Cara Mengenali Gejala Anoreksia pada Remaja Perempuan

Unduh PDFUnduh PDF

Anoreksia (atau yang juga dikenal sebagai anoreksia nervosa) adalah gangguan psikologis yang lazim dialami oleh remaja. Pengidap anoreksia terobsesi untuk memiliki tubuh yang kurus; akibatnya, mereka kerap membiarkan dirinya kelaparan atau memuntahkan makanannya. Studi terkini menunjukkan bahwa 90-95% pengidap anoreksia adalah remaja perempuan dan wanita dewasa.[1] Selain dipicu oleh konsensus tak resmi mengenai bentuk fisik yang ideal untuk seorang wanita, anoreksia juga dapat mengakar pada unsur personal seperti faktor genetis dan biologis seseorang. Selain itu, gangguan kecemasan, stres, dan trauma juga dapat memicu terjadinya anoreksia.[2] Salah satu gejala anoreksia yang paling umum adalah terjadinya penurunan berat badan secara drastis. Khawatir sahabat perempuan atau anak Anda mengidap anoreksia? Cara termudah untuk mengenali gejala-gejalanya adalah dengan mengamati perubahan fisik dan perilaku mereka. Jika mereka menunjukkan setidaknya satu dari gejala-gejala di bawah ini, segera ajak mereka menemui dokter atau psikolog profesional untuk menghindari kemungkinan terburuk yang bisa terjadi setelahnya.

Bagian 1
Bagian 1 dari 2:

Mengamati Perubahan Fisiknya

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Amati apakah belakangan...
    Amati apakah belakangan ini tubuhnya terlihat terlalu kurus; beberapa penandanya adalah tulang-tulang yang terlihat menonjol (terutama tulang selangka dan tulang pipi) dan wajah yang terlalu tirus. Ini membuktikan terjadinya penurunan berat badan secara drastis akibat tubuh kekurangan asupan lemak.[3]
    • Wajahnya juga tampak terlalu tirus, kusam, pucat, dan tidak segar seperti kekurangan asupan nutrisi.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Amati apakah dia terlihat mudah lelah, tak berenergi, atau mudah pingsan.
    Terus-menerus makan dalam porsi yang sangat sedikit dapat membuat kepala terasa pusing; tubuh juga akan terasa sangat lemah dan tidak berenergi untuk melakukan berbagai aktivitas fisik. Seseorang yang mengidap anoreksia juga cenderung sulit bangun dari tempat tidur dan menjalani hari dengan normal akibat kekurangan asupan makanan dan energi.[4]
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Amati jika kukunya mudah patah, atau rambutnya terlihat rapuh dan mudah rontok.
    Kondisi-kondisi tersebut rawan terjadi pada pengidap anoreksia akibat kurangnya asupan nutrisi dalam tubuh mereka.[5]
    • Gejala lain yang umum dialami pengidap anoreksia adalah tumbuhnya bulu-bulu halus di wajah dan tubuhnya; kondisi ini dikenal dengan sebutan lanugo. Secara alamiah, tubuh yang kekurangan energi dan nutrisi akan ‘menghangatkan’ dirinya sendiri dengan menumbuhkan bulu-bulu halus tersebut.[6]
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Tanyakan mengenai siklus menstuasinya.
    Sebagian besar remaja perempuan pengidap anoreksia memiliki siklus menstruasi yang berantakan. Bahkan tidak jarang menstruasi mereka terhenti total selama beberapa bulan. Pada remaja perempuan berusia 14-16 tahun, kondisi ini dikenal dengan sebutan amenorea atau keadaan terhentinya menstruasi secara abnormal selama periode tertentu.[7]
    • Jika remaja perempuan mengalami amenorea akibat mengidap gangguan makan seperti anoreksia, tubuhnya sangat rentan terkena masalah kesehatan lainnya. Segera hubungi dokter sebelum kondisinya memburuk.
    Iklan
Bagian 2
Bagian 2 dari 2:

