Cara Mengenali Gejala Kanker Usus Besar

Unduh PDFUnduh PDF

Kanker kolorektal, yang lebih lazim dikenal dengan sebutan kanker usus besar, sejatinya merupakan penyebab kematian terbesar kedua di Amerika Serikat. Gangguan kesehatan tersebut dapat menyerang pria maupun wanita tanpa memandang suku, agama, dan ras. Sejauh ini, lebih dari 90% kasus kanker usus besar menyerang orang-orang yang berusia di atas 50 tahun. Meski demikian, oleh karena kanker usus besar umumnya memiliki gejala yang sangat minim (atau bahkan tanpa gejala bagi beberapa orang), pendeteksiannya pun menjadi tidak mudah, terutama karena gejala kanker usus besar biasanya sulit dibedakan dengan gejala penyakit lain. Oleh karena itu, jika merasa mengalami gejala kanker usus besar, segeralah memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan diagnosis dan rekomendasi pengobatan yang lebih akurat![1]

Metode 1
Metode 1 dari 2:

Mengidentifikasi Gejala Kanker Usus Besar

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Waspadai adanya darah dalam tinja.
    Jika Anda mengalami perdarahan rektal yang sepertinya tidak disebabkan oleh bawasir atau robekan pada rektum, segeralah memeriksakan diri ke dokter. Sekalipun jumlah darah yang keluar sangat sedikit, tetaplah mengonsultasikannya kepada ahli kesehatan medis,[2] terutama karena darah dalam tinja merupakan salah satu gejala kanker usus besar yang paling lazim.
    • Darah dapat membuat warna tinja menjadi merah terang atau justru lebih gelap daripada biasanya. Secara khusus, perdarahan di saluran pencernaan atas dapat membuat warna tinja Anda hitam! Jika kesulitan mendeteksi eksistensi darah dalam tinja, segeralah menghubungi dokter.
    • Darah dalam tinja juga dapat menyebabkan munculnya bau yang kurang sedap. Jika menyadari adanya perubahan bau tinja yang signifikan, segeralah memeriksakan diri ke dokter!
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Amati perubahan yang terjadi pada pergerakan usus Anda, seperti ketika terjadi diare atau konstipasi.
    Jika Anda mengalami diare dan konstipasi intermiten, jangan mengabaikannya begitu saja! Hati-hati, konstipasi berkepanjangan juga lazim dialami oleh pengidap kanker usus besar. Atau, Anda juga patut waspada jika merasa masih ingin ke toilet padahal baru saja buang air besar. Konsultasikan gejala yang berlangsung selama 3-4 hari ke dokter, ya![3]
    • Perhatikan pola pergerakan usus Anda. Jika ada perubahan yang terasa mengkhawatirkan terkait frekuensi buang air besar dan/atau perbedaan konsistensi tinja, tidak ada salahnya memeriksakan diri ke dokter.
    • Gejala tersebut tidak serta-merta mengindikasikan adanya penyakit kanker usus, terutama karena Anda mungkin juga merasakannya ketika mengalami gangguan asam lambung atau penyakit lain.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Waspadai nyeri dan rasa kembung pada abdomen.
    Kedua gejala tersebut lazim menyertai perubahan negatif yang menyerang pergerakan usus Anda. Oleh karena itu, jika abdomen Anda terasa nyeri atau kembung tanpa alasan yang jelas, jangan ragu untuk memeriksakannya ke dokter![4]
    • Anda mungkin juga akan mengalami nyeri pada pelvis.
    • Sekali lagi, gejala ini juga lazim menyertai banyak penyakit lain. Oleh karena itu, mengalaminya tidak lantas menjadikan Anda pengidap kanker usus besar! Namun, tidak ada salahnya untuk tetap memeriksakan diri ke dokter, ya.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Waspadai perubahan berat badan atau pola makan.
    Pengidap kanker usus besar umumnya mengalami penurunan nafsu makan dan pengurangan berat badan tanpa sebab yang jelas. Jika keduanya juga Anda alami, kemungkinan besar kanker usus besarlah penyebabnya. Oleh karena itu, selalu perhatikan perubahan berat badan Anda, terutama yang terjadi tanpa usaha atau alasan yang jelas.[5]
    • Pada dasarnya, wajar jika berat badan Anda terus berubah dari waktu ke waktu. Namun, jika perubahannya tergolong drastis, seperti jika berat badan Anda turun 4,5 kg atau lebih dalam kurun waktu 6 bulan tanpa alasan yang jelas, segeralah memeriksakannya ke dokter![6]
  5. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 5 Berikan perhatian lebih pada kelelahan yang tidak normal.
    Sejatinya, ini merupakan gejala yang lazim menyertai berbagai jenis kanker, termasuk kanker usus besar. Jika Anda tiba-tiba merasa sangat lelah dan lemah, ketika pada saat bersamaan juga mengalami gejala kanker usus besar yang lain, segeralah memeriksakan diri ke dokter![7]
    • Waspadai kelelahan yang tak kunjung hilang, bahkan setelah Anda beristirahat.[8]
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 2:

Mendapatkan Diagnosis Medis

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Segera hubungi dokter jika merasa mengalami gejala kanker usus besar.
    Dokter dapat membantu melakukan pemeriksaan untuk mengonfirmasi atau mengeliminasi diagnosis kanker usus, dan/atau mengonfirmasi atau mengeliminasi gangguan medis lain yang menimbulkan gejala serupa.[9]
    • Penyakit lain yang gejalanya menyerupai kanker usus besar adalah infeksi gastrointestinal, gangguan asam lambung, dan bawasir atau hemoroid.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Sampaikan riwayat kesehatan dan faktor risiko Anda kepada dokter.
    Lakukan ini untuk membantu dokter memberikan diagnosis yang paling akurat! Secara khusus, usia adalah salah satu faktor risiko kanker usus yang terbesar, terutama karena sebagian besar pengidap kanker usus besar berusia di atas 50 tahun. Selain usia, masih ada faktor risiko lain yang perlu Anda perhatikan,[10] seperti:
    • Memiliki garis keturunan Afrika-Amerika. Faktanya, orang Afrika-Amerika memiliki risiko yang lebih tinggi untuk mengalami kanker usus besar daripada jenis ras lain.
    • Memiliki riwayat kanker atau polip usus besar.
    • Memiliki gangguan medis turunan yang mampu meningkatkan risiko Anda untuk terkena kanker usus besar, seperti familial adenomatous polyposis (FAP) dan kanker usus besar nonpoliposis bawaan (sindrom Lynch).
    • Jarang bergerak. Berolahragalah lebih sering untuk mengurangi risiko Anda.
    • Mengonsumsi makanan yang rendah serat dan tinggi lemak. Ubah pola makan Anda dengan memperbanyak konsumsi buah, sayuran, serta protein tanpa lemak untuk mengurangi risiko kanker usus besar.
    • Mengalami obesitas atau memiliki penyakit diabetes.
    • Merokok dan mengonsumsi alkohol.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Periksakan diri secara rutin jika diminta oleh dokter.
    Cara terbaik untuk mencegah kanker usus besar atau melakukan pendeteksian dini adalah dengan memeriksakan diri secara rutin setelah Anda menginjak usia 50 tahun. Pemeriksaan tersebut dapat membantu mengidentifikasi ada atau tidaknya sel kanker maupun prakanker di tubuh Anda. Umumnya, dokter akan melakukan salah satu atau beberapa prosedur berikut untuk mendapatkan diagnosis yang tepat:[11]
    • Pemeriksaan darah okultisme tinja (fecal occult blood test/FOBT), yang dilakukan untuk mendeteksi eksistensi darah tersembunyi dalam tinja.
    • Pemeriksaan DNA dalam sampel tinja untuk mendeteksi eksistensi penanda kanker genetik. Tes tersebut mampu mendeteksi lesi prakanker di usus besar sejak dini, yang secara khusus akan menurunkan risiko Anda untuk terkena kanker usus besar.[12]
    • Sigmoidoscopy, yang menggunakan alat bernama sigmoidoscope untuk mengecek eksistensi polip dan sel abnormal di rektum dan usus besar bawah.
    • Kolonoskopi, yang umumnya digunakan untuk memeriksa potensi kanker atau eksistensi lesi prakanker di usus besar. Jika salah satunya ditemukan, dokter akan mengangkatnya melalui prosedur biopsi.
    • Kolonoskopi virtual atau double contrast barium enema (DCBE), yaitu variasi dari metode pemindaian dengan sinar-X yang mampu menunjukkan keberadaan polip dan sel abnormal di usus besar.
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Diskusikan opsi pengobatan yang tersedia dengan dokter.
    Menerima diagnosis kanker adalah peristiwa hidup yang sangat menyulitkan dan tentu saja terasa menakutkan bagi siapa pun. Untungnya, dewasa ini ada cukup banyak opsi pengobatan yang tersedia untuk mengobati kanker dan mengelola gejalanya. Untuk mengetahuinya, jangan ragu mengonsultasikan manfaat dan efek samping masing-masing metode kepada dokter, ya![13]
    • Metode pengobatan yang tepat sangatlah bergantung kepada kondisi kesehatan Anda dan intensitas penyebaran kanker. Misalnya, jika kanker usus yang Anda derita tergolong ringan dan masih berada di stadium awal, kemungkinan besar dokter bisa mengangkatnya melalui prosedur kolonoskopi.[14]
    • Jika kanker usus besar telah memasuki stadium lanjut, kemungkinan besar Anda akan diminta melakukan metode pengobatan tambahan, seperti kemoterapi, terapi radiasi, atau bahkan prosedur operatif untuk mengangkat sebagian usus besar.
    • Jika gangguan kesehatan yang dialami membuat kondisi emosional Anda terganggu, dokter bisa merekomendasikan terapis atau kelompok dukungan yang secara khusus bertujuan untuk membantu meringankan beban emosional pasien kanker dan keluarganya. Jangan ragu pula untuk meminta bantuan dan dukungan yang diperlukan dari orang-orang terdekat, ya!
    Iklan

Tips

  • Sejatinya, ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa pemeriksaan kanker usus rutin yang dimulai dari usia 50 tahun ampuh mengurangi angka kematian akibat kanker usus besar. Oleh karena itu, jangan ragu berdiskusi dengan dokter mengenai opsi pemeriksaan yang paling cocok untuk Anda lakukan.
  • Sebagian besar kanker usus besar diawali oleh kemunculan polip (tumor abnormal) di dalam usus besar atau rektum. Seiring berjalannya waktu, tumor tersebut dapat berkembang menjadi kanker jika tidak segera diobati.
  • Jika Anda mengantongi faktor risiko kanker usus besar, segeralah mengonsultasikan cara untuk mengurangi risiko tersebut kepada dokter. Selain melakukan pemeriksaan rutin, Anda mungkin perlu mengubah gaya hidup seperti dengan mengonsumsi makanan yang lebih sehat, berolahraga lebih sering, serta menghindari tembakau dan alkohol.[15]
Iklan

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Joshua Ellenhorn, MD
Disusun bersama :
Dokter Bedah Onkologi
Artikel ini disusun bersama Joshua Ellenhorn, MD. Joshua Ellenhorn, MD, adalah dokter bedah besertifikasi dengan pelatihan lanjutan di bidang onkologi bedah, bedah invasif minimal, dan bedah robotik. Dia membuka praktik di Cedars-Sinai Medical Center di Los Angeles, California dan dikenal sebagai tokoh terkemuka dalam dunia bedah, riset kanker, dan ilmu bedah. Dr. Ellenhorn melatih lebih dari 60 dokter bedah onkologi dan menghabiskan lebih dari 18 tahun berpraktik di City of Hope National Medical Center, tempatnya bertugas sebagai profesor dan Kepala Divisi Bedah Umum dan Onkologi. Dr. Ellenhorn melakukan prosedur bedah kandung empedu, hernia, kanker kolorektal, kanker kulit dan melanoma, kanker lambung, dan kanker pankreas. Dia mendapatkan gelar MD dari Boston University School of Medicine, menyelesaikan program fellowship di University of Chicago dan Memorial Sloan-Kettering Cancer Center dan menuntaskan program residensi bedah di University of Cincinnati. Artikel ini telah dilihat 4.947 kali.
Daftar kategori: Penyakit Dalam
Halaman ini telah diakses sebanyak 4.947 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan