Serangan Westminster 2017

Pada tanggal 22 Maret 2017, serangan teroris terjadi di Jembatan Westminster, Parliament Square, dan lapangan Istana Westminster di Central London, Inggris.[2] Pelaku menabrakkan kendaraan ke pejalan kaki di Jembatan Westminster dan kerumunan orang dekat gerbang istana, lalu menusuk seorang polisi. Pelaku kemudian ditembak oleh polisi lain. Empat orang—termasuk dua pejalan kaki di jembatan, polisi yang ditusuk, dan pelaku—diniyatakan tewas.[3][4][5]

Serangan Westminster 2017
Jembatan Westminster dan Istana Westminster, tempat kejadian perkara
Tahap serangan dan rute pelaku di Westminster
LokasiWestminster, London, Britania Raya
Koordinat51°30′03″N 0°07′19″W / 51.50083°N 0.12194°W / 51.50083; -0.12194Koordinat: 51°30′03″N 0°07′19″W / 51.50083°N 0.12194°W / 51.50083; -0.12194
Tanggal22 Maret 2017 (2017-03-22)
c. 14:40 (GMT)
Jenis serangan
Senjata
Korban tewas
4 (2 warga sipil, 1 polisi, dan pelaku)[1]
Korban luka
~40
Pelaku1 (meninggal)

Menanggapi serangan ini, Parlemen Britania Raya dan Majelis Nasional Skotlandia dan Wales menghentikan sidang. Dunia internasional langsung mengutuk serangan ini dan menyatakan simpati dan dukungan kepada para korban.

Serangan sunting

Sekitar pukul 14:40 GMT tanggal 22 Maret 2017, sebuah mobil Hyundai abu-abu di Jembatan Westminster ditabrakkan ke pejalan kaki (termasuk tiga polisi) dan melukai banyak orang.[6] Seorang perempuan melompat atau jatuh ke Sungai Thames dan mengalami cedera parah. Mobil terus berjalan dan menabrak pagar di luar Houses of Parliament. Pengemudinya, seorang pria berpakaian hitam, keluar mobil dan masuk lapangan New Palace Yard, kemudian menusuk Keith Palmer, seorang polisi tak bersenjata. Dua polisi berpakaian biasa menembak pria tersebut beberapa kali;[7][8] ia meninggal di tempat kejadian.[9][10]

Ini merupakan serangan besar pertama di London sejak pengeboman London 7 Juli 2005.[11]

Dampak sunting

Ancaman terorisme Britania sudah mencapai tingkat "parah", artinya sebuah serangan "sangat mungkin terjadi" di negara tersebut.[12] Tidak lama setelah insiden ini, unit polisi bersenjata tiba di tempat kejadian. Ambulans udara dari London HEMS didatangkan ke Westminster. Para petugas darurat berusaha menyelamatkan pelaku yang ditembak di sebelah kiri dadanya.

Usai insiden ini, sidang di Parlemen dihentikan dan anggota parlemen dikunci di dalam ruang sidang untuk berjaga-jaga. Staf parlemen lainnya diminta tetap berada di kantornya masing-masing. Selain itu, semua pengunjung, termasuk wartawan dan siswa-siswi sekolah, diminta tetap berada di dalam gedung parlemen. Mereka semua kemudian dievakuasi ke Westminster Abbey.[3] Perdana Menteri Theresa May langsung diungsikan ke 10 Downing Street.[3] Komite darurat pemerintah Britania Raya, Cabinet Office Briefing Room (COBRA), melakukan rapat sebagai tanggapan atas serangan ini.[3][4][6][13][14]

Pada pukul 23:00 GMT tanggal 22 Maret, West Midlands Police menggeledah sebuah apartemen di Birmingham. Seorang saksi mata mengklaim bahwa apartemen tersebut dihuni oleh pelaku serangan.[15] Pada pagi hari tanggal 23 Maret, enam rumah digeledah dan tujuh orang ditahan.[1]

Korban sunting

Korban menurut kebangsaan
KebangsaanTewasCedera
Britania Raya2tidak diketahui
Britania/Spanyol[16]10
Korea Selatan05[17]
Prancis03[18]
Italia02[19][20]
Rumania11[17]
Australia01[21]
Cina01[22]
Portugal01[23]
Tidak diketahui126

Empat orang tewas dalam insiden ini, termasuk pelaku, dan sedikitnya 40 orang mengalami cedera.[6] Keith Palmer, 48, seorang polisi yang berdinas di bawah komando Parliamentary and Diplomatic Protection, ditusuk oleh pelaku dan meninggal dunia.[3][24][25] Selain itu, 12 orang menderita luka parah[4] dan delapan lainnya dirawat di tempat karena menderita luka ringan.[10] Korban luka dilarikan ke St Thomas' Hospital, tepat di seberang Jembatan Westminster di Lambeth, dan King's College Hospital, St Mary's Hospital, Royal London Hospital, dan Chelsea and Westminster Hospital.[3][10] Seorang perempuan yang menderita luka parah diselamatkan dari Sungai Thames[3] dan diyakini jatuh atau melompat dari jembatan untuk menghindari pelaku.[3] Beberapa pelajar berusia 15–16 tahun dari Concarneau, Prancis, juga mengalami cedera.[3][26] Tiga polisi yang sedang berjalan pulang, dua warga Rumania, dan empat pelajar dari Edge Hill University juga termasuk korban luka.[3][10]

Lihat pula sunting

Referensi sunting

Pranala luar sunting