Cara Mengenali Perasaan Tidak Aman

Unduh PDFUnduh PDF

Memahami faktor pendorong yang memengaruhi perilaku Anda dan perilaku orang lain adalah bagian yang esensial dalam kehidupan. Manusia cenderung memiliki perasaan tidak aman (ragu terhadap diri sendiri, kurang percaya diri, atau kurang yakin), dan perasaan ini sangat memengaruhi perilaku.[1] Keterampilan untuk mengenali rasa tidak aman pada diri sendiri dan orang lain pada akhirnya akan menguntungkan Anda pada situasi dan hubungan apa pun. Hal ini adalah karena pengenalan akan rasa tidak aman adalah langkah pertama menuju perubahan. Artikel ini akan meningkatkan kemampuan Anda untuk mengenali perasaan tidak aman, dan dengan demikian menginspirasi Anda untuk melakukan bertumbuh dan lebih memahami orang lain.

Metode 1
Metode 1 dari 3:

Mengamati Diri Sendiri

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Evaluasilah pembicaraan diri yang terjadi pada Anda.
    Pernahkah Anda memperhatikan pembicaraan yang terus-menerus berlangsung di dalam pikiran Anda sendiri? Pembicaraan diri bisa bersifat positif dan produktif atau negatif dan merusak ketenteraman diri Anda. Berfokus pada kualitas diri yang buruk berdasarkan penilaian Anda sendiri akan membuat Anda terjebak dalam perasaan tidak aman. Lagi pula, menghakimi diri sendiri dengan keras tidak akan membawa manfaat apa pun.
    • Jangan menghakimi diri sendiri dengan terlalu keras karena hal ini akan menghasilkan citra diri yang tidak benar/tidak adil. Menghina diri sendiri akan merusak suasana hati, motivasi, dan cara pandang Anda akan kehidupan.[2]
    • Bercerminlah setiap pagi dan katakan kepada diri sendiri hal-hal yang Anda sukai tentang diri sendiri. Semakin banyak Anda menemukan hal-hal yang positif, semakin mampu Anda mengembangkan kepercayaan diri dan membuang pembicaraan diri yang berasa dari rasa tidak aman.
    • Pembicaraan diri yang negatif akan menyulitkan Anda berbicara membela diri sendiri. Sebaliknya, pembicaraan diri yang positif akan membangun kemampuan Anda untuk berbicara membela diri sendiri.[3]
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Hadapi situasi-situasi sosial.
    Ada sebagian situasi sosial yang menyebabkan orang merasa cemas dan tidak aman.[4] Mungkin Anda perlu berjuang untuk berbaur di dalam pesta, mengobrol dengan orang lain, atau berjalan menyusuri lorong utama di sekolah. Kadang-kadang, jika tidak merasa percaya diri atau tidak pandai melakukan sesuatu, orang akan merasa ragu dan tidak yakin. Kabar baiknya adalah Anda dapat belajar mengenali dan mengatasi masalah ini.
    • Situasi-situasi sosial dapat memicu pikiran dan perasaan bahwa Anda sedang melakukan kesalahan atau terjebak di waktu yang tidak tepat dan Anda ingin menghindar dari rasa malu. Dalam hal ini, gunakan teknik visualisasi untuk menenangkan diri.[5] Visualisasikan diri Anda merasa nyaman saat hanya mengamati dan menikmati pengalaman itu.
    • Carilah bantuan profesional untuk mengatasi kecemasan sosial. Tenaga profesional akan membantu Anda berpikir kembali dan melawan pikiran-pikiran yang mengacaukan kenyataan dalam masing-masing situasi sosial itu dan membangun rasa keberhargaan diri yang sehat.[6]
    • Rasa tidak aman Anda mungkin muncul dalam situasi-situasi sosial dalam bentuk perilaku yang suka menyiksa orang lain.[7] Sebenarnya, perilaku semacam ini adalah upaya Anda untuk mengendalikan situasi yang membuat Anda merasa tidak aman. Carilah cara-cara lain untuk meraih keberhasilan dalam hidup Anda, misalnya bekerja sama dengan orang lain dan bukan memaksakan pendapat Anda kepada mereka.
    • Perhatikan apakah Anda merasa tidak nyaman saat mengekspresikan kebutuhan dan keinginan di hadapan orang lain, dan apakah rasa tidak nyaman ini memicu rasa benci dan frustrasi. Jika Anda hanya mengekspresikan diri secara pasif, kebutuhan Anda sangat mungkin akan menjadi tidak terpenuhi, dan Anda akan mulai merasa marah serta terhina.[8]
    • Praktikkan penggunaan gaya bahasa yang asertif untuk meminta apa yang Anda butuhkan. Memang pada awalnya ini akan terasa tidak nyaman, tetapi pada akhirnya Anda akan merasa lebih nyaman saat berhasil mengekspresikan kebutuhan.[9]
    • Rasa takut kehilangan keamanan dapat juga mendorong perilaku negatif. Contohnya, jika Anda merasa gugup, cemas, dan marah kepada orang-orang lain saat bersiap-siap untuk bepergian, ini mungkin berarti Anda merasa tidak aman karena tidak adanya kepastian akan keamanan diri Anda.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Mintalah masukan dari orang lain.
    [10] Ada saatnya, Anda sebaiknya meminta masukan dari orang lain. Anda sendiri tidak selalu mengenali perilaku Anda, maka meminta masukan dari sahabat atau anggota keluarga yang tepercaya bisa jadi bermanfaat. Mereka bisa saja mengetahui bahwa Anda menjadi amat sangat pendiam di sekitar orang-orang tertentu, atau tidak bergerak dan sama sekali tidak berbicara dalam situasi-situasi tertentu.
    • Tidak semua orang mampu memberikan masukan yang membangun, maka pikirkan sahabat atau anggota keluarga yang akan bersikap jujur kepada Anda tanpa menjadi kasar, menghina, atau merendahkan.
    • Mintalah orang itu memperhatikan apakah Anda menunjukkan tanda-tanda rasa tidak aman. Mintalah pula agar benar-benar jujur.
    • Anda mungkin merasa rapuh karena perlu meminta masukan dari orang lain mengenai diri Anda, tetapi ingatlah bahwa tujuan Anda adalah mengenal diri sendiri lebih baik sehingga dapat mengurangi perasaan tidak aman.
    • Salah satu contoh masukan yang baik misalnya adalah: "Kamu sepertinya sangat memikirkan kecocokan dengan orang lain yang menurutmu keren, sehingga kamu menjadi terlalu banyak bicara dan sulit mengendalikan diri waktu berada di sekitar orang-orang itu. Menurutku, kamu adalah orang yang hebat dan mempunyai banyak kelebihan, dan kamu pasti bisa mengembangkan kepercayaan diri."
    • Salah satu contoh masukan yang menghancurkan misalnya adalah: "Kamu memang orang aneh dan payah."
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Pantaulah respons Anda terhadap konflik.
    [11] Di tengah-tengah situasi yang panas, Anda mungkin memperhatikan bahwa respons-respons Anda mudah tersulut dan penuh pembelaan diri. Anda bisa saja menjadi takut dan merasa malu atau dipermalukan. Intinya, tindakan Anda dapat menjadi berbeda pada masing-masing situasi atau di hadapan masing-masing orang dan konflik akan menunjukkan sisi terburuk dari banyak orang.
    • Contohnya, Anda mungkin merasa tidak aman tentang pendidikan Anda karena kesulitan membaca saat masih bersekolah di Sekolah Dasar. Akibatnya saat Anda dewasa, ketika seorang rekan bercanda tentang Anda yang salah memahami isi memo Anda berespons dengan penuh kemarahan kepada orang itu, karena candaannya memicu rasa tidak aman Anda tentang kemampuan membaca Anda.
    • Pikirkan kembali beberapa konflik besar yang pernah Anda alami. Cobalah untuk mengidentifikasi respons Anda. Respons Anda mungkin terlihat berlebihan terhadap pemicunya. Perasaan yang tersembunyi yang terpicu oleh peristiwa itu biasanya berkaitan dengan rasa tidak aman.
    Iklan
Metode 2
Metode 2 dari 3:

Mengamati Orang Lain

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Amati suasana-suasana pribadi Anda.
    Orang-orang biasanya berperilaku berbeda saat berada dalam suasana yang lebih pribadi dibandingkan dengan di hadapan orang banyak. Anda akan melihat perilaku yang lebih terbuka, jujur, dan bahkan blak-blakan dari berbagai orang saat dalam suasana pribadi. Mungkin, orang-orang merasa lebih nyaman saat berada dalam lingkaran yang lebih kecil. Menemukan tanda-tanda rasa tidak aman akan bermanfaat karena membawa pemahaman yang penuh belas kasihan kepada orang lain.
    • Carilah ciri-ciri dan perilaku seperti iri hati (perhatian berlebihan terhadap orang lain yang dibarengi dengan kecurigaan bahwa orang lain itu memiliki cela/kesalahan tertentu);[12] egois (fokus yang berlebihan pada kebutuhan diri sendiri tanpa memedulikan orang lain);[13] merajuk (usaha untuk mengendalikan orang lain atau situasi dengan cara "mengambek").[14]
    • Namun, jika Anda memutuskan untuk membicarakan rasa tidak aman seseorang, ingatlah bahwa ini adalah topik yang sensitif. Lawan bicara Anda akan menyangkal jika menghadapi pertanyaan langsung seperti, "Kamu merasa tidak aman ya, karena kebersamaanku dengan adikku?" Pertimbangkan kata-kata lain semacam, "Aku bersyukur sekali bisa menikmati kebersamaan dengan adikku. Aku merasa sangat terdukung karena dia, dan aku jadi lebih bahagia karena kebersamaan itu. Jadinya, hubungan kita pun membaik juga."
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Pelajari situasi-situasi umum.
    Entah Anda sedang berada di tengah-tengah sekelompok teman, mengunjungi kota lain, atau baru bergabung dengan tim lari, Anda akan mengenali rasa tidak aman pada diri orang-orang hanya dengan mengamati dan berinteraksi. Orang yang memiliki banyak perasaan tidak aman biasanya sulit untuk diajak berhubungan atau berinteraksi. Rasa tidak aman dapat muncul dalam berbagai bentuk di situasi-situasi umum.
    • Temukan ciri-ciri dan perilaku semacam: terlalu ingin menyenangkan orang lain (usaha-usaha untuk menyenangkan hati orang lain supaya orang lain tetap menyukai dirinya);[15] sikap arogan (pandangan yang berlebihan tentang diri sendiri dan kesombongan tentang segala pencapaian diri);[16] naluri kompetitif yang berlebihan (mengubah segala situasi atau percakapan menjadi suatu tantangan untuk dimenangi);[17] terlalu materialistis ("menempelkan" benda-benda mahal pada diri sendiri untuk meyakinkan orang lain bahwa dirinya adalah orang hebat dan penting).[18]
    • Amati bahasa tubuh sebagai salah satu cara untuk mengenali rasa tidak aman.[19] Orang yang merasa tidak aman akan memposisikan tubuhnya dengan membungkuk atau merunduk, seolah-olah sedang berusaha bersembunyi dari dunia. Hal yang kebalikannya terjadi pada orang yang merasa percaya diri. Orang yang percaya diri akan berdiri tegak dan tegap, dengan bahu tertarik ke belakang, sambil membuat kontak mata dengan orang lain.
    • Hindari melakukan konfrontasi dengan seseorang di hadapan umum tentang rasa tidak aman. Ajak orang itu menyingkir dari keramaian sejenak untuk berbicara secara pribadi dengan Anda. Ingatlah, orang itu sendiri mungkin tidak sadar bahwa dirinya menunjukkan wujud-wujud rasa tidak aman. Beri tahu dia bahwa perilakunya telah menyebabkan beberapa kekacauan yang tidak diinginkan, dengan berkata, "Hei, aku tahu ini adalah topik yang sensitif, tapi kelihatannya banyak orang yang marah kalau kamu bersikap terlalu kompetitif. Aku nggak tahu apakah kamu sadar tentang hal itu selama ini."
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Analisis respons-respons perilaku yang muncul selama terjadi konflik.
    Mengamati orang lain menjadi defensif atau marah mungkin terasa sulit. Selain itu, terlibat dalam konflik seperti itu adalah tantangan tersendiri. Ketika seseorang berada pada posisi yakin ia perlu membela diri, ia akan menunjukkan rasa tidak amannya melalui berbagai reaksi. Amati baik-baik hal ini, maka Anda akan memahami orang itu dan motivasinya dengan lebih baik.
    • Temukan ciri-ciri dan perilaku semacam; sikap otoriter yang berlebihan (sok tahu dan menghina serta merendahkan orang lain);[20] membela diri (tidak mampu menerima masukan tanpa menganggapnya sebagai serangan pribadi);[21] sikap pasif yang ekstrem (tidak mau melawan atau mempertahankan diri sama sekali).[22]
    • Saat mengamati konflik yang terjadi, tanyakan kepada diri sendiri hal-hal berikut:
    • Apakah orang itu melampiaskan sikap defensifnya dengan melakukan kekerasan fisik? (Jika ya, laporkan orang itu kepada pihak berwajib).
    • Apakah orang itu tidak mengatakan apa pun atau setuju saja namun menunjukkan reaksi pasif-agresif setelahnya (perlawanan tak langsung terhadap permintaan Anda, misalnya dengan cara menunda-nunda)?[23]
    • Jika orang itu sedang merasa buruk tentang dirinya sendiri karena kehilangan pekerjaan, apakah ia menjadi mudah marah, mudah tersinggung, dan tidak peduli terhadap kebanyakan hal?
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Analisis respons-respons verbal yang muncul selama terjadi konflik.
    Ada banyak contoh respons verbal yang dipicu oleh rasa tidak aman yang tersembunyi. Pahamilah bahwa konsep-konsep ini tidak dapat dijadikan alasan untuk perilaku negatif. Namun, semua ini memberikan pemahaman agar Anda tetap aman, menyingkir dari situasi itu, atau menyelesaikan konflik hingga tuntas.
    • Saat mengamati aspek verbal dalam konflik yang terjadi, tanyakan kepada diri sendiri hal-hal berikut:
    • Saat merasa ditentang, apakah orang itu menyerang kelemahan Anda atau memaki-maki Anda dengan kata-kata kasar?
    • Apakah orang itu mengeluarkan respons-respons seperti, "Apa? Kamu bilang aku bodoh???" padahal Anda tidak mengatakan apa pun yang berkaitan dengan tingkat kecerdasannya?
    • Apakah orang itu menanggapi kata-kata Anda secara berbeda dari yang Anda ucapkan dan mengubah arti kata-kata Anda menjadi bentuk serangan terhadap dirinya sendiri?
    Iklan
Metode 3
Metode 3 dari 3:

Mengamati Hubungan-Hubungan Anda

Unduh PDF
  1. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 1 Pahami rasa tidak aman dalam bentuk keterlibatan pribadi.
    Kemampuan orang untuk melibatkan diri secara emosional dengan orang lain dalam sebuah hubungan sangat dipengaruhi oleh hubungan yang dimilikinya di masa kecil dengan orang yang berperan utama sebagai pengasuhnya.[24] Jika hubungannya dengan si pengasuh banyak terganggu dengan rasa tidak aman, sangat mungkin bahwa hubungan orang itu dengan pasangannya saat dewasa akan menghadapi pergumulan yang serupa. Bentuk-bentuknya sangat bervariasi, namun secara umum gaya keterlibatan emosional dalam hubungan pribadi orang dewasa terbagi dalam empat kategori. Ketahui kategori Anda atau orang yang Anda amati:[25]
    • Aman: orang itu sangat mudah melibatkan diri dengan orang lain.
    • Gugup namun terlalu banyak berpikir: orang itu ingin memiliki hubungan yang intim secara emosional dengan orang lain, tetapi yakin bahwa orang lain tidak memiliki perasaan yang sama.
    • Menghindar dan kabur: orang itu sangat mandiri dan tidak ingin mengandalkan orang lain atau diandalkan oleh orang lain sama sekali.
    • Menghindar karena takut: orang itu menginginkan kedekatan tetapi merasa tidak aman karena adanya kemungkinan tersakiti.
    • Jika Anda menemukan diri Anda di dalam salah satu kategori di atas, ada beberapa hal yang dapat Anda lakukan: mempelajari sendiri teori-teori tentang pola keterlibatan manusia dalam hubungan; mencari terapis yang ahli di bidang ini; mencari pasangan yang berada di dalam kategori aman; bergabung dalam konseling pasangan; dan membicarakan hubungan Anda.
  2. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 2 Pelajari dinamika keluarga.
    Keluarga adalah tempat Anda belajar banyak hal yang pada akhirnya dibawa hingga masa dewasa. Sebagian di antaranya adalah hal-hal yang memperkokoh hidup Anda dan sangat hebat, namun sebagian lainnya akan menjadi tantangan yang luar biasa. Sering kali, rasa tidak aman muncul dari interaksi-interaksi yang Anda pernah dan terus alami di dalam keluarga, dan bahkan memengaruhi bentuk-bentuk hubungan yang Anda cari di masa dewasa.[26]
    • Tuliskan daftar seluruh anggota keluarga inti Anda. Lalu di samping setiap nama, tuliskan hal-hal positif yang Anda miliki karena Anda mempelajarinya dari orang itu. Selanjutnya, tuliskan hal-hal yang Anda yakin berkontribusi terhadap perasaan dan perilaku negatif yang Anda miliki.
    • Contohnya, jika ayah Anda menganakemaskan kakak laki-laki Anda dan tidak melibatkan Anda dalam berbagai aktivitas hanya karena Anda seorang perempuan, akibatnya Anda akan merasa tidak pernah cukup baik. Ini tidak hanya akan memengaruhi hubungan Anda dengan ayah dan kakak laki-laki Anda, tetapi juga akan menjadi "tema" yang berlanjut dalam banyak situasi hidup Anda setelah dewasa.
  3. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 3 Lakukan eksplorasi terhadap hubungan-hubungan pertemanan Anda.
    Perbedaan terbesar di antara keluarga dan teman adalah Anda bisa memilih teman-teman Anda. Kadang-kadang, Anda akan menjadi lebih dekat dengan teman daripada dengan anggota keluarga. Rasa tidak aman dapat menjadikan hubungan pertemanan sangat sulit di saat-saat tertentu. Mengenali rasa tidak aman pada seorang teman dan menunjukkan empati kepadanya akan membantu Anda membangun hubungan pertemanan yang lebih kuat.
    • Mungkin Anda memiliki teman-teman yang memicu rasa tidak aman dalam diri Anda. Misalnya, salah satu teman Anda sangat menarik sehingga saat bersamanya ia mendapatkan begitu banyak perhatian dari orang-orang lain. Anda pun merasa terasing dan kurang menarik. Jika hal ini terjadi, hargai kualitas-kualitas diri Anda yang hebat dan berfokuslah pada hal-hal itu tanpa harus menghakimi diri sendiri.
    • Di sisi lain, jika salah satu teman Anda menunjukkan tanda-tanda rasa tidak aman, bantulah dia agar yakin kembali dan perbaiki masalahnya. Misalnya, teman Anda tidak terpilih dalam audisi teater sekolah dan mulai berkata, "Aku memang payah. Memang aku tahu aku pasti akan gagal. Ini karena hidungku terlalu pesek.." Katakan kepadanya, "Hei, kamu tidak boleh berkata seperti itu kepada dirimu sendiri. Kamu cantik dan pintar, dan kamu harus ingat bahwa teater itu mencari jenis pemeran tertentu untuk peran itu. Kamu tidak sesuai untuk peran itu, dan ini bukan berarti tidak ada peran lain yang luar biasa keren untuk kamu nantinya."
  4. How.com.vn Bahasa Indonesia: Step 4 Amati perilaku-perilaku yang bersifat merusak diri sendiri.
    Memang sulit jika Anda melihat teman Anda mengambil berbagai keputusan yang salah, yang memengaruhi dirinya dan orang-orang yang peduli kepadanya. Sayangnya, rasa tidak aman dapat menyebabkan orang melakukan hal-hal yang membutuhkan Anda atau orang lain melibatkan diri untuk membantu.
    • Jika teman Anda gemar berganti-ganti pasangan seksual, biasanya ini adalah tanda keberadaan masalah yang lebih mendasar. Orang yang menggunakan seksualitasnya sebagai cara untuk disukai oleh orang lain sangat mungkin memiliki rasa tidak aman. Teman Anda ini sangat mungkin menilai dirinya berdasarkan daya tarik seksualnya di mata orang lain, dan tidak berani dinilai sebagai pribadi manusia yang seutuhnya. Jenis perilaku ini membawa berbagai risiko masalah kesehatan, dimanfaatkan oleh orang lain, dan menurunnya rasa keberhargaan diri.
    • Rasa tidak aman juga biasa membuat orang berusaha "menyembuhkan" diri dengan alkohol dan narkoba. Mungkin, salah satu teman Anda bermabuk-mabukan demi merasa lebih percaya diri dan santai.[27] Seberapa parah teman Anda melakukan hal ini adalah masalah sebenarnya. Kecanduan adalah masalah yang sangat serius dan membutuhkan ketekunan serta bantuan profesional agar dapat diatasi. Bantu diri Anda sendiri atau teman Anda dengan menanyakan referensi terapis yang tepat pada dokter atau sahabat dekat atau anggota keluarga. Meski demikian, jika hal itu tidak memungkinkan, hubungi layanan kesehatan mental setempat untuk mencari informasi mengenai konseling yang tersedia.
  5. Step 5 "Bedah" hubungan-hubungan Anda di tempat kerja.
    Rasa tidak aman di lingkungan kerja dapat memengaruhi penghidupan Anda. Jika atasan Anda suka menghina dan merendahkan orang lain namun Anda harus menuruti instruksinya, Anda perlu waspada.[28] Mengenali rasa tidak aman pada rekan kerja akan mencegah Anda membahayakan pekerjaan. Tujuannya adalah memahami rasa tidak aman itu agar Anda dapat menghindari pembicaraan dan tindakan yang memicu dan membuat orang itu meledak.
    • Rekan kerja Anda tidak bersedia berbagi informasi dengan Anda karena ia merasa tidak aman tentang pekerjaannya. Jangan melakukan konfrontasi orang itu, tetapi temukan sumber-sumber informasi lainnya. Jika situasinya menjadi amat sangat sulit dan mengancam kelangsungan pekerjaan Anda, bicarakan masalah itu dengan atasan Anda. Hargai jalur wewenang yang ada dan mintalah sarannya untuk menangani situasi itu.
    • Mungkin Anda bekerja di perusahaan daring dan tidak pernah bertemu secara tatap muka dengan rekan-rekan kerja lainnya. Situasi ini tentu sangat membatasi Anda dalam kemungkinan mengembangkan hubungan atau kepercayaan diri bagi kelangsungan pekerjaan. Untuk melawan rasa tidak aman itu, tunjukkan kinerja yang terbaik dan biarkan hasil kerja Anda berbicara dengan sendirinya. Berfokuslah pada membangun kepercayaan diri melalui cara-cara seperti olahraga, tugas sukarelawan, atau keterlibatan dalam aktivitas-aktivitas kelompok dalam komunitas.
    Iklan

Tips

  • Perasaan tidak aman dapat dibalikkan dengan bertindak dan menghadapi ketakutan Anda, serta berpartisipasi dalam aktivitas yang membentuk perilaku baru yang percaya diri.
  • Anda boleh-boleh saja menunjukkan rasa tidak aman kepada sahabat dan anggota keluarga yang tepercaya. Membuka "rahasia" Anda dalam masalah ini akan bermanfaat dan merupakan satu langkah lebih maju dalam proses perubahan perilaku Anda menjadi lebih baik.
  • Bersikaplah peka terhadap orang lain yang memiliki perasaan tidak aman. Jika Anda melihat orang yang memiliki rasa tidak aman, jangan meributkannya karena hal itu akan membuatnya malu.
  • Praktikkan empati terhadap sesama dan perlakukan sesama sebagaimana Anda ingin diperlakukan.
  • Banyak bentuk perasaan tidak aman akan selesai sejalan dengan waktu hanya dengan membiasakan diri kepada berbagai situasi. Latihan akan membuat proses ini menjadi lebih mudah.
  • Tidak ada kata terlambat untuk mencari pertolongan yang dibutuhkan jika rasa tidak aman mengungkung Anda hingga tidak dapat menjalani kehidupan yang Anda inginkan.
  • Perubahan memang tidak pernah mudah, tetapi tetap mungkin jika Anda bersedia berusaha dan mencari cara untuk menghadapi masalah Anda.
Iklan

Peringatan

  • Jika Anda membiarkan perasaan tidak aman mengendalikan diri Anda, mungkin Anda akan terus-menerus minta maaf kepada orang lain, atau bahkan lebih buruk lagi, terpaksa menebus perilaku negatif Anda dengan harga yang sangat mahal. Hentikan diri Anda sebelum bertindak negatif kepada orang lain.
  • Jika Anda adalah korban penyiksaan fisik atau mental karena perasaan tidak aman orang lain, mintalah bantuan kepada pihak yang berwenang.
Iklan

Tentang How.com.vn ini

How.com.vn Bahasa Indonesia: Michelle Shahbazyan, MS, MA
Disusun bersama :
Pelatih Kehidupan
Artikel ini disusun bersama Michelle Shahbazyan, MS, MA. Michelle Shahbazyan adalah Pendiri The LA Life Coach, sebuah jasa pendampingan karier, keluarga, dan kehidupan di Los Angeles, California. Dia memiliki lebih dari 10 tahun pengalaman di bidang pendampingan hidup, konsultasi, seminar motivasi, dan perjodohan. Michelle mendapatkan gelar BA untuk Psikologi Terapan dan MS untuk Manajemen Teknologi dan Konstruksi Bangunan dari Georgia Tech University, dan gelar MA dalam Psikologi dengan spesialisasi Terapi Perkawinan dan Keluarga dari Phillips Graduate University. Artikel ini telah dilihat 4.594 kali.
Daftar kategori: Kesehatan Emosional
Halaman ini telah diakses sebanyak 4.594 kali.

Apakah artikel ini membantu Anda?

⚠️ Disclaimer:

Content from Wiki How Bahasa Indonesia language website. Text is available under the Creative Commons Attribution-Share Alike License; additional terms may apply.
Wiki How does not encourage the violation of any laws, and cannot be responsible for any violations of such laws, should you link to this domain, or use, reproduce, or republish the information contained herein.

Notices:
  • - A few of these subjects are frequently censored by educational, governmental, corporate, parental and other filtering schemes.
  • - Some articles may contain names, images, artworks or descriptions of events that some cultures restrict access to
  • - Please note: Wiki How does not give you opinion about the law, or advice about medical. If you need specific advice (for example, medical, legal, financial or risk management), please seek a professional who is licensed or knowledgeable in that area.
  • - Readers should not judge the importance of topics based on their coverage on Wiki How, nor think a topic is important just because it is the subject of a Wiki article.

Iklan