Unduh PDFUnduh PDF

Stetoskop adalah instrumen atau alat medis yang digunakan untuk mendengarkan bunyi jantung, paru-paru, dan perut. Penggunaan stetoskop untuk mendengarkan bunyi-bunyian tersebut disebut auskultasi.[1] Petugas kesehatan dilatih untuk menggunakan stetoskop, tetapi Anda juga dapat mempelajarinya. Teruskan membaca artikel ini untuk mempelajari cara menggunakan stetoskop.

Metode 1
Metode 1 dari 7:

Memilih dan Menyetel Stetoskop

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Beli stetoskop berkualitas bagus.
    Stetoskop berkualitas bagus sangatlah penting. Semakin bagus kualitas stetoskop maka akan semakin mudah Anda mendengarkan bunyi tubuh pasien.
    • Stetoskop selang tunggal (single tubed) lebih baik daripada stetoskop selang ganda (double tubed). Selang-selang di stetoskop selang ganda dapat saling bergesekan. Bunyi gesekan ini bisa menyulitkan Anda saat mendengarkan bunyi jantung.[2]
    • Selang stetoskop yang tebal, pendek, dan relatif kaku adalah selang terbaik, kecuali Anda ingin memakai atau menggantungkan stetoskop di leher. Jika begitu maka selang yang lebih panjanglah yang paling baik.[3]
    • Pastikan selang tidak bocor dengan mengetuk diafragma (sisi datar pada logam berbentuk lingkaran) stetoskop. Saat Anda mengetuknya, gunakan alat pendengar (earpiece) stetoskop untuk mendengarkan suaranya. Jika Anda tidak mendengar apa pun, mungkin selang tersebut bocor.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Sesuaikan alat pendengar stetoskop.
    Pastikan alat pendengar menghadap ke depan dan ukurannya pas di telinga Anda. Jika tidak, Anda mungkin tidak dapat mendengar apa pun dengan stetoskop tersebut.[4]
    • Pastikan alat pendengar menghadap ke depan. Jika Anda memakainya menghadap ke belakang, Anda tidak akan bisa mendengar bunyi apa pun.[5]
    • Pastikan alat pendengar memiliki bantalan yang ukurannya pas dan dapat “mengunci” dengan baik di telinga Anda untuk menghindari suara-suara dari lingkungan sekitar. Jika ukurannya tidak pas, biasanya bantalan tersebut dapat dilepas. Kunjungi toko penyedia alat medis untuk membeli bantalan baru.[6]
    • Pada beberapa jenis stetoskop, Anda juga dapat memiringkan atau menekuk gagang alat pendengar ke depan untuk membuatnya pas di telinga.[7]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Periksa tekanan alat pendengar di stetoskop.
    Dengan kata lain, pastikan posisinya cukup rapat di kepala Anda, tetapi tidak terlalu kencang. Jika terlalu kencang atau terlalu longgar, sesuaikanlah kembali.[8]
    • Jika alat pendengar terlalu longgar, Anda mungkin tidak dapat mendengar apa pun. Untuk mengencangkan tekanan, tekan atau rapatkan gagang alat pendengar dengan lembut.[9]
    • Jika terlalu kencang, alat pendengar dapat menyebabkan telinga Anda sakit dan membuat Anda merasa sangat tidak nyaman. Untuk mengurangi tekanan, regangkan gagang dengan lembut.[10]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Pilih chest piece atau gendang stetoskop yang sesuai untuk stetoskop Anda.
    Ada berbagai jenis chest piece untuk stetoskop. Pilihlah yang paling sesuai dengan kebutuhan Anda. Chest piece tersedia dalam berbagai ukuran untuk orang dewasa dan anak-anak.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 7:

Bersiap Menggunakan Stetoskop

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Pilih tempat yang tenang untuk menggunakan stetoskop.
    Gunakan stetoskop di tempat yang tenang. Carilah area tenang untuk memastikan Anda dapat mendengarkan bunyi tubuh pasien dan tidak terganggu dengan suara-suara atau hiruk-pikuk ruangan.[11]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Atur posisi pasien.
    Untuk mendengarkan bunyi jantung dan perut, posisikan pasien Anda dalam keadaan telentang. Untuk mendengarkan bunyi paru-paru, posisikan pasien dalam keadaan telungkup.[12] Bunyi jantung, paru-paru, dan perut bisa terdengar berbeda tergantung dari posisi pasien: misalnya duduk, berdiri, berbaring ke kiri/kanan, dan sebagainya.[13]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Tentukan untuk menggunakan diafragma atau bel (sungkup).
    Diafragma atau sisi datar pada gendang stetoskop lebih baik digunakan untuk mendengarkan bunyi bernada tinggi. Bel atau sisi cekung pada gendang stetoskop lebih baik digunakan untuk mendengarkan bunyi bernada rendah.[14][15]
    • Jika Anda menginginkan stetoskop yang menyalurkan kualitas suara yang baik, Anda mungkin perlu mempertimbangkan stetoskop elektronik. Stetoskop elektronik dapat mengeraskan suara sehingga Anda lebih mudah dalam mendengarkan bunyi jantung dan paru-paru. Penggunaan stetoskop elektronik mungkin membantu memudahkan Anda untuk mendengarkan bunyi jantung dan paru-paru, tetapi harganya pun mahal.[16]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Mintalah pasien untuk mengenakan baju pasien atau melepas baju yang dipakainya agar kulitnya tidak tertutupi.
    Gunakan stetoskop langsung pada kulit untuk menghindari terdengarnya bunyi berdesir dari kain baju. Jika pasien Anda adalah pria yang memiliki banyak bulu dada, tekan stetoskop dengan cukup kuat untuk menghindari terdengarnya bunyi berdesir.[17]
    • Untuk membuat pasien Anda lebih nyaman, hangatkan stetoskop dengan menggosokkannya ke lengan baju Anda atau pertimbangkan untuk membeli alat penghangat stetoskop.[18]
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 7:

Mendengarkan Jantung

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Letakkan diafragma di atas area jantung pasien.
    Posisikan diafragma di bagian kiri atas dada di antara rusuk ke-4 dan ke-6, sedikit di bawah puting susu. Tahan stetoskop di antara jari telunjuk dan jari tengah Anda, berikan sedikit tekanan sehingga Anda tidak mendengar bunyi gesekan jari-jari Anda sendiri.[19][20][21]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Dengarkan bunyi jantung selama satu menit.
    Minta pasien untuk relaks dan bernapas dengan normal. Anda akan mendengarkan bunyi normal jantung manusia yang bunyinya seperti “lub-dub”. Bunyi ini juga disebut bunyi sistolik dan diastolik. Sistolik adalah bunyi “lub” dan diastolik adalah bunyi “dub”.[22]
    • Bunyi “lub” atau sistolik terdengar saat katup mitral dan trikuspid jantung menutup.
    • Bunyi “dub” atau diastolik terdengar saat katup aorta dan pulmonal menutup.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Hitung detak jantung yang Anda dengar dalam semenit.
    Detak jantung normal orang dewasa dalam kondisi istirahat (tidak beraktivitas berat) adalah antara 60-100 per menitnya. Untuk atlet profesional, detak jantung normalnya dalam kondisi istirahat dapat berkisar antara 40-60 per menit.[23]
    • Ada beberapa klasifikasi nilai batasan detak jantung untuk pasien di bawah 10 tahun yang dapat dipertimbangkan. Nilai-nilai batasan tersebut di antaranya:[24]
      • Bayi baru lahir sampai usia satu bulan: 70-190 detak per menit.
      • Bayi 1-11 bulan: 80-160 per menit.
      • Anak 1-2 tahun: 80-130 per menit.
      • Anak 3-4 tahun: 80-120 per menit.
      • Anak 5-6 tahun: 75-115 per menit.
      • Anak 7-9 tahun: 70-110 per menit.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Dengarkan adanya bunyi jantung abnormal.
    Saat Anda menghitung jumlah detak jantung, Anda juga harus memperhatikan jika ada bunyi abnormal. Bunyi yang tidak terdengar seperti “lub-dub” dapat dikategorikan sebagai bunyi abnormal. Jika Anda mendengar bunyi abnormal ini, pasien mungkin perlu mendapatkan pemeriksaan dokter lebih lanjut.[25]
    • Jika Anda mendengar bunyi berdesis atau bunyi yang terdengar seperti “lub...shhh...dub”, pasien Anda mungkin memiliki “murmur” jantung. Murmur jantung adalah aliran darah yang sangat cepat saat melewati katup jantung. Banyak orang yang mengalami apa yang disebut dengan murmur inosen (disebut juga dengan murmur fisiologis atau fungsional) yang tidak berbahaya.[26] Walaupun begitu, beberapa kondisi murmur jantung memang benar mengindikasikan adanya masalah di katup jantung. Oleh karena itu, Anda harus menganjurkan pasien untuk mengunjungi dokter jika Anda mendeteksi adanya murmur jantung.[27]
    • Jika Anda mendengar bunyi jantung ketiga yang menyerupai getaran frekuensi rendah, pasien mungkin mengalami kerusakan bilik jantung (ventricular defect). Bunyi jantung ketiga ini disebut “S3” atau “ventricular gallop”. Anjurkan pasien untuk menemui dokter jika Anda mendengar adanya bunyi jantung ketiga ini.[28]
    • Cobalah mendengarkan contoh bunyi jantung normal dan tidak normal untuk membantu Anda dalam menentukan normal/tidaknya bunyi yang Anda dengar.
    Iklan
Metode 4
Metode 4 dari 7:

Mendengarkan Paru-Paru

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Minta pasien untuk duduk dan bernapas dengan normal.
    Saat sedang mendengarkan atau memeriksa bunyi paru-paru, Anda dapat meminta pasien untuk bernapas lebih dalam jika Anda tidak bisa mendengar bunyi pernapasan atau jika bunyi tersebut terlalu kecil untuk menentukan jika terdapat kelainan.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Gunakan diafragma stetoskop untuk mendengarkan paru-paru pasien.
    Dengarkan bunyi paru-paru pasien di lobus atas dan bawah, serta di bagian depan dan belakan tubuh pasien.
    • Saat Anda mendengarkan bunyi paru-paru, letakkan stetoskop di bagian atas dada, lalu di garis “mid-klavikula” (pertengahan tulang selangka), dan kemudian di bagian bawah dada. Pastikan Anda mendengarkan bagian depan dan belakang semua area ini.
    • Pastikan untuk membandingkan kedua sisi paru-paru pasien dan perhatikan jika ada yang tidak normal.
    • Dengan memeriksa semua area ini, Anda akan dapat mendengarkan semua lobus paru-paru pasien.[29]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Dengarkan bunyi pernapasan normal.
    Bunyi pernapasan normal terdengar jelas, seperti bunyi seseorang meniupkan udara ke cangkir. Dengarkan contoh bunyi paru-paru sehat dan kemudian bandingkan bunyi tersebut dengan bunyi yang Anda dengar di paru-paru pasien.
    • Ada dua jenis bunyi pernapasan normal:[30]
      • Bunyi pernapasan bronkial, yaitu bunyi pernapasan yang terdengar di antara cabang-cabang trakeobronkial.
      • Bunyi pernapasan vesikular, yaitu bunyi pernapasan yang terdengar di atas jaringan paru-paru.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Dengarkan bunyi pernapasan abnormal.
    Yang termasuk bunyi pernapasan abnormal antara lain: wheezing (mengi), stridor, rhonchi, dan rales. Jika Anda tidak mendengar adanya bunyi pernapasan, pasien mungkin mengalami kondisi adanya udara atau cairan di sekitar paru-paru, penebalan di sekitar dinding dada, aliran udara pernapasan yang melambat, atau pemompaan paru-paru berlebih.[31]
    • Ada empat jenis bunyi pernapasan abnormal:
      • Bunyi wheezing menyerupai bunyi bernada tinggi saat orang mengembuskan napas, kadang juga saat orang tersebut menghirup napas. Kebanyakan pasien yang memiliki asma juga memiliki wheezing, kadang Anda dapat mendengar bunyi ini tanpa stetoskop.[32]
      • Bunyi stridor menyerupai pernapasan “musikal” bernada tinggi (mirip dengan wheezing) yang sering terdengar saat pasien menghirup napas. Stridor disebabkan karena penyumbatan di bagian belakang tenggorokan. Bunyi ini juga seringkali dapat terdengar tanpa stetoskop.[33]
      • Bunyi rhonchi menyerupai bunyi dengkuran. Rhonchi tidak bisa didengar tanpa menggunakan stetoskop, bunyi ini muncul akibat udara melewati jalan yang “kasar” saat menuju paru-paru atau karena adanya sumbatan di jalan tersebut.[34]
      • Bunyi rales menyerupai bunyi letusan plastik gelembung atau bunyi derikan di paru-paru. Bunyi ini dapat terdengar saat orang menghirup napas.[35]
    Iklan
Metode 5
Metode 5 dari 7:

Mendengarkan Bunyi Abdomen

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Letakkan diafragma di perut pasien.
    Gunakan pusar pasien sebagai pusat untuk membagi area perut yang akan Anda dengarkan menjadi empat bagian. Dengarkan bagian kiri atas, kanan atas, kiri bawah, dan kanan bawah perut.[36]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Dengarkan bunyi usus normal.
    Bunyi usus normal terdengar seperti bunyi “keruyuk” perut saat lapar.[37] Bunyi-bunyi lainnya dapat menunjukkan ada yang salah di dalam perut pasien dan ia memerlukan pemeriksaan lebih lanjut.[38]
    • Anda harus mendengar bunyi “keruyuk” di empat bagian perut. Terkadang, pasien pasca operasi memerlukan beberapa waktu agar bunyi ususnya dapat “didengar” kembali.[39]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Dengarkan bunyi perut abnormal.
    Biasanya, bunyi yang terdengar saat Anda mendengarkan perut pasien hanyalah bunyi pencernaan. Walaupun biasanya bunyi perut yang Anda dengar itu normal, ada beberapa bunyi tidak normal yang dapat mengindikasikan adanya masalah. Jika Anda kurang yakin mengenai normal/tidaknya bunyi perut yang Anda dengar dan/atau apakah ada gejala lain, pasien tersebut harus mengunjungi dokter untuk dievaluasi lebih lanjut.[40]
    • Jika Anda tidak dapat mendengar bunyi perut, hal ini bisa berarti ada sesuatu yang tersumbat di dalam perut pasien dan juga bisa menjadi indikasi konstipasi. Jika penyebabnya konstipasi, bunyi perut akan kembali dengan sendirinya. Akan tetapi, jika tidak, mungkin memang terdapat sumbatan di sana. Dalam kondisi seperti ini, pasien tersebut memerlukan evaluasi dokter lebih lanjut.[41]
    • Jika pasien memiliki bunyi usus yang hiperaktif (cepat) kemudian diikuti dengan bunyi usus yang lambat (jarang), ini dapat mendindikasikan adanya jaringan usus yang mengalami ruptur (pecah) atau nekrosis (mati).[42]
    • Jika nada bunyi perut pasien sangat tinggi, ini dapat mengindikasikan adanya penyumbatan di usus pasien.[43]
    • Bunyi usus yang lambat dapat disebabkan karena pengaruh obat-obatan, anestesi spinal, infeksi, trauma, operasi abdomen, atau pengembangan usus yang berlebihan.[44]
    • Bunyi usus yang cepat atau hiperaktif dapat disebabkan karena penyakit Crohn, perdarahan gastrointestinal, alergi makanan, diare, infeksi, dan kolitis ulseratif (radang usus besar bertukak).[45]
    Iklan
Metode 6
Metode 6 dari 7:

Mendengarkan Bunyi Bruit

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Tentukan apakah Anda perlu memeriksa adanya bruit.
    Jika Anda mendeteksi bunyi yang terdengar seperti murmur jantung, Anda juga harus memeriksa adanya bruit atau murmur vaskular. Oleh karena bunyi murmur jantung dan bruit hampir sama, periksalah keduanya jika Anda mencurigai pasien memiliki salah satu di antaranya.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Letakkan diafragma stetoskop di atas salah satu arteri karotis.
    Arteri karotis terletak di depan leher pasien, di kedua sisi jakun. Jika Anda meletakkan jari telunjuk dan jari tengah di leher Anda sendiri, Anda akan dapat menemukan lokasi kedua arteri karotis ini.[46]
    • Hati-hati untuk tidak menekan arteri karotis terlalu keras karena hal ini dapat menyebabkan terhentinya sirkulasi darah dan membuat pasien pingsan. Jangan pernah menekan kedua arteri karotis secara bersamaan.[47]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Dengarkan adanya bruit.
    Bruit terdengar seperti bunyi berdesis yang mengindikasikan adanya penyempitan arteri. Terkadang, bruit sulit dibedakan dengan murmur karena keduanya terdengar hampir sama, tetapi jika pasien memiliki bruit maka bunyi berdesis akan terdengar lebih jelas saat Anda mendengarkannya di arteri karotis dibanding saat mendengarkannya di jantung.[48][49]
    • Anda juga mungkin perlu mendengarkan bruit pada aorta abdominalis, arteri renalis, arteri illiaka, dan arteri femoralis.
    Iklan
Metode 7
Metode 7 dari 7:

Memeriksa Tekanan Darah

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Ikatkan manset tensimeter di sekitar lengan pasien, persis di atas siku.
    Gulung lengan baju pasien jika menutupinya.[50] Pastikan Anda menggunakan manset yang ukurannya sesuai dengan lengan pasien. Anda harus bisa mengikatkan manset di sekeliling lengan pasien dengan cukup kencang, tetapi tidak terlalu ketat. Jika ukuran manset terlalu kecil atau terlalu besar, carilah ukuran lain yang lebih pas.[51]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Tekan diafragma stetoskop di atas arteri brakial di bawah manset persis.
    Anda juga bisa menggunakan diafragma jika Anda memiliki masalah saat mendengarkan dengan bel atau sungkup stetoskop. Anda akan mendengar bunyi Korotkoff, yaitu bunyi “ketukan” bernada rendah yang menunjukkan tekanan darah sistolik pasien.[52]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Pompa manset sampai 180mmHg atau 30mmHg di atas perkiraan tekanan darah sistolik si pasien.
    [54] Anda bisa mengetahui nilai tekanan darah dengan melihat sfigmomanometer, yaitu meteran yang terdapat di manset. Setelah itu, keluarkan udara dari manset dengan kecepatan sedang (3mm/detik). Saat Anda mengeluarkan udara dalam manset, dengarkan stetoskop dan perhatikan sfigmomanometer (meteran di manset).[55]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Dengarkan bunyi Korotkoff.
    Bunyi ketukan yang pertama kali Anda dengar adalah tekanan darah sistolik pasien. Ingatlah nilainya dengan tetap terus memperhatikan sfigmomanometer. Setelah bunyi pertama berhenti, ingat nilai saat bunyi tersebut berhenti terdengar. Nilai kedua ini adalah tekanan diastolik.[56]
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Lepaskan manset.
    Kempiskan dan lepaskan manset dari lengan pasien setelah Anda mendapatkan nilai kedua.[57] Saat sudah selesai, Anda seharusnya memperoleh dua nilai dari tekanan darah pasien. Catat kedua nilai ini dengan dipisahkan garis miring. Contohnya 110/70.[58]
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Tunggu beberapa menit jika Anda ingin memeriksa tekanan darah pasien lagi.
    Anda mungkin ingin melakukan pemeriksaan ulang jika tekanan darah pasien tinggi.[59]
    • Tekanan darah sistolik di atas 120 atau tekanan darah diastolik di atas 80 mengindikasikan jika mungkin pasien memiliki tekanan darah tinggi. Dalam kondisi seperti ini, pasien harus mendapatkan pemeriksaan dokter lebih lanjut.
    Iklan

Tips

  • Bersihkan stetoskop secara rutin. Anda harus membersihkan stetoskop setiap kali selesai digunakan pada pasien untuk menghindari infeksi. Gunakan kapas alkohol usap atau kain pembersih yang diberi alkohol-isopropil 70% untuk mendisinfeksi stetoskop Anda.[60]
Iklan

Peringatan

  • Jangan mencelupkan stetoskop dalam air atau mengeksposnya pada suhu yang terlalu panas atau dingin. Dua hal ini dapat membuat stetoskop Anda rusak.
  • Jangan berbicara ke gendang stetoskop atau mengetuknya saat stetoskop sedang dipakai di telinga Anda. Hal ini dapat membuat telinga Anda sakit serta menyebabkan kerusakan pendengaran, tergantung pada kerasnya suara atau ketukan yang Anda lakukan.
Iklan

Hal yang Anda Butuhkan

  • Stetoskop berkualitas bagus
  1. http://www.adctoday.com/blog/intro-your-stethoscope
  2. http://solutions.3mae.ae/wps/portal/3M/en_AE/Littmann/stethoscope/education/tech-auscultation/
  3. http://depts.washington.edu/physdx/heart/tech.html
  4. http://solutions.3mae.ae/wps/portal/3M/en_AE/Littmann/stethoscope/education/tech-auscultation/
  5. http://www.littmann.com/wps/portal/3M/en_US/3M-Littmann/stethoscope/littmann-learning-institute/auscultation-training/auscultation-techniques/
  6. http://www.practicalclinicalskills.com/heart-murmurs.aspx
  7. http://www.littmann.com/wps/portal/3M/en_US/3M-Littmann/stethoscope/stethoscope-catalog/catalog/~/3M-Littmann-Electronic-Stethoscope-Model-3200-Black-Tube-27-inch-3200BK27?N=5932256+4294958300&rt=d
  8. http://www.mypatraining.com/stethoscope-and-how-to-use-it
  9. http://www.stethoscopewarmer.com/
  10. http://www.mypatraining.com/stethoscope-and-how-to-use-it
  11. http://filer.case.edu/dck3/heart/listen.html
  12. http://www.uptodate.com/contents/auscultation-of-heart-sounds
  13. http://www.webmd.com/heart-disease/heart-murmur-symptoms
  14. http://www.mayoclinic.org/healthy-lifestyle/fitness/expert-answers/heart-rate/faq-20057979
  15. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003399.htm
  16. http://www.medicinenet.com/heart_murmur/page2.htm#what_causes_a_heart_murmur
  17. http://www.webmd.com/heart-disease/heart-murmur-symptoms
  18. http://www.medicinenet.com/heart_murmur/page2.htm#what_causes_a_heart_murmur
  19. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/books/NBK342/
  20. http://emedicine.medscape.com/article/1894146-overview#a15
  21. http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/pulmonar/pd/pstep29.htm
  22. http://www.meddean.luc.edu/lumen/MedEd/medicine/pulmonar/pd/pstep29.htm
  23. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007535.htm
  24. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003074.htm
  25. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007535.htm
  26. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/007535.htm
  27. http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Stethoscope.html
  28. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003137.htm
  29. http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Stethoscope.html
  30. http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Stethoscope.html
  31. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003137.htm
  32. http://www.surgeryencyclopedia.com/St-Wr/Stethoscope.html
  33. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003137.htm
  34. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003137.htm
  35. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003137.htm
  36. http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/003137.htm
  37. https://meded.ucsd.edu/clinicalmed/heart.htm
  38. http://www.practicalclinicalskills.com/carotid-bruit-course-contents.aspx
  39. http://www.mypatraining.com/stethoscope-and-how-to-use-it
  40. http://journals.lww.com/ajnonline/Citation/1991/02000/HOW_TO_TAKE_A_PRECISE_BLOOD_PRESSURE_.17.aspx
  41. http://my.clevelandclinic.org/health/diseases_conditions/hic_Hypertension_High_Blood_Pressure/hic_Checking_Your_Blood_Pressure_at_Home
  42. http://www.practicalclinicalskills.com/blood-pressure-measurement.aspx
  43. http://www.practicalclinicalskills.com/blood-pressure-measurement.aspx
  44. http://my.clevelandclinic.org/health/diseases_conditions/hic_Hypertension_High_Blood_Pressure/hic_Checking_Your_Blood_Pressure_at_Home
  45. http://my.clevelandclinic.org/health/diseases_conditions/hic_Hypertension_High_Blood_Pressure/hic_Checking_Your_Blood_Pressure_at_Home
  46. http://www.practicalclinicalskills.com/blood-pressure-measurement.aspx
  47. http://www.practicalclinicalskills.com/blood-pressure-measurement.aspx
  48. http://my.clevelandclinic.org/health/diseases_conditions/hic_Hypertension_High_Blood_Pressure/hic_Checking_Your_Blood_Pressure_at_Home
  49. http://www.practicalclinicalskills.com/blood-pressure-measurement.aspx
  50. http://www.practicalclinicalskills.com/blood-pressure-measurement.aspx
  51. http://www.littmann.com/wps/portal/3M/en_US/3M-Littmann/stethoscope/littmann-learning-institute/about-stethoscopes/stethoscope-cleaning/

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Michael Corsilles, ND
Disusun bersama :
Pakar Naturopati & Asisten Dokter
Artikel ini disusun bersama Michael Corsilles, ND. Dr. Corsilles adalah pakar naturopati dan asisten dokter di Washington. Dia menyelesaikan pelatihan medis naturopati di Bastyr University pada 2003, dan menerima sertifikasi asisten dokter dari University of Washington pada 2010. Artikel ini telah dilihat 113.448 kali.
Daftar kategori: Kedokteran
Halaman ini telah diakses sebanyak 113.448 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan