Reaksi Finkelstein

Reaksi Finkelstein, dinamai dari kimiawan Jerman Hans Finkelstein,[1] adalah suatu reaksi SN2 (reaksi substitusi nukleofilik bimolekuler) yang melibatkan pertukaran satu atom halogen dengan atom halogen lainnya. Pertukaran halida tersebut adalah reaksi kesetimbangan, namun reaksinya dapat diatasi sampai selesai dengan memanfaatkan kelarutan diferensial garam halida, atau dengan menggunakan kelebihan garam halida yang besar.[2]

Reaksi Finkelstein
Dinamai berdasarkanHans Finkelstein
Jenis reaksiReaksi substitusi
Pengenal
Portal Organic Chemistryfinkelstein-reaction
ID ontologi RSCRXNO:0000155
R-X + X′ is in equilibrium with R-X′ + X

Ikhtisar sunting

Reaksi Finkelstein klasik memerlukan konversi alkil klorida atau alkil bromida menjadi alkil iodida dengan perlakuan dengan larutan natrium iodida dalam aseton. Natrium iodida larut dalam aseton dan natrium klorida serta natrium bromida tidak larut.[3] Reaksi tersebut didorong ke arah produk oleh karena aksi massa karena pengendapan garam yang tidak larut. Misalnya, bromoetana dapat dikonversi menjadi iodoetana:

CH3CH2Br (aseton) + NaI (aseton) → CH3CH2I (aseton) + NaBr (s)

Alkil halida sangat berbeda dalam kemudahan reaksi Finkelstein. Reaksi bekerja dengan baik untuk halida primer (kecuali untuk neopentil), dan sangat baik untuk halida alil, benzil, dan α-karbonil. Halida sekunder jauh kurang reaktif. Vinil, aril dan alkil halida tersier tidak reaktif. Di bawah ini merupakan beberapa tingkat reaksi relatif (NaI dalam aseton pada 60°):[4][5]

Me-ClBu-Cli-Pr-Clt-BuCH2-ClCH2=CH-CH2-ClPhCH2-ClEtOC(O)CH2-ClMeC(O)CH2-Cl
17910.01460.0000364179160033000

Dalam penggunaan modern definisi reaksi telah diperluas untuk memasukkan konversi alkohol menjadi alkil halida dengan terlebih dahulu mengubah alkohol menjadi ester sulfonat (tosilat atau mesilat biasanya digunakan), dan kemudian melakukan substitusi. Contoh di bawah ini adalah dari sintesis asam krisoklamat.[6]

Reaksi Finkelstein aromatik sunting

Klorida dan bromida aromatik tidak mudah tersubstitusi oleh iodida, meskipun dapat terjadi bila dikatalisis dengan tepat. Yang disebut "reaksi Finkelstein aromatik" dikatalisis oleh tembaga(I) iodida yang dikombinasikan dengan ligan diamina.[7] Nikel bromida dan tri-n-butilfosfin elah ditemukan menjadi katalis yang sesuai pula.[8]

Reaksi halex sunting

Reaksi halex menjelaskan semua pertukaran halogen aril (aryl HALogen EXchange). Atom klor dalam aril klorida (dengan substituen penarik elektron) dapat diganti dengan fluor dengan menggunakan larutan kalium fluorida dalam pelarut polar seperti DMF dan DMSO serta suhu tinggi.[9]

Lihat pula sunting

Referensi sunting