Mengamati Perubahan Perilakunya

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Amati apakah dia selalu menolak makanan atau menjalani diet yang sangat ketat.
    Pengidap anoreksia biasanya akan mengeluarkan berbagai alasan untuk menolak makanan apa pun yang disodorkan padanya. Jika tidak ada yang menawari makanan, mereka tidak akan makan dan kerap mengaku sudah makan ketika ditanya. Penderita anoreksia juga manusia; mereka juga merasa lapar namun tidak mau mengakuinya dan tetap bersikeras untuk tidak makan.[8]
    • Mereka juga menerapkan pola diet yang sangat ketat. Banyak pengidap anoreksia yang terobsesi menghitung kalori dalam makanannya; akibatnya, sering kali asupan kalori yang masuk ke tubuh mereka jauh di bawah batas yang dibutuhkan oleh tubuh. Mereka juga menghindari makanan berlemak yang berpotensi menaikkan berat badannya. Makanan rendah kalori dan rendah lemak mereka kategorikan sebagai “makanan aman” yang mereka konsumsi hanya untuk menunjukkan bahwa mereka tetap makan.[9]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Amati ritual-ritual tertentu yang dilakukannya saat dan setelah makan.
    Sebagian besar pengidap anoreksia memiliki kebiasaan tertentu untuk mengontrol makanan yang masuk ke tubuhnya. Beberapa di antara mereka gemar memotong makanannya kecil-kecil atau mengeluarkan kembali makanan yang sudah dikunyahnya. Tidak jarang mereka hanya akan mengaduk-aduk makanan di atas piringnya, tanpa berniat memakannya sama sekali.[10]
    • Apakah dia selalu pergi ke kamar mandi setelah makan? Hati-hati, kemungkinan besar ritual khususnya adalah memuntahkan makanan yang baru saja disantapnya. Amati pula jika tiba-tiba dia mengalami kerusakan gigi atau nafasnya berbau tidak sedap; keduanya adalah efek tak terhindarkan dari asam lambung yang ikut keluar bersama muntahan.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Amati apakah dia tiba-tiba gemar berolahraga secara berlebihan.
    Kemungkinan besar, ini adalah upayanya untuk mengurangi berat badan secara drastis. Banyak pengidap anoreksia yang berusaha mengurangi berat badan dengan berolahraga gila-gilaan. Kesehatannyalah yang dipertaruhkan jika energi yang dikeluarkan tidak diimbangi dengan asupan makanan yang cukup.[11]
    • Anda perlu curiga jika dia semakin sering berolahraga, namun nafsu makannya tidak bertambah atau dia bahkan tidak makan sama sekali. Ini merupakan pertanda bahwa anoreksia yang diidapnya semakin memburuk.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Amati apakah dia kerap mengeluhkan berat badan dan penampilannya.
    Seperti yang disebutkan sebelumnya, anoreksia merupakan gangguan psikologis yang mendorong pengidapnya untuk terus-menerus merendahkan dirinya sendiri. Dia mungkin melakukannya ketika sedang berkaca atau ketika Anda mengajaknya berbelanja pakaian. Apakah dia sering merasa gendut padahal tubuhnya sudah sangat kurus? Jika ya, bisa jadi dia memang mengidap anoreksia.[12]
    • Amati apakah dia gemar 'mengecek kondisi tubuhnya' seperti berkali-kali berkaca, menimbang berat badan, atau mengukur lingkar pinggangnya. Dalam beberapa kasus, pengidap anoreksia juga gemar mengenakan pakaian yang longgar untuk menyamarkan berat badannya.
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Tanyakan padanya apakah dia meminum pil diet atau suplemen penurun berat badan.
    Demi mendapatkan tubuh yang dianggapnya ideal, pengidap anoreksia biasanya akan meminum pil diet atau suplemen yang bisa menurunkan berat badannya dalam sekejap. Ini adalah upaya instan—dan tidak sehat—yang mereka lakukan untuk mengontrol fluktuasi berat badan mereka.[13]
    • Dia mungkin juga meminum obat pencahar yang bisa membantu mengeluarkan cairan dari dalam tubuhnya. Faktanya, obat-obatan semacam ini tidak bekerja efektif untuk mengurangi kalori sehingga tidak akan memengaruhi berat badannya.
  6. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 6 Amati jika dia mulai menarik diri dari sahabat, keluarga, dan lingkungan sosialnya.
    Sering kali, anoreksia diikuti dengan gangguan kecemasan, depresi, dan rasa rendah diri (terutama pada remaja perempuan). Pengidap anoreksia bisa mengasingkan diri dari sahabat, rekan kerja, keluarga, serta menghentikan segala aktivitas yang menuntutnya bersosialisasi dengan orang lain. Mereka enggan melakukan kegiatan yang pernah menjadi hobinya atau sekadar berkumpul dengan orang-orang terdekatnya.[14]
    • Anoreksia dapat memengaruhi aktivitas sehari-hari serta kemampuan bersosialisasinya. Jika tadinya anak Anda bak kutu loncat namun kini energinya bagai terkuras habis tanpa alasan, bisa jadi tubuhnya tengah berjuang melawan anoreksia. Ajak dia menemui dokter atau psikolog profesional; berikan dukungan dan bantuan Anda sepenuhnya.
    Iklan

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Trudi Griffin, LPC, MS
Disusun bersama :
Konselor Profesional
Artikel ini disusun bersama Trudi Griffin, LPC, MS. Trudi Griffin adalah konselor profesional berlisensi di Wisconsin dengan spesialisasi kecanduan dan kesehatan mental. Dia memberikan terapi bagi mereka yang mengalami masalah kecanduan, kesehatan mental, dan trauma di sarana kesehatan masyarakat dan klinik swasta. Dia memperoleh gelar MS di bidang konseling kesehatan mental klinis dari Marquette University pada 2011. Artikel ini telah dilihat 3.038 kali.
Daftar kategori: Remaja
Halaman ini telah diakses sebanyak 3.038 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan