Apakah Kamu Mengalami Gaslighting?

Cari tahu jawabannya lewat kuis ini!

Apakah kamu mencurigai pasangan, saudara, teman, atau rekan kerjamu melakukan gaslighting kepadamu? Gaslighting adalah perilaku yang membuat seseorang meragukan realitas dan pengalaman hidupnya. Gaslighting merupakan salah satu bentuk kekerasan emosional. Beberapa contoh yang bisa menunjukkan bahwa seseorang adalah pelaku gaslighting apabila dia mengatakan: “Itu nggak benar” (mana buktinya?), “Ini aku lakukan sebab aku sayang banget sama kamu”, “Kamu suka overacting”, dan lain-lain.

Orang yang mengalami gaslighting bisa menjadi sangat bingung, mengalami disorientasi, dan merasa sedih. Sayangnya, korban gaslighting belum tentu menyadari bahwa dia sedang mengalami gaslighting. Kuis How.com.vn ini bisa membantu kamu meninjau ulang pengalamanmu dengan pandangan yang netral agar kamu bisa mengambil keputusan yang tepat.

How.com.vn Bahasa Indonesia: Lampu gas bersinar di tempat gelap.

Kuis menjadi lebih menyenangkan bersama teman-teman

Bagikan kuis ini ke teman-temanmu dan bandingkan hasilnya

Ringkasan Pertanyaan

1. Seberapa sering dia menyebut kamu "gila", "sensitif", atau kata-kata lain yang menyakitkan?
  1. Setiap waktu! Dia selalu ngatain aku seperti itu setelah kami bertengkar.
  2. Cukup sering. Dia terbiasa melontarkan kata-kata itu.
  3. Nggak gitu sering. Dia pernah ngatain aku sekali, tapi belakangan ini nggak lagi.
  4. Nggak pernah! Kami selalu respek ke satu sama lain selama mengobrol.
2. Angka 1 untuk buruk dan 10 untuk baik, apa yang kamu rasakan saat berinteraksi dengan pasangan, saudara, atau temanmu? Dengan kata lain, apakah dia bersikap suportif, baik, dan mau memotivasi kamu?
  1. 1-3. Aku seperti harus berpura-pura belakangan ini.
  2. 4-6. Aku merasa nggak nyaman, tapi kayaknya ini bisa lebih parah lagi.
  3. 7-8. Sangat baik! Nggak ada keluhan sama sekali.
  4. 9-10. Aku sangat bahagia!
3. Seberapa sering kamu minta maaf kepadanya?
  1. Hampir selalu. Rasanya seperti aku yang bersalah dalam semua hal.
  2. Sering. Biasanya, aku yang pertama (dan cuma aku) yang minta maaf.
  3. Sesekali, tapi ini bukan kejadian sehari-hari.
  4. Cuma kalau aku berbuat salah.
4. Kalau kamu mengobrol dengan teman dekatmu, apakah kamu berusaha membela orang yang bersikap buruk kepadamu?
  1. Selalu! Aku nggak mau ada yang mempersoalkan perilakunya.
  2. Iya, tapi nggak selalu.
  3. Cuma sesekali. Ada masalah yang perlu dijelaskan konteksnya.
  4. Nggak pernah! Kalau dia yang salah, aku nggak mau membelanya.
5. Apakah kamu merasa ditanggapi dengan baik setelah dia mengatakan hal yang tidak menyenangkan kepadamu?
  1. Aku merasa sepertinya dia menganggap aku nggak ada.
  2. Jarang sekali dia mau menanggapi aku dengan baik.
  3. Kadang-kadang aku merasa diabaikan, tapi jarang si.
  4. Aku selalu merasa didengarkan dan dihargai.
6. Seberapa sering kamu meragukan diri sendiri?
  1. Setiap saat! Aku sampai nggak bisa mengambil keputusan sendiri, bahkan untuk hal-hal kecil.
  2. Sering. Aku sampai merasa nggak percaya diri lagi.
  3. Sesekali. Aku nggak sering meragukan diriku sendiri.
  4. Hampir nggak pernah. Aku merasa yakin dengan keputusanku.
7. Bayangkan kamu sudah putus kontak dengannya. Apa yang kamu rasakan?
  1. Lega. Rasanya seperti bahu aku terbebas dari beban berat.
  2. Lumayan seneng. Aku merasa lebih tenang kalau tidak berinteraksi dengannya.
  3. Agak kesepian. Aku bakal merasa kehilangan.
  4. Sedih banget. Dia berperan penting dalam hidupku.
8. Apakah dia selalu merasa benar?
  1. Iya. Dia nggak pernah merasa bersalah.
  2. Begitulah. Dia sering banget mengelak saat berbuat salah.
  3. Nggak juga. Kami bisa berkompromi.
  4. Nggak. Dia mau minta maaf kalau dia memang bersalah.
9. Kalau kamu menunjukkan kesalahannya sewaktu kalian berdiskusi, apa yang mungkin akan dia katakan kepadamu?
  1. "Kamu memang gila. Bukan begitu kejadiannya".
  2. "Kenapa sih kamu suka lebay?"
  3. "Rasanya nggak seperti itu, tapi aku mau dengar penjelasan kamu".
  4. "Aku paham apa yang kamu jelasin. Gimana kalo kita diskusi soal ini?"
10. Pernahkah dia menggunakan ucapanmu buat menjatuhkan kamu?
  1. Ya kali dia nggak menggunakan ucapanku buat menjatuhkan aku!
  2. Sering. Menjengkelkan banget.
  3. Pernah beberapa kali, tapi cuma kalau dia lagi tantrum.
  4. Nggak pernah. Obrolan kami terasa seimbang dan terarah.
11. Kamu tidak sepaham dengannya. Apa yang kamu pikirkan?
  1. Ya dia pasti benar dong. Emang dia bisa salah?
  2. Buat apa aku repot-repot kasih menanggapi dia?
  3. Mungkin dia benar, tapi aku belum siap mengalah.
  4. Kami tetap pada pendirian masing-masing.
12. Seberapa akurat ingatannya waktu dia membahas kejadian yang lalu?
  1. Hampir semua yang dia katakan hanya karangan.
  2. Mungkin ada yang benar, tapi dia sering melebih-lebihkan.
  3. Sebagian besar yang dia katakan rasanya benar.
  4. Ingatannya sangat akurat.

Quiz Lain

Apa kamu suka quiz ini?

Tanda Gaslighting dalam Hubungan dan Cara Mengatasinya

Kata “gaslighting” menjadi istilah yang umum dan tersebar luas dalam beberapa tahun terakhir. Namun, istilah ini sebenarnya berasal dari pertunjukan drama berjudul Gas Light pada tahun 1938 (dan adaptasinya ke dalam film layar lebar pada tahun 1940 dan 1944) yang menceritakan seorang suami yang berusaha meyakinkan istrinya bahwa dia gila.

Dalam drama ini, sang suami mengatakan bahwa kekhawatiran berdasar yang mengusik pikiran istrinya adalah paranoia, termasuk kecurigaannya yang sesuai fakta bahwa lampu gas di rumah mereka makin lama makin redup. Seperti yang ditampilkan dalam drama, tidak selalu mudah mengidentifikasi adanya gaslighting dalam hubungan dan membebaskan diri dari pelakunya, tetapi bukan berarti tidak mungkin. Lanjutkan membaca penjelasan ringkas berikut ini tentang beberapa tanda yang perlu diwaspadai bahwa kamu mengalami gaslighting, serta cara menanggapi pelaku gaslighting dan mencari bantuan untuk memulihkan diri.

Tanda Umum Adanya Gaslighting dalam Hubungan

  • Dia meragukan ingatanmu. Pernyataan seperti “Bukan begitu kejadiannya”, “Aku bingung kamu lagi omongin apa” atau “Kamu udah pikun” adalah alasan yang digunakan oleh pelaku gaslighting untuk mengendalikan percakapan.
  • Dia mengabaikan perasaanmu. Pelaku gaslighting suka bersikap seenaknya dengan mengatakan, misalnya, “Aku cuma becanda!” atau “Kenapa kamu jadi tersinggung?”, alih-alih mengakui bahwa perasaanmu memang beralasan dan benar adanya.
  • Dia menyepelekan pendapatmu. Pelaku kekerasan suka mengucapkan kata-kata, seperti, “gila”, “sensitif”, dan “konyol” agar kamu meragukan diri sendiri.
  • Dia menyanggah kekhawatiranmu dengan berbohong. Adakalanya, pelaku gaslighting mencoba mengatasi keraguan dan kekhawatiranmu dengan menyampaikan kebohongan agar kamu meragukan ucapanmu.
  • Dia sering menyela saat kamu berbicara. Pelaku gaslighting bisa memaksa kamu diam dengan menyela saat kamu berbicara sebelum kamu menyampaikan pemikiranmu.
  • Kamu merasa perlu minta maaf setiap saat. Pelaku gaslighting menganggap dia tidak pernah salah dan membuat kamu selalu merasa bersalah atas apa pun yang terjadi dalam hubungan kalian.
  • Dia menolak menanggapi pendapatmu secara langsung. Pelaku kekerasan terus menunda percakapan sehingga kamu tidak punya kesempatan mengungkapkan apa yang kamu pikirkan.

Cara Merespons Pelaku Gaslighting

  • Pertahankan pendirianmu saat berbicara dengannya. Jangan biarkan dia memutarbalikkan fakta. Alih-alih, pastikan dia tahu bahwa kamu tidak mau menerima ceritanya tentang apa yang terjadi menurut versinya sendiri. Untuk itu, kamu boleh mengatakan, misalnya, “Dengan hormat, bukan seperti itu kejadiannya” atau “Aku bukan lagi sensitif, aku kesel banget sama cara kamu memperlakukan aku”.
  • Jangan melanjutkan percakapan jika dia tidak mau berkompromi. Pelaku gaslighting suka berpura-pura menjadi pemegang kendali dalam percakapan, tapi sebenarnya, kamu yang mengendalikannya. Dengan memilih diam dan tidak melanjutkan percakapan, kamu tidak memberikan kesempatan kepadanya untuk merasa berdaya dan mengambil alih kendali.
  • Tetaplah menegur pelaku gaslighting setiap kali dia berperilaku buruk kepadamu. Pastikan dia tahu bahwa kamu tidak bisa menerima ucapannya yang kasar dan menyakitkan, dan kamu juga enggan terlibat dalam percakapan yang toxic dengannya.
  • Jika kamu khawatir akan terjadi kekerasan fisik atau emosional, ceritakan apa yang kamu alami kepada orang terdekat dan pastikan ada orang lain yang menemani kamu saat berinteraksi dengan pelaku gaslighting.

Cara Mendapatkan Bantuan

  • Tulis percakapan dan interaksi kalian dalam buku harian. Catat semua yang dia katakan atau lakukan, dan tanggapan yang kamu berikan. Dengan mencatat setiap kejadian secara mendetail, kamu punya bukti fisik bahwa kamu memang mengalami manipulasi dan kekerasan.
  • Ceritakan apa yang kamu alami kepada teman baik atau orang terkasih. Ceritakan kepada teman baik atau saudaramu tentang apa yang terjadi antara kamu dan pelaku gaslighting, lalu mintalah mereka memberikan pendapat. Mereka bisa memahami masalah yang kamu hadapi dan membantu kamu melihat apa yang terjadi secara lebih objektif.
  • Sisihkan waktu untuk diri sendiri saat beraktivitas sehari-hari. Ada beragam aktivitas untuk merawat diri, misalnya berlatih yoga, membuat karya seni, bermeditasi, dan menikmati waktu berkualitas dengan teman-teman. Langkah ini berguna untuk menenangkan pikiran dan menjaga kesehatan. Selain itu, kamu bisa menjauhkan diri dari orang toxic dengan cara yang sehat.
  • Ceritakan apa yang kamu alami dan rasakan kepada pakar kesehatan mental. Psikolog atau konselor terlatih bisa memberikan kamu kesempatan untuk menceritakan apa yang terjadi di lingkungan yang kondusif. Dengan demikian, kamu bisa memulihkan diri dan move on setelah mengalami kekerasan emosional.
  • Mintalah bantuan jika kamu berisiko mengalami kekerasan. Carilah tempat yang aman untuk tinggal sementara waktu (misalnya di rumah teman atau kerabat). Buat rencana yang aman saat kamu menyiapkan diri untuk meninggalkan orang toxic. Jika kamu mau, cobalah layanan terapi online seperti Ibunda atau Bicarakan. Kamu tidak sendirian!

Ingin tahu lebih lanjut?

Gaslighting adalah salah satu bentuk kekerasan emosional yang serius. Jadi, sangat wajar jika kamu merasa bingung, sedih, dan tidak tahu apa yang harus dilakukan. Untuk mengetahui lebih lanjut tentang gaslighting dan cara membebaskan diri dari pelakunya, bacalah artikel di situs web berikut ini: