. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 64–67.
  16. Bandyopadhyay D, Ghosh S. MUCOCUTANEOUS MANIFESTATIONS OF CHIKUNGUNYA FEVER. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 64–67.
  17. http://www.newsday.co.tt/features/0,203399.html
  18. Mendoza I. et al. ChIkungunya Myocarditis: An emergIng threAt to AmerIcA. American College of Cardiology-Heart Failure and Cardiomyopathies - Presentation Number: 1184-222. March 17, 2015 Volume 65, Issue 10S
  19. Kalita J, Kumar P, Misra U.K. Stimulus-sensitive myoclonus and cerebellar ataxia following chikungunya meningoencephalitis. A Journal of Infectious Disease. June 2013, Volume 41, Issue 3, pp 727-729.
  20. Lebrun G. et al. Guillain-Barré Syndrome after Chikungunya Infection. Journal of Emerging Infectious Diseases. 2009 Mar; 15(3): 495–496.
  21. Lebrun G. et al. Guillain-Barré Syndrome after Chikungunya Infection. Journal of Emerging Infectious Diseases. 2009 Mar; 15(3): 495–496.
  22. Mohan A. et al. EPIDEMIOLOGY, CLINICAL MANIFESTATIONS, AND DIAGNOSIS OF CHIKUNGUNYA FEVER: LESSONS LEARNED FROM THE RE-EMERGING EPIDEMIC. Indian Journal of Dermatology. 2010 Jan-Mar; 55(1): 54–63.
  23. http://www.cdc.gov/chikungunya/geo/index.html
  24. Nasci R, Gutierrez E, Wirtz R, Brogdon W. Protection against Mosquitoes, Ticks, & Other Insects & Arthropods. Chapter 2 Pre Travel Consultation. CDC. http://wwwnc.cdc.gov/travel/yellowbook/2014/chapter-2-the-pre-travel-consultation/protection-against-mosquitoes-ticks-and-other-insects-and-arthropods
  25. Guidelines on clinical management of chikungunya fever. World Health Organization. October 2008.

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Laura Marusinec, MD
Disusun bersama :
Dokter Spesialis Anak Besertifikasi
Artikel ini disusun bersama Laura Marusinec, MD. Dr. Marusinec adalah dokter spesialis anak besertifikasi di Children's Hospital of Wisconsin, dan menjabat sebagai konsil praktik klinik. Dia meraih gelar M.D. dari Medical College of Wisconsin School of Medicine pada 1995 dan menyelesaikan program residensi di Medical College of Wisconsin di bidang pediatrik pada 1998. Dia adalah anggota American Medical Writers Association dan Society for Pediatric Urgent Care. Artikel ini telah dilihat 108.390 kali.
Daftar kategori: Penyakit dan Perawatan
Halaman ini telah diakses sebanyak 108.390 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan